Kemeriahan Festival Cokelat Pertama di Banyuwangi

12 Mei 2018 16:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kemeriahan Festival Cokelat di Banyuwangi (Foto: Achmad Rafiq/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kemeriahan Festival Cokelat di Banyuwangi (Foto: Achmad Rafiq/kumparan)
ADVERTISEMENT
Mengunjungi daerah Banyuwangi, Jawa Timur, tidak hanya dikenal Kawah Ijen hingga Taman Nasional Baluran. Selain objek wisatanya yang menarik, Banyuwangi juga memiliki aset alam yang luar biasa, yakni cokelat.
ADVERTISEMENT
kumparan (kumparan.com) mendapatkan kesempatan untuk hadir pada pagelaran Festival Cokelat pertama yang digelar di Kampung Doesoen Kakao, Glenmore, Banyuwangi, Jawa Timur.
Untuk menuju Kampung Doesoen Kakao, dibutuhkan perjalanan kurang lebih satu jam dari pusat kota Banyuwangi. Sepanjang perjalanan menuju kampung Doesoen Kakao, pengunjung akan disajikan berbagai keindahan alam.
Kemeriahan Festival Cokelat di Banyuwangi. (Foto: Achmad Rafiq/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kemeriahan Festival Cokelat di Banyuwangi. (Foto: Achmad Rafiq/kumparan)
Pada Festival Cokelat tersebut, sejumlah penari perempuan itu terlihat begitu kompak melakukan Tari Petik Cokelat. Tari itu memperlihatkan bagaimana cara memanen cokelat, salah satunya yang ada di Kecamatan Glenmore.
Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, pun membuka langsung Festival Cokelat yang dihadiri ribuan warga Banyuwangi, untuk menikmati rasa cokelat yang telah dikirim ke sejumlah negara di Eropa. Sedikitnya, ada 3.600 gelas cokelat hangat yang disediakan untuk masyarakat secara cuma-cuma alias gratis.
ADVERTISEMENT
"Sebenarnya ini gagasan yang menurut kami penting. Orang Scotland-lah yang memberi nama Glenmore," ujar Anas di sela pembukaan Festival Cokelat, di Kampung Doesoen Kakao, Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (12/5).
Kemeriahan Festival Cokelat di Banyuwangi (Foto: Achmad Rafiq/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kemeriahan Festival Cokelat di Banyuwangi (Foto: Achmad Rafiq/kumparan)
Bahkan kata Anas, banyak penduduk asli Kampung Doesoen Kakao yang belum pernah mencicipi cokelat hasil produksi mereka. Padahal, cokelat tersebut sudah dikirim ke sejumlah negara, mulai dari Jepang, Jerman, Perancis, Italia, Amerika Serikat, Malaysia, hingga Singapura.
"Mereka setiap hari ini membuat cokelat. Tapi, mereka hanya membawa cokelat itu ke Swiss dan Eropa. Sedangkan mereka penduduk asli sini, belum pernah cobain ini," kata Bupati Anas.
"Festival ini untuk mengenalkan bahwa cokelat yang paling enak salah satunya ada di Glenmore, Banyuwangi. Di mana, di Glenmore ada penghasil cokelat terbaik dengan rasa dan karakteristiknya yang unik dan berbeda," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Bupati Anas bersama jajaran pemerintahan setempat, Presiden Komisaris kumparan Budiono Darsono, dan Pemimpin Redaksi kumparan Arifin Asydhad serta tamu undangan lainnya, kemudian sama-sama membelah buah cokelat besar yang berisi potongan cokelat kecil-kecil hasil produksi warga di Kampung Doeson Kakao. Cokelat itu kemudian ditebar kepada warga yang hadir pada acara tersebut.
Kemeriahan Festival Cokelat di Banyuwangi (Foto: Achmad Rafiq/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kemeriahan Festival Cokelat di Banyuwangi (Foto: Achmad Rafiq/kumparan)
Tak hanya itu, festival ini juga menyajikan sejumlah hasil karya warga setempat yang semuanya menggunakan bahan dasar cokelat. Mulai dari singkong, hingga ubi yang semua diramu begitu cantik dan enak dengan bahan dasar cokelat.
Setelah berjalan-jalan melihat sejumlah hasil tangan kreatif warga setempat yang mengolah cokelat menjadi hidangan yang berbeda dan unik, kami melihat-lihat kebun cokelat hingga pabrik pengolah cokelat yang berada di kecamatan Glenmore.
Hamparan biji cokelat di Banyuwangi (Foto: Achmad Rafiq/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Hamparan biji cokelat di Banyuwangi (Foto: Achmad Rafiq/kumparan)
Sebelum menutup perbincangannya, Anas juga menyampaikan bahwa produksi cokelat ini bisa terus dikembangkan hingga dibuatkan museum cokelat. Sehingga anak-anak dan pengunjung yang datang ke Kampung Doesoen Kakao bisa belajar soal sejarah cokelat.
ADVERTISEMENT
"Festival ini juga digagas sebagai cara kami bertemu mereka (warga). Bagaimana kesenian ditampilkan, dan ini jadi bagian edukasi yang kami rancang berupa festival," tutup Anas.
Kemeriahan Festival Cokelat di Banyuwangi (Foto: Achmad Rafiq/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kemeriahan Festival Cokelat di Banyuwangi (Foto: Achmad Rafiq/kumparan)