Kecupan Kening Terakhir Haeruddin Sebelum Gugur Saat Taklukkan Api

17 Juli 2018 15:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Keluarga dari Haeruddin, penakluk api dalam kebakaran Sunter, tengah berduka di Semper Barat, Jakarta Utara. (Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Keluarga dari Haeruddin, penakluk api dalam kebakaran Sunter, tengah berduka di Semper Barat, Jakarta Utara. (Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Kepala Peleton III-A Damkar Tanjung Priok, Haeruddin, gugur saat memadamkan kebakaran gudang material di Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (16/7). Ada hal yang dilakukan oleh Haeruddin, namun tak bisa dilupakan oleh sang istri, Siti Aisyah, sebelum dia berangkat memadamkan api.
ADVERTISEMENT
Malam sebelum kebakaran terjadi, Haeruddin sempat mengunjungi Aisyah di Rumah Sakit Islam Cempaka Putih. Saat itu Aisyah sedang menunggu cucunya, Raihan, yang tengah dirawat karena diare.
Suasana rumah Haeruddin, penakluk api dalam kebakaran Sunter yang tularkan semangat Damkar ke keluarga. (Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana rumah Haeruddin, penakluk api dalam kebakaran Sunter yang tularkan semangat Damkar ke keluarga. (Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan)
Haeruddin yang biasanya langsung menjenguk cucunya, malam itu lebih memilih bertemu dengan Aisyah. Saat itu, Haeruddin berusaha menguatkan Aisyah yang terlihat lemas karena setiap hari menunggu cucunya di rumah sakit.
“Sambil nyium kening saya dia bilang ‘kamu yang kuat, yang sehat, entar kalau enggak ada kamu, saya mah siapa, kamu kan sering mijitin,” kenang Aisyah saat ditemui di asrama pemadam kebakaran, Semper Barat, Jakarta Utara, Selasa (17/7).
Keluarga dari Haeruddin, penakluk api dalam kebakaran Sunter, tengah berduka di Semper Barat, Jakarta Utara. (Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Keluarga dari Haeruddin, penakluk api dalam kebakaran Sunter, tengah berduka di Semper Barat, Jakarta Utara. (Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan)
Namun, kecupan di kening Aisyah malam itu menjadi kecupan sayang dan salam perpisahan terakhir dari Haeruddin. Bahkan saat kebakaran, Aisyah hanya diberi tahu untuk berangkat ke RSUD Koja.
ADVERTISEMENT
“Kejadian kebakaran kan katanya pukul 04.00 WIB. Saya langsung dikabarin dan dijemput ke RSUD Koja,” kata Aisyah.
Upacara pelepasan jenazah Haeruddin (Foto: Moh Fajri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Upacara pelepasan jenazah Haeruddin (Foto: Moh Fajri/kumparan)
Menurut Aisyah, Haeruddin memang sosok yang berani dalam menjalankan tugas. Haeruddin selalu ikhlas dan mengabdikan dirinya sebagai pemadam kebakaran.
“Sering kasih tahu. Jangan terlalu berani, harus hati-hati jangan terlalu dekat-dekat, dia bilang ‘jiwa saya untuk Damkar, kalau mati mah itu urusan Allah’,” kata Aisyah.
Petugas Pemadam berusaha memadamkan api yang menghanguskan bangunan. (Foto: ANTARA FOTO/Amrizal)
zoom-in-whitePerbesar
Petugas Pemadam berusaha memadamkan api yang menghanguskan bangunan. (Foto: ANTARA FOTO/Amrizal)
Haeruddin meninggal karena mengalami sesak nafas dalam tugas. Ia sempat mendapat pertolongan pertama dan dilarikan ke RSUD Koja. Namun, nyawa Haeruddin tak tertolong. Sang penakluk api itu harus kembali ke sisi-Nya. Haeruddin meninggalkan dua orang anak dan seorang cucu.