Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
Lobi PM Mahathir yang Bebaskan Anwar Ibrahim dari Pidana
17 Mei 2018 7:44 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
ADVERTISEMENT
Mantan tokoh oposisi pemerintah Malaysia , Anwar Ibrahim , mendapatkan pengampunan dari Sultan Muhamad V atas kasus sodomi yang menjeratnya. Bebasnya Anwar pada Rabu (16/5) ini membuka babak baru perpolitikan di bawah PM Malaysia Mahathir Mohamad .
ADVERTISEMENT
"Dewan pengampunan telah bertemu dan Sultan menganugerahi pemaafan penuh, yang berarti seluruh kejahatannya di masa lalu telah dihapuskan," kata Sivarasa Rasiah, pengacara Anwar, seperti dikutip dari Reuters.
Anwar pada tahun 2015 divonis lima tahun penjara atas kasus sodomi. Tuduhan menyodomi asisten pibadi itu dibantah oleh Anwar, ia mengatakan bahwa kasusnya bermotifkan politik karena dia adalah pemimpin oposisi kala itu.
Lama hukuman itu akhirnya dikurangi dua tahun karena pemimpin Partai Keadilan Rakyat (PKR) dinyatakan berkelakuan baik. Anwar seharusnya menghirup udara bebas pada 8 Juni 2018. Namun, berkat lobi koalisi Pakatan Harapan yang dipimpin Mahathir, Anwar akhirnya bebas kurang lebih satu bulan lebih cepat.
Pria yang berusia 70 tahun itu digadang akan menggantikan Mahathir yang menyatakan hanya akan memimpin Malaysia satu atau dua tahun saja.
ADVERTISEMENT
Usai bebas, Anwar langsung menemui Sultan Agung Muhammad V di istana raja di Kuala Lumpur. Di sana, ia juga disambut oleh Mahathir --politikus yang pernah menjadi rival.
Setelah pertemuanya dengan Sultan Malaysia, Anwar menyatakan ia mendukung penuh reformasi menyeluruh di Malaysia. Reformasi, kata Anwar, sangat dibutuhkan setelah korupsi besar terjadi di era pemerintahan sebelumnya.
"Sekarang ada fajar baru di Malaysia. Saya mesti berterima kasih kepada warga Malaysia," ucap Anwar seperti dikutip dari AFP.
"Seluruh spektrum di Malaysia, terlepas dari agama atau suku, harus berdiri di atas prinsip demokrasi dan kebebasan. Mereka (rakyat Malaysia) meminta perubahan," sambungnya.
Meski sekarang memiliki kedekatan, Mahathir menegaskan tak ingin Anwar masuk dalam kabinetnya. Menurut Mahathir, Anwar akan berkonsentrasi untuk mengurusi PKR serta koalisi penguasa pemerintah Pakatan Harapan.
ADVERTISEMENT
"Perannya akan berada di partai (PKR)," sebut Mahathir seperti dikutip dari The Star, Rabu (16/5).