Kemlu Berupaya Selamatkan WNI Sandera Abu Sayyaf yang Minta Dibebaskan

5 Januari 2019 16:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kemlu, Lalu Muhamad Iqbal (Foto: Andreas Gerry Tuwo/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kemlu, Lalu Muhamad Iqbal (Foto: Andreas Gerry Tuwo/kumparan)
ADVERTISEMENT
Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) membenarkan video yang memperlihatkan Warga Negara Indonesia (WNI) yang menangis dan meminta untuk segera diselamatkan itu adalah Samsul Sangunim, salah satu WNI yang diculik oleh kelompok Abu Sayyaf 11 September 2018 lalu.
ADVERTISEMENT
“Video yang beredar di Malaysia adalah salah satu sandera WNI yang diculik di Pulau Gaya, Semporna, Malaysia, 11 September 2018. WNI dalam video diculik bersama WNI lainnya atas nama Usman Yunus yang sudah lebih dahulu dibebaskan pada Desember 2018,” kata Dirjen Perlindungan WNI Kemenlu Lalu Muhmmad Iqbal dalam keterangan yang diterima kumparan, Sabtu (5/1).
Di dalam video tersebut, Samsul terlihat menangis dan berteriak meminta tolong untuk segera diselamatkan dari kelompok separatis asal Filipina itu. “Tolong saya bos, tolong saya,” sebut Samsul dalam video tersebut, dikutip dari The Star, Jumat (4/1).
Menurut Iqbal, video semacam ini sudah beberapa kali disebarluaskan oleh penyandera sejak melancarkan aksi untuk pertama kalinya di tahun 2016.
ADVERTISEMENT
“Sejak penyanderaan WNI pertama kalinya tahun 2016, penyebaran video semacam ini sudah beberapa kali dilakukan oleh penyandera,” kata Iqbal.
Tentara bagikan foto buronan anggota Abu Sayyaf. (Foto: Reuters//Marconi B. Navales)
zoom-in-whitePerbesar
Tentara bagikan foto buronan anggota Abu Sayyaf. (Foto: Reuters//Marconi B. Navales)
Pemerintah Indonesia pun tidak akan diam. Merespons hal ini, Iqbal menyebut pemerintah Indonesia akan segera berupaya membebaskan WNI yang masih disandera di Filipina Selatan.
“Pemerintah terus melakukan upaya-upaya pembebasan terhadap 3 WNI yang saat ini masih disandera di Filipina Selatan dengan menggunakan seluruh aset yang dimiliki di Indonesia maupun di Filipina,” kata Iqbal.
“Dalam proses tersebut, keselamatan sandera selalu menjadi perhatian utama,” sambungnya lagi.
Sejak tahun 2016 hingga November 2018, tercatat sebanyak 34 WNI disandera di Filipina Selatan. Usman Yunus dan Samsul Sanguni termasuk dua diantaranya.
Usman Yunus dan Samsul Sangunim merupakan Anak Buah Kapal (ABK) yang diculik oleh kelompok bersenjata di perairan dekat Pulau Gaya, Samporna, Sabah, pada 11 September 2018. Usman Yunus baru berhasil di bebaskan 7 Desember 2018 lalu setelah berada dalam penyanderaan selama 2 bulan 26 hari.
ADVERTISEMENT