Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Pendiri WatchdoC dan anggota AJI, Dandhy Dwi Laksono, ditetapkan sebagai tersangka pada Jumat (27/9). Sebelumnya, Dandhy sempat dibawa ke Polda Metro Jaya pada dini hari, tapi kemudian diperbolehkan pulang.
ADVERTISEMENT
Dandhy dituduh telah menyebarkan ujaran kebencian terhadap individu atau kelompok berdasarkan SARA. Ujaran kebencian ini diatur dalam Pasal 45 ayat 2 UU ITE juncto Pasal 28 ayat 2 UU ITE.
Pada Senin (23/9) lalu, Dandhy sempat mengunggah 2 buah foto yang dinilai mengandung unsur-unsur tersebut. Berikut adalah cuitan Dandhy yang dipermasalahkan:
"JAYAPURA (foto 1). Mahasiswa Papua yang eksodus dari kampus-kampus di Indonesia, buka posko di Uncen. Aparat angkut mereka dari kampus ke Expo Waena. Rusuh. Ada yang tewas,"
"WAMENA (foto 2). Siswa SMA protes sikap rasis guru. Dihadapi aparat. Kota rusuh. Banyak yang luka tembak,"
Menanggapi cuitannya yang disangka ujaran kebencian, Dandhy mengaku tidak menyebarkan kebencian. Justru, Dandhy ingin meluruskan apa yang terjadi sebenarnya di Papua saat ini.
ADVERTISEMENT
"Faktanya ada 3 jurnalis yang diusir ketika itu dari lokasi di Jayapura, yang sama sekali tidak bisa meliput peristiwa baik di Uncen maupun di taman budaya expo Wamena. Jadi jurnalis yang diusir, foto yang beredar, saya enggak tahu kalau foto ini meresahkan," ujar Dandhy di kantor AJI, Jakarta Selatan, Jumat (27/9).
"Saya malah berniat sebaliknya, saya berniat menstrukturkan informasi ini sehingga ada sumbernya yang bisa dirujuk, yaitu media Papua," tambahnya.
Di lain sisi, Dandhy sering menemukan video dan foto tentang Papua tanpa informasi yang jelas. Cuitannya di atas termasuk salah satu cara Dandhy untuk meluruskan hal yang berada di Papua.
"Saya inisiatif untuk mulai menyusun puzzle ini menjadi 5 rangkaian twit, saya menelepon teman-teman redaktur yang bekerja di berbagai media di Papua untuk konfirmasi, apa benar ini foto," kata Dandhy.
ADVERTISEMENT