Kepala BNPT Sebut Ba’asyir Menolak Deradikalisasi Selama di Penjara

24 Januari 2019 13:11 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kuasa hukum capres Joko Widodo dan Ma'ruf Amin, Yusril Ihza Mahendra (kanan) mengunjungi narapidana kasus terorisme Abu Bakar Ba'asyir di Lapas Gunung Sindur. (Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya)
zoom-in-whitePerbesar
Kuasa hukum capres Joko Widodo dan Ma'ruf Amin, Yusril Ihza Mahendra (kanan) mengunjungi narapidana kasus terorisme Abu Bakar Ba'asyir di Lapas Gunung Sindur. (Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius mengatakan, Abu Bakar Ba’asyir sama sekali tidak mau menerima materi deradikalisasi oleh tim assesment selama berada di penjara. Bagi Ba’asyir, program deradikalisasi bertentangan dengan ideologinya.
ADVERTISEMENT
“Untuk pembebasan tahanan baik itu narkoba, napiter, kita BNPT adalah bagian dari tim assesment. Ada program deradikalisasi yang kita terapkan pada napi terorisme. Tapi ada juga orang-orang yang hardcore itu tidak mau melaksanakan program deradikalisasi,” kata Suhardi di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (24/1).
“Hardcore, sama sekali mereka (Ba’asyir) tidak mau ikut itu, karena kan bertentangan (dengan ideologinya). Hardcore sama sekali enggak mau. Tapi yang lainnya, napiter masih ikut untuk ikut memberikan pencerahan,” imbuhnya.
Kuasa hukum capres Joko Widodo dan Ma'ruf Amin, Yusril Ihza Mahendra (kanan) mengunjungi narapidana kasus terorisme Abu Bakar Ba'asyir di Lapas Gunung Sindur. (Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya)
zoom-in-whitePerbesar
Kuasa hukum capres Joko Widodo dan Ma'ruf Amin, Yusril Ihza Mahendra (kanan) mengunjungi narapidana kasus terorisme Abu Bakar Ba'asyir di Lapas Gunung Sindur. (Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya)
Suhardi mengaku, BNPT sudah berupaya melibatkan ulama-ulama untuk meluruskan pandangan Ba’asyir, namun tak berhasil.
“Kita gunakan ulama untuk mengajak diskusi para napiter untuk menyadarkan ‘eh ajaran kamu sebenarnya begini menurut agama’. Biasanya kita kirim ulama yang lebih tinggi ilmunya. Jangan yang di bawah, di bawah nanti malah diajarin,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, lanjut Suhardi, dari sisi kemanusiaan, BNPT juga telah memberikan pendampingan khusus kepada Ba’asyir karena yang bersangukutan sudah berumur.
“tu kan ada pendampingnya, asistennya selama di situ kita berikan khusus. Kemudian kita mudahkan kalau akses kesehatan,” ujar Suhardi.
Meski begitu, lanjut dia, jika Ba’asyir bebas nanti, BNPT tetap akan melakukan monitoring secara periodik. Hal itu untuk mengantisipsi kemungkinan Ba’asyir kembali melibatkan diri dalam aksi teror.
“Untuk pembebasan bersyarat kita lakukan evaluasi periodik, itu ada tim assessment dan kami bagian dari tim assessment itu. Kita turunkan tim lengkap, itu periodek kita lakukan apalagi kalau orang mau mengajukan pembebasan bersyarat. Ini yang kita kerjakan,” jelas Suhardi.
Meski begitu, Suhardi tak menampik jika Ba’asyir bebas nanti bisa jadi akan ada sel-sel terorisme baru yang akan tumbuh dan bergerak kembali untuk melancarkan aksi terorisme. Namun, dia meyakini, pertimbangan pemerintah untuk membebaskan Ba’asyir sudah matang dengan pemetaan ke depan.
ADVERTISEMENT
“Macam-macamlah pandangan. Yang lain aja kan macam-macam masyarakat melihat itu semua. Tapi gini, yang penting bagaimana yang terbaik sudah diberikan penjelasan ole Bapak Presiden, Menkumham, Menko Polhukam, sudah melihat itu semuanya,” tutupnya.