Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
KSAU Hadi Tjahjanto, Anak Kopral Melenggang Jadi Panglima TNI
4 Desember 2017 11:23 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo mengajukan nama Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Hadi Tjahjanto,sebaga calon Panglima TNI untuk menggantikan Jenderal Gatot Nurmantyo. Jenderal Gatot diketahui akan memasuki masa pensiun pada Maret 2018.
ADVERTISEMENT
Sebelum menjabat sebagai KSAU, Hadi Tjahjanto merupakan Irjen Kementerian Pertahanan RI periode 2016-2017. Sebelumnya ia juga menjabat sebagai Sekretaris Militer (Sekmil) Presiden pada periode 2015-2016.
Bagaimana perjalanan karir Hadi Tjahjanto selengkapnya?
Hadi Tjahjanto lahir di Malang, Jawa Timur, pada 8 November 1963. Ayahnya adalah seorang kopral sementara ibunya adalah seorang penjual rujak cingur. Sejak kecil Hadi sudah bercita-cita menjadi anggota TNI. Ia ngin mengikuti jejak sang ayah yang setia mengabdi pada negara.
Beranjak dewasa, Hadi mendaftar di Akademi Angkatan Udara (AUU) Yogyakarta. Lulus dari AAU pada tahun 1986, operasi pertama yang dilakukan Hadi adalah Operasi Rajawali di Papua (saat itu Irian Jaya) tahun 1989-1991.
Setelah menyelesaikan dinasnya di Papua, Hadi lalu melanjutkan pendidikan di Sekolah Kesatuan Komando. Pendidikan yang wajib diambil untuk kenaikan pangkat dari kapten menjadi mayor. Ia lulus pada tahun 1994 sebagai salah satu lulusan terbaik.
Hadi yang telah berpangkat mayor lalu mendapat kesempatan melanjutkan sekolah dari TNI di sekolah perang di Prancis, Ecole de Guerre. Ia menimba beragam ilmu soal manejemen perang selama satu setengah tahun di sana, mulai dari perencanaan perang, konsolidasi konflik, hingga eksekusi perang.
ADVERTISEMENT
Lulus dari sekolah perang di Prancis, Hadi langsung kembali ke Indonesia dan menjabat sebagai Komandan Satuan Udara Pertanian di Kalijati, Subang Jawa Barat. Ia lalu menjadi dosen di Sekolah Kesatuan Komando bagi perwira yang akan naik pangkat kapten menjadi mayor.
Kemudian Hadi yang saat itu berpangkat sebagai kolonel kemudian ditugaskan menjadi Kepala Dinas Personalia di Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh, Malang, Jawa Timur.
Berpengalaman di bidang personalia, pria berusia 53 tahun ini lalu kembali masuk ke Divisi Personalia TNI AU. Ia bertugas merencanakan perjalanan karier perwira TNI AU, mulai dari tamtama, bintara, perwira, hingga perwira tinggi.
Setahun menjabat di bagian personalia, ayah dua anak ini masuk ke Sesko TNI, kemudian dipromosikan menjadi Komandan Lanud Adi Soemarmo, Solo, Jawa Tengah, periode tahun 2010-2011. Selesai menjabat Komandan Lanud Adi Soemarmo, pada tahun 2011 Hadi menjabat sebagai Direktur Operasi dan Latihan Basarnas selama dua tahun.
ADVERTISEMENT
Lalu pada 2013, pria yang hobi membaca buku-buku bertema perang ini melanjutkan karirnya sebagai Kepala Dinas Penerangan TNI AU hingga, kemudian pada 2015 diangkat menjadi Komandan Lanud Abdulrachman Saleh, Malang, Jawa Timur.
Pada awal tahun 2015, Hadi yang berpangkat Marsekal Madya TNI bertemu dan menyambut kedatangan Presiden Joko Widodo di Bandara Abdurahman Saleh. Di kala itu Jokowi tengah melakukan kunjungan kerja di Malang. Keduanya terlibat perbincangan singkat, namun rupanya mengena di benak Jokowi.
Sekitar dua bulan sejak pertemuan itu, di pertengahan 2015 Hadi lalu mendapat perintah dari Jokowi untuk menjadi Sekretaris Militer (Sekmil) bagi Presiden. Hadi yang saat itu belum genap empat bulan menjabat sebagai Danlanud di Malang, mengaku terkejut sekaligus terhormat dengan amanah yang diembankan kepadanya itu.
ADVERTISEMENT
Tugas utama Hadi saat menjabat sebagai Sesmil sangat beragam. Antara lain pengangkatan perwira di lingkungan Istana, memberikan tanda jasa bagi TNI dan sipil, memberikan gelar pahlawan, hingga memastikan tugas pengamanan Presiden berjalan lancar.
Karir Hadi semakin melesat sejak menjabat sebagai Sesmil Presiden. Baru saja bertugas selama satu tahun sebagai Sesmil, Hadi langsung dipromosikan menjadi Inspektur Jenderal Kementerian Pertahanan.
Dan kurang dari tiga bulan, Jenderal Bintang 3 itu langsung menjadi kandidat Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU), bersama Wakasau Marsekal Madya TNI Hadiyan Sumintaatmadja dan Wakil Gubernur Lemhannas Marsekal Madya TNI Bagus Puruhito.
Hadi pun dipercaya terpilih menjadi orang nomor satu di TNI AU. Jokowi lalu melantik Hadi sebagai KSAU pada 18 Januari 2017 di Istana Negara. Hadi menggantikan Marsekal TNI Agus Supriatna yang pensiun 28 Januari 2017.
Beberapa bulan menjabat KSAU, pada 5 Juli 2017 Hadi mendapat penghargaan Bahayangkara Utama, penghargaan tertinggi dalam institusi Polri. Penghargaan ini diberikan oleh Jokowi yang diwakili Kapolri, Jenderal Tito Karnavian di Gedung Rupatama Mabes Polri, Jakarta Selatan.
Di awal Januari 2017, kumparan (kumparan.com) sempat mewawancarai Hadi perihal peluang dirinya menjadi Panglima TNI. “Saya tidak pernah membayangkan (jadi Panglima TNI),” ujarnya pada Jumat (13/1).
ADVERTISEMENT
Jabatan yang di kala itu enggan ia bayangkan, justru saat ini ada di depan matanya. Lagi-lagi, Jokowi langsung yang memintanya. Nama Hadi Tjahjanto sudah diserahkan ke DPR oleh Jokowi sebagai calon pengganti Jenderal Gatot.
Mensesneg Pratikno telah membawa surat usulan tersebut kepada Wakil Ketua DPR Fadli Zon hari ini sekitar pukul 09.00 WIB. Ketika dikonfirmasi, Fadli bahwa pilihan Jokowi jatuh kepada Hadi Tjahjanto.