Kisah Haru Ekapol Asisten Pelatih Anak yang Terjebak di Gua Thailand

9 Juli 2018 17:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ekapol Asisten Pelatih 12 Anak Thailand yang Terjebak di Gua
 (Foto: Twitter/@yvvonelim9)
zoom-in-whitePerbesar
Ekapol Asisten Pelatih 12 Anak Thailand yang Terjebak di Gua (Foto: Twitter/@yvvonelim9)
ADVERTISEMENT
Di antara ke-12 anak yang terjebak dalam Gua Tham Luang, Chiang Rai, Thailand, ada seorang pria 25 tahun bernama Ekapol Chanthawong. Sebagai satu-satunya orang dewasa, tak sedikit yang mempertanyakan sampai menyalahkan peran Ekapol dalam peristiwa nahas ini.
ADVERTISEMENT
Ekapol adalah asisten pelatih tim sepak bola 'Babi Liar' yang bertugas menemani anak-anak itu. Ia disebut memiliki hubungan yang dekat dengan ke-12 anak itu.
Ekapol merupakan seorang yatim piatu yang ditinggal orang tuanya sejak usia 10 tahun. Ia kemudian dibesarkan oleh saudaranya hingga usia 12 tahun. Setelah itu, Ekapol dikirim ke biara.
Di sana, Ekapol diajarkan untuk menjadi seorang biksu. Namun tak berselang lama ia meninggalkan biara itu untuk merawat neneknya di Mae Sai, utara Thailand.
Selain merawat neneknya, Ekapol juga bekerja membantu di kuil dan melatih tim sepak bola Moo Pa bersama Nopparat Khanthavong (37). Di Moo Pa ia bertemu dengan ke-12 anak yang kebanyakan dari keluarga miskin tersebut.
ADVERTISEMENT
Dalam tim sepak bola itu, Ekapol dan Nopparat tak hanya mengajarkan cara bermain sepak bola, tapi juga memotivasi anak-anak itu untuk berprestasi di sekolah. Bila mereka dapat nilai bagus, kedua pelatih tersebut akan memberikan perlengkapan sepak bola yang baru.
"Ia sangat mencintai anak-anak itu lebih dari dirinya sendiri. Ekapol sangat mencintai mereka karena ia tak punya ayah," kata Sriwichai, dilansir NZ Herald, Senin (9/7).
"Ekapol tidak alkohol, tidak merokok. Dia tipe orang yang menjaga dirinya dan mengajarkan anak-anak itu untuk melakukan hal yang sama," ungkap Joy Khampai, sahabat lama Ekapol yang bekerja di kedai kopi dekat Biara Mae Sai.
Anggota keluarga melihat foto anak-anak yang selamat di Gua Tham Luang, Thailand. (Foto: AFP/LILLIAN SUWANRUMPHA)
zoom-in-whitePerbesar
Anggota keluarga melihat foto anak-anak yang selamat di Gua Tham Luang, Thailand. (Foto: AFP/LILLIAN SUWANRUMPHA)
Meski begitu, Ekapol tetap melatih para pemainnya dengan disiplin. Salah satunya yakni bersepeda menyusuri perbukitan yang mengelilingi Mae Sai. Hal ini seperti yang mereka lakukan pada 23 Juni lalu atau di hari mereka terjebak dalam gua.
ADVERTISEMENT
Kala itu, Ekapol ditugaskan oleh pelatih Nopparat untuk menemani ke-12 anak itu berlatih sepak bola di Gunung Doi Nang Non, tempat Gua Tham Luang berada. Ia mengayuh sepedanya di posisi paling belakang, sesuai perintah dari Nopparat.
"Pastikan kamu ada di belakang mereka semua jadi kamu bisa mengawasi mereka, Hati-hati, ya," tulis Nopparat di akun Facebooknya, dikutip dari The Straits Times.
Ketika mereka tiba di Gua Tham Luang untuk merayakan ulang tahun Pheeraphat Sompiengjai alias Night, para anggota tim 'Babi Liar' hendak menuliskan nama mereka di dinding gua. Sebagai penanggung jawab, Ekapol menemani anak-anak tersebut menjelajah ke dalam Tham Luang.
"Ekapol sangat dipercaya oleh anak-anak itu. Tidak mungkin dia membiarkan mereka jalan-jalan di dalam gua sendirian. Saya tahu dia, dan saya tahu dia akan menyalahkan dirinya sendiri," kata teman-teman biara Ekapol.
ADVERTISEMENT
Namun sayang, mereka tak dapat segera keluar dari gua akibat air dan lumpur yang menutup akses keluar. Ekapol dan ke-12 anak itu pun terjebak di dalam gua.
Menurut keterangan tim penyelamat, Ekapol mengajari anak-anak itu bermeditasi untuk menyimpan energi sebanyak mungkin hingga mereka ditemukan. Ia juga dikabarkan dalam kondisi paling lemah karena memberikan makanan dan minuman untuk anak-anak asuhnya.
Sedangkan dari surat yang beredar, Ekapol diduga merasa bersalah karena telah membawa anak-anak ke Gua Tham Luang. Dalam surat yang ditulis di gua, Ekapol menyampaikan permintaan maafnya.
"Saya janji akan menjaga anak-anak. Saya ingin berterima kasih atas dukungannya, dan saya minta maaf," tulis Ekapol.
Kendati demikian, tak sedikit yang menganggap Ekapol berperan penting dalam menjaga kesehatan ke-12 anak tersebut.
ADVERTISEMENT
"Bila dia tidak pergi dengan mereka (anak-anak -red) apa yang akan terjadi kepada anak saya? Bila dia keluar, kami harus mengobatinya. Sayangku Ek, saya tidak menyalahkanmu," ujar ibu Pornchai Khamluang, salah satu anak yang terjebak, kepada saluran televisi Thailand.
Kini empat anak telah berhasil keluar dari dalam gua. Mereka dikabarkan dalam kondisi baik-baik saja dan masih dirawat di rumah sakit Chiang Rai.