Kekeringan Melanda Gunungkidul, 32.607 Keluarga Krisis Air

26 Juni 2018 3:22 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kekeringan di Gunung Kidul (Foto: BPBD)
zoom-in-whitePerbesar
Kekeringan di Gunung Kidul (Foto: BPBD)
ADVERTISEMENT
Bencana kekeringan akibat musim kemarau melanda 11 kecamatan di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sebanyak 32.607 kepala keluarga di daerah tersebut terkena dampak kekeringan.
ADVERTISEMENT
"Meskipun musim kemarau baru memasuki periode awal namun faktanya beberapa daerah mulai mengalami kekeringan," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulisnya, Senin (25/6).
Kekeringan di Gunung Kidul (Foto: BPBD)
zoom-in-whitePerbesar
Kekeringan di Gunung Kidul (Foto: BPBD)
Sebelas kecamatan terdampak yakni Girisubo sebanyak 4.572 KK, Ngelipar 1.853 KK atau 5.637 jiwa, Paliyan 6.014 KK atau 20.769 jiwa, Panggang 1.232 KK atau 4677 jiwa. Kemudian Kecamatan Purwosari sebanyak 912 KK atau 3390 jiwa, Rongkop 3820 KK atau 11.800 jiwa, Tanjungsari 3.100 KK atau 11186 jiwa, Tepus 8.232 KK atau 32.851 jiwa, Ponjong 766 KK atau 2.765 jiwa, Gedangsari 1.106 KK atau 3448 jiwa, dan Ngawen yang masih dalam tahap pendataan.
Menanggapi hal tersebut, Sutopo menjelaskan BPBD Gunungkidul telah mendistribusikan 24 tangki air bersih dengan masing-masing kapasitas 5.000 liter dalam setiap harinya. Upaya pendistribusian air bersih itu telah dilakukan sejak 4 Juni hingga saat ini.
ADVERTISEMENT
"Masyarakat kekurangan air bersih sehingga mengharapkan bantuan pengadaan air bersih," kata dia.
Selain di Gunungkidul, kekeringan juga mulai terjadi di beberapa wilayah di Jawa Timur dan Jawa Tengah. "Diperkirakan kemarau akan berlangsung hingga Oktober mendatang sehingga dapat menimbulkan berbagai masalah terkait penyediaan air bersih," jelasnya.