Kisah Warga Pinggiran Phnom Penh Tinggal di Atas Kuburan

21 Juni 2019 15:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sebuah kuburan terlihat di depan rumah seorang perempuan, Phnom Penh, Kamboja. Foto: AFP
zoom-in-whitePerbesar
Sebuah kuburan terlihat di depan rumah seorang perempuan, Phnom Penh, Kamboja. Foto: AFP
ADVERTISEMENT
Usai perang saudara di Kamboja, kemajuan ekonomi di Phnom Penh seakan tidak terbendung. Perkembangan ibu kota sangat masif, kemakmuran dirasakan sebagian rakyatnya. Iya, sebagian. Sebagian yang lainnya harus rela hidup terpinggirkan, bersama mereka yang sudah mati.
ADVERTISEMENT
Pemakaman Smor San di kota Phnom Penh tidak hanya diisi batu nisan, kuburan, atau mayat di bawah tanah. Sejak bertahun-tahun lalu di lokasi ini berdiri rumah-rumah bedeng dengan atap seng. Di dalam rumah mereka menyembul nisan, berada di ruang tamu atau dapur.
Sebuah kuburan di dalam rumah warga di Phnom Penh, Kamboja. Foto: AFP
Seperti diberitakan AFP, Jumat (21/6), ada 500 orang yang tinggal di pekuburan ini sejak 1990-an. Warga terpaksa tinggal di sini awalnya karena rumah mereka di tepi sungai Bassac longsor atau digusur pemerintah untuk membangun jalan.
Ma Nith adalah salah satu warga di dalamnya. Awalnya dia terkejut karena harus tinggal di kuburan setelah menikah dengan pria yang dijodohkan orang tuanya. Tapi lama-lama, dia terbiasa juga.
Seorang anak perempuan sedang bermain di sebuah kuburan, Phnom Penh, Kamboja. Foto: AFP
"Saya tidak mengira bisa hidup di sini. Tapi sekarang, saya sudah beradaptasi," kata Ma Nith yang sudah 16 tahun tinggal di Smor San.
Sebuah kuburan berada di wilayah pemukiman warga, Phnom Penh, Kamboja. Foto: AFP
Sejak berakhirnya perang sipil dan tumbangnya pemerintahan rezim Khmer Merah, perekonomian Kamboja meningkat. Pertumbuhan ekonomi Kamboja tahun lalu berdasarkan data Bank Dunia mencapai 7,5 persen.
Sebuah kuburan berada di wilayah pemukiman warga, Phnom Penh, Kamboja. Foto: AFP
Namun 14 persen dari warga Kamboja masih hidup di bawah garis kemiskinan, di antara mereka adalah warga Smor San yang tidak punya pilihan lain untuk tinggal.
Sebuah kuburan berada di wilayah pemukiman warga, Phnom Penh, Kamboja. Foto: AFP
Kehadiran warga meresahkan keluarga jenazah yang dikubur di Smor San. Akhirnya, kebanyakan mereka terpaksa memindahkan kuburan tersebut.
Sebuah kuburan di dalam rumah seorang pria, Phnom Penh, Kamboja. Foto: AFP
Menurut Peanh Moeun, warga yang telah 19 tahun tinggal di Smor San, dulu ada 300 kuburan di tempat itu namun kini tinggal 110. Saat ini, jumlah warganya lebih banyak ketimbang kuburan.
Seorang anak laki-laki sedang bersiap untuk memasak di atas sebuah kuburan, Phnom Penh, Kamboja. Foto: AFP
ADVERTISEMENT
Walau tidak layak, namun warga menolak untuk pindah. Menurut mereka, wilayah itu sangat strategis dan jauh dari kata angker.
"Kami mengusir setan-setan pergi. Tinggal di sini aman, dekat pasar, dan kami ada listrik serta air," kata warga berusia 62 tahun, Am Sokha.
Sebuah kuburan terlihat di depan rumah seorang pria, Phnom Penh, Kamboja. Foto: AFP
Dia juga menampik isu-isu horor soal tinggal di kuburan. Menurut dia, ketika malam tiba suasananya justru ramai, dengan warga yang keluar untuk bersenda gurau sambil minum bir. Sementara anak-anak juga tidak takut, mereka bahkan bermain di atas kuburan.
"Isu itu cuma untuk menakuti orang. Tapi ketakutan tidak ada apa-apanya jika dibandingkan tidak punya tempat tinggal," kata Sokha.
Sejumlah anak-anak bermain di sebuah kuburan, Phnom Penh, Kamboja. Foto: AFP