Keluarga Korban Minta Penjelasan: Mana Rusdi Kirana, Berdiri!

5 November 2018 13:49 WIB
Dirut Lion Air Group Edward Sirait (tengah), Pendiri dan pemilik Lion Air Rusdi Kirana (kanan) dalam konferensi pers proses evakuasi Lion Air JT-610 di Hotel Ibis, Jakarta Timur, Senin (5/11/2018). (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Dirut Lion Air Group Edward Sirait (tengah), Pendiri dan pemilik Lion Air Rusdi Kirana (kanan) dalam konferensi pers proses evakuasi Lion Air JT-610 di Hotel Ibis, Jakarta Timur, Senin (5/11/2018). (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
ADVERTISEMENT
Kekesalan keluarga korban jatuhnya pesawat Lion Air JT-610 ditumpahkan saat berlangsung konferensi pers yang menjelaskan proses evakuasi setelah musibah itu. Beberapa keluarga korban mempertanyakan sikap Manajemen Lion Air yang dianggap tidak memberikan penjelasan setelah pesawat itu jatuh.
ADVERTISEMENT
Salah satu keluarga korban sempat berbicara dengan nada suara tinggi karena merasa tidak jelasnya informasi dari Lion Air soal jumlah korban yang masih berusia anak dan bayi. Laki-laki yang tidak menyebut nama sempat membentak untuk meminta Manajemen Lion Air berdiri untuk mendengarkan pertanyaannya.
"Mana Pak Rusdi Kirana dari Lion Air, berdiri!" bentak laki-laki itu dalam konferensi pers di Hotel Ibis Sentral Cawang, Jalan MT Haryono, Jakarta Timur, Senin (5/11). Rusdi Kirana selaku pemilik Lion Air yang kini menjadi Dubes RI untuk Malaysia dan jajarannya kemudian berdiri.
Dirut Lion Air Group Edward Sirait (kiri), Pendiri dan pemilik Lion Air Rusdi Kirana (kanan) dalam konferensi pers proses evakuasi Lion Air JT-610 di Hotel Ibis, Jakarta Timur, Senin (5/11/2018). (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Dirut Lion Air Group Edward Sirait (kiri), Pendiri dan pemilik Lion Air Rusdi Kirana (kanan) dalam konferensi pers proses evakuasi Lion Air JT-610 di Hotel Ibis, Jakarta Timur, Senin (5/11/2018). (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Keluarga korban Lion Air JT 610 doa bersama saat konferensi pers proses evakuasi Lion Air JT 610 di Hotel Ibis, Jakarta, Senin (5/11/2018). (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Keluarga korban Lion Air JT 610 doa bersama saat konferensi pers proses evakuasi Lion Air JT 610 di Hotel Ibis, Jakarta, Senin (5/11/2018). (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Laki-laki yang mengenakan kaus putih itu mempertanyakan data penumpang Lion Air. Pasalnya, dalam data itu hanya tertulis ada dua bayi dan satu anak yang terbang dalam pesawat JT-610.
ADVERTISEMENT
"Untuk anak kelurga saya saja ada tiga, kami ada dua keluarga, satu keluarga Wahyu Ardila bawa anak Jerdan umur 4 tahun terus keluarga lain ada dua anak lagi," sebutnya.
Menanggapi permintaan soal kejelasan data penumpang, perwakilan Lion hanya menjanjikan akan mencari tahu.
Sedangkan Kapusdokkes Polri Brigjen Arthur Tampi menyebutkan, ada jenazah bayi yang sudah dievakuasi ke Rumah Sakit Polri. Hanya saja, dalam pemeriksaan sementara, belum ada sampel DNA yang cocok dengan jenazah itu.
Arthur menyatakan, proses pencocokan sampel DNA untuk jenazah bayi itu akan berlangsung paling cepat selama empat hingga delapan hari. Jika dengan semua sampel DNA yang ada belum ada kecocokan, tim DVI akan mencari sampel DNA lain hingga jenazah itu teridentifikasi.
ADVERTISEMENT