Lekas Sembuh, Erin!

22 Maret 2018 19:12 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gajah Erin dan pengasuhnya. (Foto: Instagram/@balaitamanasionalwaykambas)
zoom-in-whitePerbesar
Gajah Erin dan pengasuhnya. (Foto: Instagram/@balaitamanasionalwaykambas)
ADVERTISEMENT
Erin adalah seekor anak gajah berusia empat tahun. Namun, sungguh memilukan, belalainya buntung akibat perburuan ilegal.
ADVERTISEMENT
Gajah sumatera betina itu kini dipelihara di Pusat Latihan Gajah/PLG Way Kambas, Lampung. Mengutip situs Balai Taman Nasional Way Kambas, Kamis (22/3), belalai Erin berukuran pendek sekitar 50 sampai 70 cm, tidak sepanjang gajah seusia dia pada umumnya. 
Memiliki belalai yang buntung jelas menyulitkan Erin. Sebab belalai adalah organ yang sangat penting bagi hewan bongsor ini. Dia terpaksa harus bergantung pada suapan manusia untuk makan.
Erin ditemukan pada tanggal 23 Juni 2016 oleh tim Elephant Response Unit (ERU) di perbatasan Rawa Arjo, RPTN Susukan Baru. Saat itu kondisinya sangat memprihatinkan. Badannya kurus, sekitar 250 kg. Dia juga mengalami malnutrisi, dehidrasi, dan belalai terpotong.
Belalai Erin terpotong diduga akibat terjebak perangkap jerat yang dipasang oleh pemburu ilegal di dalam kawasan Taman Nasional Way Kambas. Erin kemudian dirawat di Rumah Sakit Gajah Prof Dr Ir H Rubini Atmawidjaya di PLG Way Kambas.
Gajah Erin (Foto: Instagram/@balaitamanasionalwaykambas)
zoom-in-whitePerbesar
Gajah Erin (Foto: Instagram/@balaitamanasionalwaykambas)
Tim dokter langsung melakukan terapi perawatan luka, terapi cairan, memberi antiradang, terapi asam amino, dan memberikan multivitamin setiap dua hari sekali pada minggu pertama serta berlanjut setiap minggu.
ADVERTISEMENT
“Setelah beberapa hari perawatan intensif di rumah sakit gajah, Erin terlihat jauh lebih baik dan kondisinya berangsur normal tetapi  masih terlihat lemah,” ungkap Balai Taman Nasional Way Kambas.
Bulan berganti dan pada Maret 2018 kondisi Erin lebih baik dibandingkan saat pertama kali ditemukan. Dia sudah lebih terampil memakan rumput yang dicacah dengan belalainya, memakan pisang dengan cara diisap dengan belalainya, dan memakan pelepah kelapa yang sudah dibersihkan lapisan kulitnya dengan bantuan kakinya. Namun, sesekali Erin masih disuapi oleh perawatnya (mahout), Sukowiyono.
Setiap pagi hingga sore, Sukowiyono mengangon Erin.
“Sekarang kondisinya semakin membaik, bobot tubuhnya sekarang sekitar 470 kg, naik dua kali lipat dari pertama ditemukan,” tulis Balai Taman Nasional Way Kambas di akun Instagramnya.
ADVERTISEMENT
Tentu kita berharap Erin lekas sembuh dan bermain dengan sukacita bersama rekan-rekannya yang tumbuh normal.
“Penanganan medis selalu dilakukan oleh tim dokter dari Taman Nasional Way Kambas. Kita doakan semoga Erin lekas pulih,” harap Balai Taman Nasional Way Kambas.