news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

KawalPemilu Temukan Beberapa Foto C1 Palsu Gelembungkan Suara 02

20 April 2019 12:28 WIB
comment
88
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah petugas melipat surat suara presiden dan wakil presiden Pemilu 2019 di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jakarta Barat, Selasa (19/2). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah petugas melipat surat suara presiden dan wakil presiden Pemilu 2019 di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jakarta Barat, Selasa (19/2). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Lembaga pemantau Pemilu 2019 KawalPemilu (kawalpemilu.org) membeberkan adanya indikasi perusakan data pemilu. Indikasi tersebut dibuktikan dengan adanya sejumlah foto C1 palsu yang diunggah ke server KawalPemilu.
ADVERTISEMENT
“Jadi kita sudah menemukan ada beberapa (C1 palsu). Nah ada sebanyak apa, kita rasa itu tidak banyak. Namun setidaknya kita sudah menemukan ada upaya-upaya (pemalsuan),” kata penggagas KawalPemilu, Elina Ciptadi, saat dihubungi kumparan, Sabtu (20/4).
KawalPemilu sendiri merupakan lembaga independen yang kini tengah melaksanakan real count. Namun, kini proses penghitungan menjadi terganggu lantaran banyaknya C1 palsu yang menggelembungkan salah satu paslon.
Elina menjelaskan, salah satu contoh C1 palsu yang telah timnya temukan ada di TPS 013, Bangil, Pasuruan, Jawa Timur. Di C1 palsu tersebut, pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto - Sandiaga Uno menang dengan perolehan 501 suara.
“Padahal 1 TPS kan (secara aturan) tidak boleh lebih dari 300 orang. Itu sudah ditandai sampai jumlah suara perolehan suara masing-masing paslon tidak lebih dari 300. Jadi maksudnya di kolom-kolom hitung jerami itu aja kalau kolom perolehan suara tidak mungkin lebih dari 300. Tapi ini ada yang sampai di bawahnya ada dibikinin sendiri,” jelas Elina.
ADVERTISEMENT
"Yang saya lihat di Bangil lebih dari 500 suara ke 02," lanjutnya.
Surat suara palsu yang diunggah ke Kawal Pemilu. Foto: Dok. Kawal Pemilu
Berdasarkan hasil scan C1 yang dia berikan, tampak bahwa si pengunggah membubuhkan suara dengan pulpen di bawah kotak yang telah disediakan. Padahal, berdasarkan PKPU 11 tahun 2018, diatur bahwa satu TPS tak lebih dari 300 orang.
Oleh sebab itu, kata Elina, pihaknya kini tengah melakukan kroscek terhadap angka yang dimasukkan dari scan C1. Bersamaan dengan itu, kata dia, pihaknya untuk sementara waktu menghentikan proses penghitungan.
Digitize (digitalisasi) ini untuk sementara kita hentikan, kemudian kita sisir ulang. Memastikan data kita bersih,” sambungnya.
Sistem unggah C1 di KawalPemilu sendiri bisa dilakukan oleh semua orang. Syaratnya dengan login melalui akun Facebook. Nantinya, akan ada ratusan moderator KawalPemilu yang memvalidasi hasil scan tersebut.
Tangkapan layar pelaporan terkait surat suara palsu. Foto: Dok. Istimewa
Elina pun tak memungkiri jika bisa saja ada moderator KawalPemilu yang tak sengaja memasukkan data dari scan C1 palsu. Meski dia meyakini bahwa sejauh ini proses filtering yang timnya lakukan sudah sangat ketat.
ADVERTISEMENT
“Sudah ada filtering namun tidak lepas dari human error juga. Karena yang melakukan validasi itu kan juga orang. Kita saling mengecek kerjaan teman. Biasanya satu orang validasi ada yang salah. Loh ini TPS No 5 diupload ke TPS kan bisa jadi orangnya salah upload kan. Tapi di approve. Bisa juga orangnya ngantuk sehingga enggak lihat nomor TPS-nya,” kata dia.
Adapun data yang sudah masuk di KawalPemilu hingga Sabtu (14/10) pukul 11.10 WIB mencapai 5,67 persen. Saat ini pula paslon nomor urut 02 Prabowo-Sandiaga memperoleh 50,23 persen suara. Sementara pasangan Jokowi-Ma’ruf mencapai 49,77 persen.
Terkait data itu, Elina menyebut perolehan suara yang tinggi pada Prabowo-Sandi belum tentu karena C1 palsu yang digelembungkan seperti di Bangil. Namun, kata dia, itu karena suara masuk lebih dominan dari TPS-TPS yang ada di kantong suara Prabowo-Sandi.
ADVERTISEMENT
“Data kita belum representatif. Saya belum lihat jumlah hasilnya berapa. Tapi kayaknya berbeda dikit ya. 02 sedikit lebih tinggi. Itu karena coba lihat persentase yang tercover di masing-masing provinsi, kita dapat banyak sekali upload-an dari Jabar dan Banten. Semalam saya lihat 12% untuk Banten, Jabar 8 persen,” tutupnya.