Kenalkan, Para Perempuan Tangguh Satgas Srikandi Polresta Depok

7 Mei 2018 10:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Meningkatnya tindak kejahatan pada anak dan perempuan di Kota Depok yang mencapai 300 perkara setiap tahunnya membuat Polresta Depok membentuk Tim Satuan Tugas Perlindungan Anti Kekerasan Korban Anak dan Wanita (Tim Satgas Srikandi), pada tahun 2016.
ADVERTISEMENT
Tim Satgas Srikandi terdiri dari sembilan orang polisi wanita, yakni Ipda Nurull Kamila Wati sebagai Katim Srikandi, Ipda Tamar Bekti sebagai Wakatim Srikandi, Bripda Novi Andrayani sebagai anggota Srikandi, Bripda Riri Aryani sebagai anggota Srikandi, Bripda Dameria Yolanda sebagai anggota Srikandi, Bripda Kartika Dwi sebagai anggota Srikandi, Bripda Retno Murti sebagai anggota Srikandi, Bripda Risna Rentua sebagai anggota Srikandi dan Bripda Melati Adha sebagai anggota Srikandi.
Satgas Srikandi Polwan Tangguh Polresta Depok (Foto: Retno Wulandhari Handini/kumparan)
Saat ditemui kumparan (kumparan.com), di Polres Depok, Ketua Tim Satgas Srikandi, Ipda Nurull Kamila Wati menjelaskan tim Satgas Srikandi ini dibentuk untuk menghilangkan tindak kejahatan anak dan perempuan di Depok.
"Dari 300 perkara itu kan otomatis setiap hari kita menerima laporan mengenai perkara kejahatan terhadap perempuan maupun anak. Sehingga akhirnya saat itu dibentuklah Srikandi yang anggotanya terdiri dari polisi wanita," ujar Nurul kepada kumparan, Kamis (2/4).
Satgas Srikandi penyuluhan ke sekolah. (Foto: Marissa Krestianti/kumparan )
Satgas Srikandi ini melakukan berbagai macam tugas seperti melakukan penyididikan sebuah kasus, melakukan edukasi ke sekolah, melayani konsultasi, memberi pelayanan kepada masyarakat hingga melakukan razia.
ADVERTISEMENT
"Kita semua selalu ada pembagian tugasnya. Kayak tadi itu ada yang ke tempat penemuan bayi, ke sosialisai sekolah, ada juga anggota melakukan penyidikan jadi kita sebisa mungkin semua pekerjaan bisa kita laksanakan dengan baik dengan pembagian anggota secara profesional," tuturnya.
Tim Satgas Srikandi. (Foto: dok. Bripda Dameria Yolanda)
Nurul mengungkapkan kasus yang banyak ditangani oleh Satgas Srikandi adalah pencabulan terhadap anak yang dilakukan oleh orang tua maupun orang dewasa lainnya. Namun tak jarang juga banyak anak di bawah umur yang melakukan sodomi kepada sesama temannya.
Para korban dan pelaku pencabulan yang terdiri dari anak-anak ini biasanya ditangani oleh tim Satgas Srikandi dengan cara diberi edukasi dan juga diterapi oleh psikolog sampai masa penyembuhan. Tak hanya itu, anak juga akan di rehabiitasi di panti sosial dalam beberapa waktu.
ADVERTISEMENT
"Misal kalau pelaku umur 14 tahun itu, ada di UU anak, jadi ada namanya sistem preadilan pidana anak kemudian kita melaksanakan diversi terhadap pelaku anak tersebut. Namun memang ada keputusan anak tersebut untuk di rehabilitas di panti sosial," ujarnya.
Tim Satgas Srikandi. (Foto: dok. Bripda Dameria Yolanda)
Tim Srikandi juga akan membantu anak-anak yang kurang mampu untuk bersekolah. Mereka akan mengusahakan anak-anak yang tidak bersekolah agar mendapat bantuan.
"Misalnya mereka yang ngamen tidak sekolah disuruh orang tuanya karena enggak mampu, kita pasti tangani, kita akan carikan bantuan untuk mereka sekolah," jelasnya.
Untuk mengurangi tindak kejahatan pada anak, polisi wanita ini juga melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah dengan mensosialisasikan kejahatan apa saja yang sering terjadi terhadap anak.
ADVERTISEMENT
"Kita sosialisasi mereka dengan cara yang menyenangkan, biar mereka tertarik untuk mendengarkan kita dan memahami apa yang kita sampaikan, seperti kita lakukan tanya jawab dan jika yang berani menjawab kita kasih hadiah cokelat," pungkasnya.