Lima Cara BNPB Latih Warga Pesisir Pandeglang untuk Hadapi Bencana

11 April 2018 17:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Diakusi IABI mengenai tsunami Banten 57 meter (Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Diakusi IABI mengenai tsunami Banten 57 meter (Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan)
ADVERTISEMENT
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memberikan penjelasan mengenai cara warga Desa Nelayan di Pandeglang, Banten, siaga terhadap bencana, khususnya tsunami. Ada lima langkah yang akan diterapkan BNPB untuk melatih warga desa nelayan tersebut.
ADVERTISEMENT
"Pertama, masyarakat diajak memetakan potensi bencana di desanya, menghitung berapa masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana," kata Direktur Pemberdayaan Masyarakat BNPB, Lilik Kurniawan saat dihubungi kumparan (kumparan.com), Rabu (11/4).
Yang kedua, BNPB akan membuat warga merencanakan hal yang perlu dilakukan saat bencana terjadi. Misalnya seperti langkah yang ketiga, BNPB meminta agar mereka berperan sebagai relawan.
"Keempat, membuat rencana kontijensi dan simulasi bencana. Dan kelima dilatih mempertahankan livelihood bencana dan lain-lainnya," lanjut dia.
Diakusi IABI mengenai tsunami Banten 57 meter (Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Diakusi IABI mengenai tsunami Banten 57 meter (Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan)
Senada dengan Lilik, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Mochammad Riyadi menyampaikan pihaknya sudah melakukan pembinaan dan sosialisasi kepada masyarakat soal Desa Nelayan yang dijadikan Desa Tangguh Bencana ini. Untuk menghadapi bencana seperti tsunami di Pandeglang, BMKG sudah membangun sirine untuk peringatan waspada bencana.
ADVERTISEMENT
"Kita sudah bangun Desa Tangguh, kita sudah melakukan pembinaan. Kami sudah sering sosialisasi kepada mayarakat. Kami sudah beberapa kali ada penyuluhan dengan tokoh masyarakat. Kita juga di Pandeglang sudah bangun sirine. Kita sudah ada kesiapsiagan," ucap Riyadi.
Riyadi juga menambahkan, karena Indonesia ini dijulukinya sebagai 'supermarket bencana', maka masyarakat harus peka dan punya kesadaran soal itu.
"Kemudian, perlu dicatet memang kalau di sana memang daerah selatan (Indonesia) memang berpotensi (kita harus aware)," tegasnya.
Meski begitu, ia meminta masyarakat untuk tak terpancing isu tsunami atau bencana lainnya jika tidak berasal dari BMKG.
"Instansi yang menyampaikan tentang informasi gempa bumi dan peringatan tsunami satu-satunya adalah BMKG," pungkas Riyadi.
ADVERTISEMENT