Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, Agus Rahardjo

KPK Tantang Pihak Luar Lakukan Penelitian soal Penyidik Taliban

16 September 2019 11:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, Agus Rahardjo. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, Agus Rahardjo. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
KPK angkat suara mengenai isu adanya penyidik Taliban atau radikal di komisi antirasuah itu. Ketua KPK, Agus Rahardjo, membantah ada penyidik yang radikal.
ADVERTISEMENT
Agus mempersilakan pihak-pihak yang memunculkan isu penyidik Taliban agar melakukan penelitian di KPK untuk membuktikan kebenarannya.
"Kami undang mereka untuk melakukan penelitian di KPK, siap kami," ujar Agus usai pelantikan Sekjen dan Direktur Penuntutan KPK di Gedung Merah Putih, Jakarta, Senin (16/9).
Agus menilai isu penyidik Taliban sengaja dihembuskan untuk menjatuhkan kewibawaan KPK.
"Isu itu tujuannya adalah untuk mendiskreditkan KPK," katanya
Agus menegaskan, KPK setiap hari Jumat selalu mengadakan salat Jumat. Selain itu, lanjut Agus, KPK juga mengadakan ibadah bagi penganut Nasrani. Sehingga menurut Agus isu penyidik KPK radikal hanya mengada-ada.
"Kita itu hari Jumat itu ada yang kemudian Jumatan di sini. Anda lihat di lantai 3 itu Oikumene (ibadah Jumat) juga kebaktian itu, gimana sih Talibannya? Kalau kamu lihat suratnya (pengunduran diri) Pak Saut ya apa itu cermin dari Taliban?" ketus Agus.
Busyro Muqoddas. Foto: Antara/Fanny Octavianus
Sebelumnya eks Ketua KPK Busyro Muqoddas menduga isu penyidik Taliban itu sengaja dipolitisasi oleh Istana. Isu itu kemudian dikembangkan Pansel Capim KPK dalam proses seleksi calon pimpinan KPK.
ADVERTISEMENT
“Hanya ini dipolitisir dan politisasi itu ada indikasi dari Istana. Orang istana,” terang dia.
“Nah kemudian (istilah Taliban) dikembangkan oleh Pansel. Mengapa baru kemudian Pansel itu kurang pekerjaan. Seakan-akan enggak punya konsep. Padahal ada tiga guru besar, itu materi psikotesnya pakai isu-isu radikalisme,” tutup Busyro.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten