KPU Belum Diberi Akses untuk Cek Surat Suara Tercoblos di Malaysia

14 April 2019 13:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua KPU Arif Budiman dipeluncuran kumparan Pemilupedia di Hotel The Westin, Jakarta Selatan, Senin (17/12/2018). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua KPU Arif Budiman dipeluncuran kumparan Pemilupedia di Hotel The Westin, Jakarta Selatan, Senin (17/12/2018). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI kembali mengirim anggotanya ke Malaysia, Minggu (14/4). Ketua KPU Arif Budiman mengatakan anggotanya dikirim ke Negeri Jiran untuk menyelidiki temuan surat suara tercoblos di Selangor, Malaysia.
ADVERTISEMENT
"Satu hari berada di sana saja mengobservasi sampai dengan jam 3 pagi," kata Arif, di Lapangan Banteng, Juanda, Jakarta Pusat, Minggu (14/4). "Pagi langsung balik ke Jakarta. Kemudian malam acara debat, tadi subuh, satu orang kita berangkat ke sana".
Ini merupakan kali kedua KPU memberangkatkan anggotanya ke Malaysia. Sebelumnya, pada Jumat (12/4), KPU juga mengirimkan anggota ke Malaysia namun tidak mendapat hasil yang memuaskan.
Arif mengatakan KPU kesulitan dalam mencari data dan fakta yang berada di lapangan. Musababnya, pihak kepolisian Malaysia sampai saat ini belum memberikan akses kepada KPU.
Polisi Diraja Malaysia (PDRM) Kajang bersama Relawan Prabowo - Sandi (PADI) Malaysia berjaga di lokasi penemuan surat suara Pemilu 2019 yang diduga sudah dicoblos di sebuah rumah toko Jalan Seksyen 2/11 Kajang Selangor, Kamis (11/4). Foto: ANTARA FOTO/Agus Setiawan
Pertanyaan KPU sebelumnya mengenai apakah surat suara tersebut asli atau berapa jumlahnya, sampai saat ini belum bisa memastikan.
ADVERTISEMENT
“Ketika kita ke sana, kita sudah minta akses untuk masuk, tapi belum diperkenankan masuk. Sebenarnya untuk menjelaskan ini semua langkah pertama adalah kepolisian mengizinkan kita masuk, kalau toh memang belum bisa diizinkan masuk, saya berharap proses pemeriksaan ya bisa cepat,” kata Arif.
“Jadi agak kesulitan menyimpulkan. Produksinya siapa, jumlahnya berapa, kondisinya seperti apa, misalnya di video kelihatan dicobloskan. Kan kita enggak tahu, ini harus dibuktikan dulu, saya enggak mau berasumsi, berspekulasi, untuk mengatakan oh iya ini punya kita,” ujarnya.