Keanggotaan Sudan di Uni Afrika Ditangguhkan Sementara

7 Juni 2019 9:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Demonstran Sudan saat memblokir jalan menggunakan batu dan membakar ban. Foto: AFP/ASHRAF SHAZLY
zoom-in-whitePerbesar
Demonstran Sudan saat memblokir jalan menggunakan batu dan membakar ban. Foto: AFP/ASHRAF SHAZLY
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Uni Afrika (UA) pada Kamis (6/6) menangguhkan keanggotaan Sudan. Kebijakan itu diambil terkait kerusuhan besar yang terjadi di Sudan telah menewaskan lebih dari 100 orang.
ADVERTISEMENT
UA sebagai organisasi multilateral negara di Afrika, di bawah tekanan besar setelah kerusuhan pecah di Sudan. Mereka diminta mengambil tindakan tegas terhadap Sudan.
Setelah melakukan sejumlah pertemuan, UA akhirnya memutuskan untuk menangguhkan keanggotaan Sudan sampai batas waktu yang belum bisa ditentukan.
"Dewan Perdamaian dan Keamanan Uni Afrika menangguhkan seluruh keikutsertaan Republik Sudan di semua aktivitas UA sampai otoritas transisi sipil terbentuk, dan lembaga itu akan menjadi satu-satunya jalan membawa keluar Sudan dari krisis," sebut pernyataan resmi UA dalam twitternya, seperti dikutip dari AFP, Jumat (7/6).
Menurut Ketua Dewan Perdamaian dan Keamanan Uni Afrika, Patrick Kapuwa, kepemimpinan militer yang berkuasa usai diktator Omar Al-Bashir dikudeta telah gagal memimpin Sudan dan mengembalikan kekuasaan ke tangan rakyat sipil.
ADVERTISEMENT
"Dewan (perdamaian dan keamanan UA) secara otomatis akan memberlakukan hukuman kepada individu dan entitas yang mencoba menghambat pembentukan otoritas sipil," ucap Kapuwa.
Kondisi Sudan memburuk usai militer Sudan menyerbu kamp demonstran. Kejadian itu menyebabkan 108 pendemo tewas.
Dewan Transisi Militer dituduh sebagai pihak yang bertanggungjawab atas serangan berdarah itu.
Sejak kudeta Presiden Al-Bashir April lalu kondisi Sudan semakin terpuruk. Warga sipil melakukan aksi duduk di depan markas militer demi meminta kekuasaan Sudan diberikan kepada warga sipil.
Aksi warga Sudan menarik perhatian dunia. Seluruh negara anggota UA bahkan mendukung para demonstran dan meminta militer untuk segera turun dari kekuasaan.