Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
KNKT Akan Simulasikan Kecelakaan Lion Air PK-LQP di Markas Boeing, AS
7 November 2018 18:08 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
ADVERTISEMENT
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) terus menyelidiki penyebab jatuhnya pesawat Lion Air PK-LQP JT 610. Untuk mencari titik terang, KNKT akan bekerja sama dengan Boeing untuk merekonstruksi kecelakaan tersebut menggunakan engineering simulator di Seattle, Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
“KNKT merencanakan rekonstruksi penerbangan dan melihat dampak yang timbul dari kerusakan AOA (Angle of Attack) sensor di engineering simulator di fasilitas Boeing di Seattle,” ujar Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono di Kantor KNKT, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (7/11).
Temuan terbaru KNKT menunjukkan, ada kerusakan pada AOA Lion Air PK-LQP sebelum penerbangan Denpasar-Jakarta. Pesawat akhirnya tetap terbang setelah AOA ini diganti. Untuk memastikan dampak dari kerusakan AOA ini, KNKT butuh menjalani rekonstruksi langsung di fasilitas milik Boeing itu.
“Karena kalau simulator yang crew di Indonesia, Singapura, itu tidak bisa merekonstruksi kondisi seperti yang kita inginkan. Jadi kita menginginkan engenering simulator yang jauh lebih complicated, jauh lebih canggih dari simulator yang ada,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Dengan penemuan adanya kerusakan dari sensor AOA di Lion Air PK-LQP, KNKT terus mendalami korelasi dari beberapa kerusakan yang sudah terindikasi sebelumnya. Seperti ketika adanya indikasi kerusakan Air Speed Indicator saat penerbangan dari Manado-Denpasar.
Kasubkom Investigasi Keselamatan Penerbangan Nurcahyo Utomo juga menambahkan, simulasi yang akan dilaksanakan di markas Boeing di Seattle juga akan menggunakan data dari black box FDR yang sudah ditemukan.
Ia menjelaskan bahwa simulasi ini dapat menggambarkan kondisi pesawat mirip dengan kondisi sebelum jatuh.
“Engineering simulator benar-benar bisa mensimulasikan seperti pesawat. Kita bisa simulasikan kondisi yang terjadi di penerbangan itu berdasarkan FDR yang ada,” ujar Nurcahyo.