Kisah Kakek Khalik Berjualan Boneka Pakai Troli demi Menyambung Hidup

22 Januari 2018 16:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Khalik, kakek penjual boneka (Foto: Facebook/Ardhy Towew)
zoom-in-whitePerbesar
Khalik, kakek penjual boneka (Foto: Facebook/Ardhy Towew)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Usianya memang tak lagi muda, kulitnya yang keriput kecokelatan semakin legam dibakar sinar mentari. Dengan semangat menggebu, kakek Khalik yang berumur sekitar 80an itu mendorong troli berisi boneka keliling Jakarta.
ADVERTISEMENT
Kisah Khalik dibagikan oleh Muhamad Hardiansyah lewat akun Facebooknya @ArdhyTowew, Rabu (17/1). Dalam unggahan tersebut tampak Khalik sedang menjajakan boneka dagangannya dengan troli yang ia dorong sendiri. Hardiansyah membagikan kisah itu dengan tujuan agar dagangan Khalik nantinya habis terjual.
Dikonfirmasi kumparan (kumparan.com), Senin (22/1), Hardianyah mengungkapkan dia mellihat Khalik berjualan ketika hendak berangkat ke kantor di Jalan Enggano Raya, Tanjung Priok, Jakarta Utara, tepatnya di depan Bank BCA pada Rabu (17/1) sekitar pukul 09.00 WIB.
"Saya lihat kakek Khalik dorong-dorong troli yang isinya penuh dengan boneka. Lalu saya langsung parkirkan motor di pinggir jalan dan menghampiri kakek itu," kata Hardiansyah saat dihubungi kumparan.
Menurutnya, Khalik menjual boneka itu dengan harga Rp 50 ribu untuk ukuran kecil dan Rp 120 ribu untuk boneka berukuran besar. Merasa tak tega melihat kakek mengelilingi Jakarta untuk menjajakan boneka, Hardiansyah akhirnya membeli salah satu boneka itu seharga Rp 50 ribu. Saat kakek Khalik ditanya tempat tinggalnya, ia menjawab selama ini tidur di halaman Masjid Raya Al-Husna, Tanjung Priok.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, Khalik juga juga mengaku rela mendorong troli berisi boneka di bawah teriknya matahari untuk membeli nasi demi menyambung hidup. Yang lebih mengiris hati, kakek itu selalu terdiam ketika ditanya soal keberadaan keluarganya.
"Ditanya keluarganya, tetapi kakek itu diem tak mau menjawab, terus langsung bilang terima kasih. Kakek itu juga bilang jika selama seminggu bonekanya baru terjual satu, yaitu baru saya yang beli. Hati saya langsung terenyuh dengarnya," ujar Ardi.
Bila tak punya uang, Khalik mengaku bingung harus membeli makan dengan apa, ia bahkan memilih untuk berpuasa atau tak jarang ada orang di sekitar yang berbaik hati memberi Khalik makanan. Khalik tak masalah bila keluarga tak mau mencarinya. Yang terpenting baginya, ia tidak mengemis dan tidak merepotkan orang lain.
ADVERTISEMENT
Mendengar cerita Khalik, membuat Hardiansyah sadar sikapnya yang sering mengeluhkan makanan dan gaya hidup yang berlebihan ternyata tidak baik. Ia sadar bahwa masih ada orang yang lebih membutuhkan pertolongan di tengah megahnya Ibu Kota Jakarta.
Unggahan Hardiansyah di Facebook ternyata mendapat banyak respons positif dan dukungan dari netizen. Tak jarang mereka mengirim pesan ke Hardiansyah untuk memberi bantuan atau sekadar membeli boneka dagangan Khalik.
"Banyak yang mau donasi lewat saya, tetapi saya tahan dulu karena sampai saat ini belum ketemu juga dengan kakek Khalik padahal saya sudah cari. Tapi kelanjutan kehidupan kakek itu yang saya pikirkan, semoga ada lembaga-lembaga yang mau membantu kakek itu," tuturnya.
Hingga saat ini, unggahan Hardiansyah sudah dibagiakn sebanyak 16.163 kali dan mendapat like sebanyak 9.4 ribu orang.
ADVERTISEMENT