Kiprah AR Baswedan, Kakek Anies Baswedan yang Terima Gelar Pahlawan

8 November 2018 16:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
AR Baswedan (Foto: Wikimedia.org)
zoom-in-whitePerbesar
AR Baswedan (Foto: Wikimedia.org)
ADVERTISEMENT
Peringatan Hari Pahlawan yang jatuh pada tanggal 10 November tinggal menghitung hari. Pada hari ini, Kamis (8/11), Presiden Joko Widodo menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada beberapa orang yang berjasa bagi Indonesia. Abdurrahman (AR) Baswedan salah satunya.
ADVERTISEMENT
Dihimpun dari berbagai sumber, kakek dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan penyidik senior KPK Novel Baswedan, itu lahir di Ampel, Surabaya, pada 11 September 1908. Pria keturunan Arab ini memiliki 11 anak dan 45 cucu dari perkawinannya dengan Berkah Ganis. Sebelumnya, AR Baswedan juga pernah menikah dengan wanita bernama Sjaichun, namun pada tahun 1948 Sjaichun meninggal dunia.
Di usia mudanya, AR Baswedan menekuni bidang jurnalistik, sastra, dan juga politik. Tak hanya itu saja, AR Baswedan juga berkarier sebagai diplomat dan mubalig. Kala itu AR Baswedan, menjadi salah satu diplomat pertama Indonesia yang berhasil mendapatkan pengakuan de jure dan de facto pertama bagi eksistensi Republik Indonesia dari Mesir.
ADVERTISEMENT
Saat berkecimpung di dunia jurnalistik, Baswedan pernah menulis di surat kabar harian Semarang bernama 'Matahari' tentang Indonesia keturunan Arab dengan ajakan untuk sama-sama berjuang mempersatukan Indonesia. Tak lama setelah ia menuliskan itu, berdirilah Partai Arab Indonesia dan terpilihlah ia sebagai ketua dari partai tersebut.
Tahun 1932, Baswedan terdaftar menjadi anggota redaksi harian Tionghoa Melayu yang berada di Surabaya dengan nama 'Sin Tit Po'. Karena tulisannya yang tajam, AR Baswedan dipromosikan oleh pimpinan redaktur, Liem Koen Hian, untuk menjadi redaktur di media cetak tersebut. Kiprahnya di dunia jurnalistik tak diragukan lagi, ia juga menduduki beberapa jabatan di beberapa media cetak saat itu.
Tercatat, AR Baswedan pernah menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha dan Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), anggota Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BP-KNIP), anggota parlemen dan anggota dewan konstituante. Pada 1946 - 1947 dia menjadi Wakil Menteri Penerangan Indonesia ke-2.
ADVERTISEMENT
Jiwa nasionalisme sebagai pejuang bangsa yang dimilikinya, membuat AR Baswedan mendapatkan beragam penghargaan atas konstribusinya. Penghargaan itu di antaranya pada 1970 negara mengakui AR Baswedan sebagai salah seorang perintis kemerdekaan. Hingga pada hari ini negara memberikan anugerah Pahlawan Nasional kepada AR Baswedan atas jasa-jasanya dalam kemerdekaan Indonesia.
AR Baswedan dikenal dengan sosok yang sederhana. Hingga akhir hayatnya ia tak memiliki rumah. Salah satu harta mewahnya hanya sebuah mobil tua pemberian dari Adam Malik, wakil presiden saat itu. Ia juga menolak untuk dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.
Di usia ke-77 pada 16 Maret 1986, Baswedan menutup usia. Sesuai wasiatnya, ia dimakamkan di TPU Tanah Kusir.