Kiprah Prabowo di Pilpres: Ambisi Keempat Sang Eks Danjen Kopassus

17 April 2019 13:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Calon presiden Prabowo Subianto di TPS 041 RT 02/09, Kampung Curuk, Hambalang, Kabupaten Bogor, Rabu (17/4). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Calon presiden Prabowo Subianto di TPS 041 RT 02/09, Kampung Curuk, Hambalang, Kabupaten Bogor, Rabu (17/4). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Pilpres 2019 menjadi ajang pesta demokrasi ketiga yang diikuti Prabowo Subianto. Kali ini, Ketum Partai Gerindra itu kembali mencalonkan diri sebagai capres, seperti di Pilpres 2014 lalu.
ADVERTISEMENT
Capres 02 tersebut kini didukung lima partai, Partai Gerindra, Partai Demokrat, PKS, PAN, dan Partai Berkarya. Prabowo dalam Pilpres 2019 ini menggandeng cawapres 02 Sandiaga Uno yang sebelumnya menjabat Wakil Gubenur DKI Jakarta.
Rekam jejak Prabowo di kontestasi pilpres mulai tercatat tahun Pilpres 2004. Ketika itu, Prabowo yang masih menjadi kader Partai Golkar mencoba peruntungan menjadi capres melalui konvensi partai berlambang Pohon Beringin itu.
Akan tetapi dalam konvensi itu Prabowo gagal. Golkar memilih mengusung Wiranto sebagai capres dengan Salahuddin Wahid sebagai cawapres.
Prabowo kemudian memilih membangun jaringan tani hingga akhirnya ditunjuk menjadi Ketum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) 2004. Selanjutnya, tahun 2008, ia mendirikan Partai Gerindra dan menjadi ketua dewan pembina.
Capres no urut 02 Prabowo Subianto (tengah) saat menyapa pendukungnya di Banten. Foto: Dok. Tim Media Prabowo Subianto
Di tahun 2009, Prabowo kembali mencoba peruntungan di gelanggang pilpres. Ia menjadi cawapres Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri. Akan tetapi pasangan yang dikenal MegaPro itu kalah dari pasangan petahana Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono.
ADVERTISEMENT
Tetapi Prabowo tak menyerah. Pada Pilpres 2014, Prabowo maju sebagai capres dengan menggandeng Ketum PAN Hatta Rajasa sebagai cawapresnya. Pada pemilu ini, Prabowo berhadapan dengan Joko Widodo (Jokowi), sosok yang sebelumnya diusung Gerindra dan PDIP menjadi Gubernur DKI.
Prabowo kembali menelan kekalahan di pilpres. Ia kalah dari pasangan Jokowi-Jusuf Kalla. Meski demikian, Gerindra berhasil meraih suara yang signifikan di parlemen dengan menduduki peringkat ketiga di bawah PDIP dan Golkar.
Dua kali harus menerima kekalahan di pilpres tak menyurutkan niatan Prabowo memimpin Indonesia. Ia kembali maju sebagai capres di Pilpres 2019. Ia disokong Gerindra, Demokrat, PKS, dan PAN.
Cerita panjang mewarnai pencalonan Prabowo tahun ini. Sejumlah aktivis aksi 212 mengambil peranan dalam memilih cawapres untuk Prabowo. Yakni melalui forum ijtima ulama yang menyodorkan dua nama sebagai cawapres mantan Danjen Kopassus itu, yakni politikus PKS Salim Segaf Al-Jufri dan Ustaz Abdul Somad.
Prabowo Subianto, Zulkifli Hasan, Fadli Zon, Ustaz Alkhattat, Priyo Budisantoso, dan sejumlah ulama ijtima ulama ke-2. Foto: Mirsan Simamora/kumparan
Selain kedua tokoh itu, ada nama lain yang sempat digadang-gadang menjadi cawapres Prabowo. Di antaranya mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo, Gubernur DKI Anies Baswedan, hingga Komandan Kogasma Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi pada 9 Agustus 2018, sebelum hari terakhir pendaftaran Pilpres 2019, Prabowo bersama partai koalisi Adil dan Makmur membuat kejutan. Mereka memilih Sandiaga Uno yang saat itu menjabat Wagub DKI sebagai cawapres untuk mendampingi Prabowo.
"Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) telah memutuskan dan memberi kepercayaan kepada saya, Prabowo Subianto dan saudara Sandiaga Salahudin Uno untuk maju sebagai calon Presiden dan calon Wakil Presiden Republik Indonesia masa bakti 2019-2024," ucap Prabowo di kediamannya, Jalan Kertanegara, Jakarta, Kamis (9/8).
Usai melalui sejumlah lobi, Prabowo kemudian mendapatkan sokongan tambahan dari Partai Demokrat. Dukungan juga untuk Prabowo bertambah dengan bergabungnya Partai Berkarya yang digawangi Keluarga Cendana, Titiek Soeharto dan Tommy Soeharto.
Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandi di pengundian dan penetapan nomor urut pasangan calon presiden dan wakil presiden pemilihan umum tahun 2019 di KPU. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Pasangan Prabowo-Sandi pun melenggang ke kontestasi Pilpres 2019 dengan nomor urut 02. Prabowo-Sandi bertarung dengan pasangan nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf Amin.
ADVERTISEMENT
Di masa kampanye Pilpres 2019, Prabowo dan Sandi berbagi tugas untuk berkampanye. Sandi yang ditonjolkan sebagai sosok muda lebih aktif berkampanye daripada Prabowo.
Dua acara yang disebut Pidato Kebangsaan Prabowo mewarnai kampanye paslon 02. Pidato kebangsaan pertama diselenggarakan di Plenary Hall, Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, pada 14 Januari. Sedangkan, pidato kebangsaan sebagai penutup kampanye diadakan di Dyandra Convention Hall, Surabaya, pada 12 April.
Menjelang akhir masa kampanye, Prabowo mendapatkan kembali dukungan dari sejumlah tokoh. Mulai dari Ustaz Abdul Somad, KH Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym, hingga mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo.
Dukungan dari UAS dan Aa Gym ditampilkan pihak Prabowo-Sandi melalui sebuah video. Sedangkan, Gatot Nurmantyo tampak memberikan dukungan saat menghadiri Pidato Kebangsaan Prabowo di Surabaya.
ADVERTISEMENT
Kini, Prabowo dan Sandi tinggal menerima keputusan jutaan rakyat Indonesia yang telah menggunakan hak pilihnya pada 17 April.
-------------------------
Bila Anda memiliki informasi menarik seputar Pemilu 2019 di daerah anda, mari berbagi cerita dengan kumparan. Kirim informasi menarik Anda ke email [email protected]
Poster Pemilu 2019. Foto: kumparan