Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Larangan UGM untuk Seminar Nasional Sudirman Said
13 Oktober 2018 5:36 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Panitia acara tersebut Jibril Abdul Azis mengatakan, izin penggunaan gedung dicabut karena alasan keamanan.
"Jadi, alasan dipindahnya adalah karena kegiatan tersebut berpotensi menimbulkan kericuhan," kata Azis kepada kumparan.
Padahal, kata Aziz, awalnya surat izin pengguaan ruang Auditorium Fakultas Peternakan tersebut sudah keluar sejak 11 Oktober 2018. Namun, di hari-H sekitar pukul 10.00 WIB, Azis mengaku pihaknya baru mendapat pemberitahuan jika izin tersebut dicabut oleh pihak Fakultas Peternakan.
"Oleh pihak humas mengonfirmasi bahwa acara ini berpotensi akan adanya chaos dan sebagainya. Kemudian, karena berpotensi demikian, dibatalkanlah oleh pihak pengelola atau fakultas," jelasnya.
Atas pembatalan seminar itu, Sudirman Said mengaku sangat prihatin atas reaksi kampus yang menurutnya begitu represif. Menurutnya, pencabutan izin karena alasan keamanan hanya dibuat-buat.
ADVERTISEMENT
"Saya prihatin, kampus yang punya sejarah sebagai kampus rakyat yang egaliter kok represif begitu. Kasihan adik-adik mahasiswa diberi contoh kurang baik. Alasannya dibuat-buat dan didramatisir. Kok alasan bisa kerusuhan. Yang dibahas kan soal idealisme kebangsaan dan kepemimpinan," kata Sudirman dalam keterangan persnya.
Untuk menghindari polemik, pihak kampus UGM memberikan klarifikasi soal pembatalan seminar kebangsaan yang rencananya diisi oleh eks menteri era Jokowi yang kini menjadi timses Prabowo Subianto.
Penjelasan yang ditandatangani Dekan Fakultas Peternakan UGM Ali Agus dan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa UGM Angger M Ghozwan Hanif itu menjelaskan bahwa penggunaan sarana dan prasarana yang ada di lingkungan Fakultas adalah untuk kegiatan tridharma yakni pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, seminar kebangsaan tersebut bukan merupakan kegiatan BEM Fakultas Peternakan UGM.
"BEM dan Fakultas Peternakan UGM tidak pernah mengeluarkan publikasi dalam bentuk apa pun (termasuk flyer yang telah beredar) sehingga informasi yang beredar bukan merupakan tanggung jawab dari BEM Fakultas Peternakan UGM," demikian bunyi surat pernyataan yang diterima kumparan.
Acara tersebut, menurut pernyataan tertulis itu, tidak diselenggarakan oleh organisasi kemahasiswaan di bawah Fakultas Peternakan UGM.
"Maka kami membatalkan izin penggunaan Ruang Auditorium Fakultas Peternakan. Sehubungan dengan hal tersebut, kami dengan segala kerendahan hati memohon maaf atas ketidaknyamanan ini kepada pihak penyelenggara dan pihak-pihak yang terkait langsung maupun tidak langsung dengan kegiatan tersebut," jelas Dekan dan Ketua BEM Fakultas Peternakan UGM.
Meskipun izin acara tersebut dicabut, namun akhirnya seminar tetap dilaksanakan namun tempatnya berpindah di sebuah warung makan di daerah Sleman. Meskipun berjarak cukup jauh dari kampus UGM sebagian besar peserta yang sudah berniat hadir tetap hadir.
ADVERTISEMENT
“Mereka naik motor, meninggalkan kampus menuju ruang pertemuan di suatu warung makan di Sleman. Hebatnya seluruh sesi seminar sejak jam 12.30 WIB sampai pukul 16.00 WIB seluruh peserta antusias menyimak materi dan berdiskusi,” kata Sudirman.
Azis, salah seorang mahasiswa yang juga panitia acara mengaku, panitia terpaksa memindahkan acara di luar kampus. Sebab apabila panitia tetap memaksa menyelenggarakannya di dalam area kampus, mereka diancam akan mendapatkan sanksi drop out (DO).
"Itu terjadi apabila kami bersikeras melaksanakan acara tersebut atau sejenisnya di lingkungan kampus, dan itu secara lisan," kata Azis saat berbincang dengan kumparan.
"Kamu bisa kena DO apabila seperti ini lagi," kata Azis menirukan ucapan salah seorang staf.
Aksi pelarangan diskusi tersebut juga turut mengundang komentar Koordinator Juru bicara Tim Pemenangan Prabowo-Sandi, Dahnil Azhar Simanjuntak. Dahnil menganggap pembatalan acara semacam ini berbahaya.
ADVERTISEMENT
"Kami sangat menyesalkan kampus kok berubah jadi tempat intimidatif. Saya pikir Sudirman Said dan Ferry Mursyidan Baldan dalam posisi intelektual, Pak Sudirman Said sebagai ekonom. Saya pikir perilaku seperti ini bahaya," kata Dahnil.