Kerusuhan di Rutan Mako Brimob Bukan Kali Pertama Terjadi
ADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kerusuhan antara napi terorisme dengan anggota Brimob pecah di Mako Brimob , Kelapa Dua, Depok, sekitar pukul 22:30, Selasa (8/5) malam. Diduga para napi melakukan perlawanan ketika seorang anggota Brimob membawa salah satu napi ke dalam rutan.
ADVERTISEMENT
Saat itu kerusuhan bermula sekitar pukul 16.00 WIB ketika anggota Densus 88 melakukan pemeriksaan di sel-sel napi dan menyita sejumlah telepon genggam di kamar A5 dan C5. Empat ponsel tersebut diketahui milik tahanan bernama Juhanda, Saulihun, Kairul Anam, dan Jumali.
Napi yang tidak terima ponsenya disita justru melawan dan memancing keributan terhadap petugas dengan melontarkan ucapan provokasi.
"Saat pemeriksaan tersebut, salah satu tahanan ada yang tidak terima dan mancing-mancing petugas dengan ucapan macam-macam," kata Karo Penmas Mabes Polri kala itu, Brigjen Pol. Rikwanto.
Kemudian, lanjut Rikwanto, salah seorang petugas piket terpancing ucapan tahanan itu. Bahkan tahanan tersebut berupaya memprovokasi tahanan lainnya dengan mengucapkan takbir cukup keras.
ADVERTISEMENT
Karena situasi yang tidak kondusif, petugas selanjutnya melepaskan tembakan ke atas. Tembakan tersebut merupakan peringatan ke para tahanan.
Akibat kerusuhan tersebut sejumlah fasilitas yang ada di rutan mengalami kerusakan. "Seperti pintu sel tahanan di jebol, pintu pagar lorong blok, kaca jendela (dirusak)," ujarnya.
Kerusuhan yng terjadi di Mako Brimob sejak malam tadi masih dijaga ketat oleh anggota Brimob bersenjata lengkap. Dari informasi yang dihimpun kumparan (kumparan.com) sebanyak empat orang anggota Brimob menjadi korban atas kerusuhan tersebut. Para korban menderita luka memar dan sobek dibagian kepala.
Tidak hanya itu, di kalangan wartawan sempat beredar foto-foto yang menunjukan para napi yang sedang memegang senjata laras panjang. Namun, Karo Penmas Mabes Polri, Brigjen Pol.M. Iqbal meminta masyarakat tidak mudah mempercayai foto-foto yang berkembang di media massa.
ADVERTISEMENT
"Bahwa foto dan informasi yang beredar jangan mudah dipercaya. Mari kita saring dulu sebelum memvonis (foto dan video) itu benar,” kata Iqbal di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Rabu (9/5).