Kisah Cakni, Tukang Bangunan di Blitar yang Dirikan Rumah Baca Anak

28 Februari 2018 15:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rumah Baca Cakni (Foto: FB @Cakni Rumba Kih)
zoom-in-whitePerbesar
Rumah Baca Cakni (Foto: FB @Cakni Rumba Kih)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Membatu sesama lewat sedekah buku dari masyarakat merupakan perbuatan mulia. Itulah yang menjadi dasar terbentuknya rumah baca yang didirikan oleh Cakni, pria asal Dusun Gentor Rt 03/ Rw 04, Kelurahan Candirejo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.
ADVERTISEMENT
Cakni sudah mendirikan rumah baca yang ia namai 'Kedai Ilmu Harmoni' sejak tujuh tahun lalu, tepatnya pada tahun 2001. Rumah baca tersebut ia buat di dalam rumahnya, dengan memanfaatkan sebuah ruangan berukuan 3x3 meter. Menurutnya, dalam ruang baca itu sudah terdapat lebih dari 1000 buku yang bisa dibaca oleh warga sekitar yang berkunjung, dari anak-anak hingga orang dewasa.
Seperti yang terlihat dalam setiap unggahan Cakni di akun Facebook miliknya @CakniRumbaKih. Hampir setiap aktivitas yang dilakukan dalam rumah baca selalu diabadikannya. Berbagai jenis buku bacaan tersedia dalam rumah baca tersebut, mulai dari bacaan anak-anak, pertanian organik, panduan memasak, kerajinan, novel, dan masih banyak lagi.
Saat dihubungi kumparan (kumparan.com), Rabu (28/2), Cakni mengaku, ia tak hanya membuka rumah baca di tempat tinggalnya, tetapi juga membuat perpustakaan keliling menggunakan motor sejak dua tahun lalu. Ia juga selalu siap untuk datang membawa buku jika ada orang yang menghubunginya.
ADVERTISEMENT
Sehari-hari Cakni bekerja sebagai kuli bangunan di daerahnya untuk menghidupi istri dan anak satu-satunya yang saat ini duduk di bangku kelas 2 SMP. Tetapi, jika sedang sepi permintaan kuli bangunan, ia akan menggunakan waktunya untuk mengurus rumah baca.
Cakni juga menyediakan layanan rumah baca selama 24 jam. Hampir setiap hari ada kurang lebih 15-20 orang yang berkunjung ke rumah bacanya. Jika Cakni tak di rumah, sang istri atau anak akan menggatikan posisinya menjaga rumah baca tersebut. Selain siswa TK, SD, dan SMP, para orang tua yang sedang mengasuh anaknya juga sering kali berkunjung untuk mendongengkan anaknya yang masih balita.
"Ini adalah bentuk kepedulian saya terhadap sesama, khususnya untuk anak-anak. Ingin berbagi semangat dan ingin berguna untuk orang lain juga, bukti rasa syukur atas kehidupan ini. Alhamdulillah ada support dan banyak yang mengamanahkan buku dari teman-teman yang peduli terhadap literasi, seperti dari tim redaksi buku, aktivis lingkungan, dan masih banyak lagi yang akhirnya kami bersilaturahmi lewat buku," kata Cakni saat dihubungi kumparan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Cakni juga tak lupa membawa buku-bukunya saat hendak mengikuti kegiatan sosial karena sejak dulu ia memang aktif dalam hal tersebut. Setiap dua minggu sekali, ayah satu anak itu juga menyediakan kotak membaca di enam taman kanak-kanak di desanya. Dengan harapan para orang tua yang mengantarkan anaknya bisa sembari membaca untuk menambah wawasan
"Awalnya buku-buku itu berasal dari hasil saya kumpulkan usai ikut kegiatan sosial, seperti mengenai penghentian penceramaran lingkungan. Saya juga sering mengikuti seperti kegiatan sosial bedah rumah dan naik gunung, saat itu juga saya pasti membawa buku. Saya ingin sekali bergerak ada manfaat yang lain juga," ujar Cakni.
"Saat ada rezeki lumayan saya buat acara perlombaan seperti mewarnai di gazebo rumah. Mingu lalu pada 24-25 Februari saya dan teman-teman juga mengadakan kemah literasi di rumah. Dari situlah saya akhirnnya bertemu dengan temen-temen yang saling men-support," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Pada Mei 2017, Cakni memutuskan untuk bergabung dengan jaringan pustaka Indonesia. Sejak saat itulah semakin banyak orang yang mendukung rumah bacanya. Ia senang karena ia bisa menjadi salah satu dari bagian solidaritas sosial penggerak literasi di masyarakat.
Mengetahui gerakan literasi yang dilakukannya, pada 17 januari 2018 lalu, pemerintah turut memberikan apresiasi sebuah buku-buku. Di antaranya buku 'anak bertanya pakar menjawab'. Tak hanya buku, pihak perpustakaan nasional juga memberikan motor untuk Cakni gunakan sebagai perpustakaan keliling.
Cakni berharap bisa selalu bergerak untuk membantu banyak orang, melalui sedekah buku dari masyarakat yang diamanahkan kepadanya.
"Berharap agar semakin banyak buku-buku yang bermutu di rumah bacanya," tutup Cakni.