Kisah Gita, Mudik dari Kampung Rambutan ke Pangandaran Ditempuh 18 Jam

31 Mei 2019 11:26 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kendaraan memadati tol Cikampek arah ke Bandung Foto: Rachmadin Ismail/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kendaraan memadati tol Cikampek arah ke Bandung Foto: Rachmadin Ismail/kumparan
ADVERTISEMENT
Perjalanan mudik Lebaran 2019, sempat diwarnai kemacetan. Meski pemerintah sudah menerapkan berbagai rekayasa lalu lintas, kemacetan masih saja terjadi.
ADVERTISEMENT
Hal ini dialami oleh pemudik, Gita. Wanita asal Pangandaran, Jawa Barat, itu harus menempuh perjalanan selama 18 jam.
Gita yang sehari-hari bekerja sebagai asisten rumah tangga di salah satu rumah di Jakarta Selatan ini memilih mudik dengan bus. Dia berangkat dari Terminal Kampung Rambutan pada Kamis (30/5) pukul 15.30 WIB dengan bus Gapuraning Rahayu.
Jalan tol Purbaleunyi-Bandung Foto: Cornelius Bintang/kumparan
Perjalanannya mulai tersendat saat baru tiba di jalan Tol Jakarta-Cikampek. Kemacetan mulai dirasakan di KM 29 atau bekas gerbang tol Cikarang Utama.
"Kampung Rambutan-Cikarang itu cuma 1,5 jam. Setelah itu macet," kata Gita saat dihubungi (31/5)
Bus yang ditumpanginya hanya bisa melaju dengan kecepatan antara maksimal 50 km per jam.
"Cikarang mulai padat. Masuk ke arah Bandung (Cipularang-Purbaleunyi) makin macet," tambah dia.
Macet tol arah Bandung Foto: Ferdian
Kemacetan tak terhindarkan saat memasuki tol Purbaleunyi. Gita bahkan berada di dalam tol hingga keluar gerbang tol Cileunyi selama 7,5 jam.
ADVERTISEMENT
"7,5 jam di tol Bandung (Purbaleunyi). Ini pertama kalinya mudik ke Pangandaran sampai 18 jam. Biasanya paling lama karena macet itu 10 jam," tutur dia.
Dia sempat berpikir, memasuki jalur Nagreg kemacetan bisa sedikit lebih reda. Tapi, itu tak terjadi. Sepanjang jalur Nagreg menuju Pangandaran tak kalah macetnya.
"Nagreg macet karena ada kecelakaan. Sempat lancar. Sampai di Ciamis macet terus sampai Banjar," ucap dia.
Dia baru bisa sedikit bernapas lega setelah melewati Banjar. Bus yang ditumpanginya baru bisa melaju lebih cepat saat perjalanan dari Banjar menuju ke Pangandaran.
Gita merasa perjalanannya semakin berat karena dirinya mabuk darat. 18 jam perjalanan menjadi perjuangan tersendiri baginya.
"Itu dia, saya orangnya lemah kalau perjalanan darat. Mabuk sepanjang jalan. 3 jam sekali minum antimo. Jadi ya (tidur) pulas," tambah dia.
Macet di Jalur Nagreg Foto: Fahrul Jayadiputra/Antara
Dia tak bisa banyak berkegiatan untuk menghilangkan rasa bosan selama 18 jam perjalanan. Dia sempat melihat penumpang lain punya cara masing-masing mengusir bosan.
ADVERTISEMENT
"Ada yang ngemil, ada yang nonton, macam-macam. Kalau saya sudah tepar karena mabuk," ucap dia.
Perjalanan mudik tahun ini tak akan pernah dilupakan oleh Gita. Kemacetan dan segala hal yang harus dihadapi selama 18 jam perjalanan akan selalu diingatnya.
"Iya ini pertama kali soalnya sampai 18 jam. Enggak akan lupa," tutup dia.
---------------------------------
Bagi Anda yang memiliki informasi seputar mudik 2019 dapat mengirimkan foto/video melalui email [email protected] disertai nomor HP yang dapat dihubungi.