Lima Usulan Presiden Jokowi dalam ASEAN Leaders' Gathering 2018

12 Oktober 2018 2:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jokowi di ASEAN Leader's Gathering, Nusa Dua, Bali (Foto: dok. Biro Pers Setpres)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi di ASEAN Leader's Gathering, Nusa Dua, Bali (Foto: dok. Biro Pers Setpres)
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo menyampaikan lima usulan dalam ASEAN Leaders' Gathering yang dihadiri oleh para kepala negara di kawasan ASEAN, sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, Presiden World Bank Jim Yong Kim, dan Manager Director IMF Christine Lagarde, di Hotel Sofitel Nusa Dua, Bali, Kamis (11/10).
ADVERTISEMENT
Pertemuan yang diinisiasi oleh pihak Indonesia ini juga menghadirkan 10 negara ASEAN dan sejumlah pimpinan lembaga internasional. Saat memimpin jalannya pertemuan, Presiden Jokowi menyinggung sejumlah hal terkait dengan visi ASEAN.
"Pertama, pentingnya mulai dipikirkan mekanisme kerja sama kawasan dan global bagi pembangunan berkelanjutan pascabencana," kata Presiden Jokowi, di Hotel Sofitel Nusa Dua, Bali, Kamis (11/10).
Jokowi di ASEAN Leader's Gathering, Nusa Dua, Bali (Foto: dok. Biro Pers Setpres)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi di ASEAN Leader's Gathering, Nusa Dua, Bali (Foto: dok. Biro Pers Setpres)
Kemudian yang kedua, Presiden memandang pentingnya memprioritaskan SDGs dalam tahap pembangunan masing-masing negara ASEAN. Beberapa capaian SDGs sendiri telah dan akan terus diupayakan Indonesia dalam pembangunannya.
Di antaranya yaitu, menurunnya angka kemiskinan menjadi satu digit di angka 9,8 persen pada 2018, meningkatnya akses terhadap air bersih bagi rumah tangga, hingga meningkatnya akses terhadap pelayanan kesehatan melalui Jaminan Kesehatan Nasional yang mencakup 77,78 persen rakyat Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Tidak kalah penting adalah kemajuan besar pada pembangunan infrastruktur dalam empat tahun terakhir sebagai perwujudan tujuan nomor sembilan dari SDGs," ujar Jokowi.
Jokowi di ASEAN Leader's Gathering, Nusa Dua, Bali (Foto: dok. Biro Pers Setpres)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi di ASEAN Leader's Gathering, Nusa Dua, Bali (Foto: dok. Biro Pers Setpres)
Usulan ketiga, Jokowi berpendapat bahwa sinergi antara organisasi kawasan, organisasi internasional serta lembaga keuangan menjadi kunci dalam mewujudkan SDGs.
"Sinergi antara organisasi kawasan dan organisasi internasional serta lembaga keuangan bagi pencapaian SDGs penting sekali artinya," katanya.
Jokowi di ASEAN Leader's Gathering, Nusa Dua, Bali (Foto: dok. Biro Pers Setpres)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi di ASEAN Leader's Gathering, Nusa Dua, Bali (Foto: dok. Biro Pers Setpres)
Lalu yang keempat, Indonesia mendorong sumber pendanaan inovatif seperti blended finance yang telah dibahas dalam Forum Tri Hita Karana yang juga dihadiri Presiden.
"Salah satu tantangan pencapaian SDGs adalah masalah pendanaan. Oleh karena itu, keempat, Indonesia mendorong sumber pendanaan inovatif seperti blended finance," ucapnya.
Kemudian yang kelima atau terakhir, dalam upaya mencapai SDGs, masing-masing negara perlu melibatkan kemajuan teknologi dalam upaya yang dilakukan.
ADVERTISEMENT
"Dalam kaitan ini saya mencontohkan berkembangnya aplikasi ruang guru di Indonesia," imbuhnya.
Jokowi di ASEAN Leader's Gathering, Nusa Dua, Bali (Foto: dok. Biro Pers Setpres)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi di ASEAN Leader's Gathering, Nusa Dua, Bali (Foto: dok. Biro Pers Setpres)
Ia juga berpesan kepada seluruh pimpinan negara dan pemerintahan ASEAN bahwa untuk mewujudkan SDGs sebagaimana yang telah dicanangkan PBB, masing-masing negara ASEAN tak akan mampu mencapainya seorang diri tanpa bantuan negara lain.
Oleh karena itu, ia mendorong untuk dilakukannya kerja sama dengan negara lain. Utamanya sesama negara-negara ASEAN, untuk dapat mewujudkan hal itu.
"Saya ingin tekankan, pencapaian SDGs tidak dapat dipenuhi secara isolatif oleh satu negara tanpa bekerja sama dengan negara lain. Pencapaian SDGs memerlukan global leadership dan shared responsibilities," ujarnya.