KPAI Siap Rehabilitasi dan Edukasi Paham Nasionalisme ke Anak Teroris

14 Mei 2018 14:24 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) (Foto: Tio Ridwan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) (Foto: Tio Ridwan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengaku siap memberi dukungan dan mendidik anak-anak yang menjadi korban selamat dan terlibat dalam aksi terorisme yang dilakukan orang tuanya.
ADVERTISEMENT
"Terkait korban anak-anak sama seperti di beberapa kasus di berbagai tempat, KPAI tentu saja memberikan support yang maksimal," ujar Komisioner KPAI Bidang Anak Berhadapan Dengan Hukum, Putu Elvina di Gedung Bareskrim Polri, Cideng, Jakarta Pusat, Senin (14/5).
Elina menjelaskan pihaknya akan merehabilitasi dan memberikan perlindungan kepada anak-anak teroris. Bahkan, Elina mengaku siap memberikan edukasi tentang arti nasionalisme kepada anak-anak yang terjebak dalam pemahaman radikal.
"Kami mereduksi nilai-nilai destruktif (merusak) yang selama ini dia dapat dari orang tua. KPAI bergerak dalam pencegahan di kemudian hari," terang Elina.
Pengamanan ledakan bom di Surabaya. (Foto: AFP/JUNI KRISWANTO)
zoom-in-whitePerbesar
Pengamanan ledakan bom di Surabaya. (Foto: AFP/JUNI KRISWANTO)
Dengan adanya upaya dan tindakan tersebut, KPAI berharap doktrin yang menyimpang dan berbahaya dari orang tua teroris bisa dihapus dari anak-anak teroris.
"Jadi ke depan upaya edukasi memahamkan kepada anak bentuk penolakan (Radikalisme). Fokusnya adalah bagaimana kemudian memahamkan dan mengedukasi anak untuk menerima perbedaan, kebhinekaan. Itu menjadi pencegah mengurangi daya efek paham radikal tersebut," pungkas Elina.
Suasana di kawasan Polrestabes Surabaya. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di kawasan Polrestabes Surabaya. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
Dalam rentetan aksi teror bom bunuh diri di Surabaya dan Sidorajo, para pelaku juga melibatkan anak-anaknya dalam melancarkan aksinya. Kapolri Jenderal Tito Karnavian, menggunakan anak-anak sebagai bomber baru pertama kali terjadi di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Penggunaan anak-anak sebagai bomber sudah sering dilakukan oleh ISIS. Puji Kuswati (42) mengajak dua anaknya yang masih di bawah umur, Fadhila Sari (12) dan Famela Rizqita (9), untuk mengebom GKI Diponegoro di Surabaya, pada Minggu (13/5) pagi.
Selain itu, anak-anak juga dilibatkan dalam aksi pengemboman di depan Polrestabes Surabaya, Senin (14/5) pagi. Anak yang berinisial AIS tersebut berhasil selamat dan dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif.