Kiai NU Dorong Cak Imin Jadi Capres Jika Gagal Jadi Cawapres Jokowi

10 Juni 2018 18:21 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jokowi dan Muhaimin Iskandar (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan,  Biro Pers Setpres.)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi dan Muhaimin Iskandar (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan, Biro Pers Setpres.)
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar masih gencar mempromosikan dirinya sebagai calon Wakil Presiden (cawapres) Joko Widodo pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Hal ini dilakukan untuk melaksanakan amanat dari para kiai yang mendukungnya.
ADVERTISEMENT
Ia menjelaskan, para kiai NU memintanya untuk menjadi cawapres Jokowi. Namun jika gagal, mereka memintanya maju sebagai calon presiden (capres).
“Saya sendiri juga banyak kiai yang bisikin bahwa kalau Pak Jokowi enggak ngambil saya, para kiai menyarankan lebih baik saya nyapres dari pada cawapres,” ujar Cak Imin di Taman Ismail Marzuki, Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat, Minggu (10/6).
Ia menambahkan jika menjadi cawapres hanya melengkapi. Ketika menjadi capres, perjuangannya menjadi lebih utuh lagi.
“Ya sekalian perjuangannya lebih utuh lagi (kalau capres). Kalau cawapresckan melengkapi yang ada. Kiai-kiai berharap ya, tapi kalau ini enggak bisa bareng-bareng ya merintis lagi, daripada merintis lagi, tawarin lebih besar (capres),” ujarnya.
Meski begitu, Cak Imin hingga kini masih berupaya keras agar bisa menjadi cawapres dari Jokowi di 2019. Menurut dia, para kiai ingin dirinya melengkapi kekurangan dari Jokowi.
ADVERTISEMENT
“Saya memaknai karena para kiai melihat apa yang dilakukan Pak Jokowi ibarat botol butuh tutupnya. Ibarat pekerjaan yang sudah membaik butuh penyempurnaannya. Ibarat teknokrat butuh leader yang menutup dan melengkapinya. Jadi lebih suara batin ulama untuk menyempurnakan dari yang ada, menutupi lubang-lubang yang kurang, yang selama ini ada,” jelas Cak Imin.
“Apalagi di tengah persatuan dan kesatuan yang terkoyak ancaman radikalisme dan fundamentalis yang tinggi, hanya kiai dan ulama yang saya ikuti,” tutupnya.