news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Lonjakan Mencengangkan Suara Asyik di Pilgub Jabar karena Mesin Partai

29 Juni 2018 10:34 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Prabowo bersama Sudrajat - Syaikhu di kediamannya (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Prabowo bersama Sudrajat - Syaikhu di kediamannya (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Hasil pilkada serentak 2018 memperlihatkan fakta, mesin partai dan ketokohan sangat mempengaruhi mobilisasi suara pemilih. Hal ini dapat dilihat pada Pilgub Jawa Barat. Paslon Sudrajat-Ahmad Syaikhu (Asyik) memperoleh lonjakan suara yang cukup signifikan. Bahkan, berbanding terbalik dengan hasil survei selama ini.
ADVERTISEMENT
"Paslon Sudrajat-Ahmad Syaikhu di Jabar mampu membalikkan prediksi para lembaga survei dengan hasil mencengangkan, meskipun belum berhasil memenangi Pilgub Jabar," jelas Direktur Direktur Pusat Kajian Politik (PUSKAPOL) FISIP UI, Aditya Perdana, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (29/6).
Aditya menjelaskan, paslon yang diusung oleh Gerindra, PKS, dan PAN ini memiliki mesin partai yang sangat kuat dalam menggaet suara pemilih. Kekompakan partai pendukung menjadi dasar yang kuat dalam menggerakkan massa.
"Paslon ini tentu memiliki mesin partai yang luar biasa militan dan solid, sehingga mampu meraih suara yang signifikan," jelasnya.
Sudrajat-Ahmad Syaikhu. (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sudrajat-Ahmad Syaikhu. (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
Dari hasil real count KPU, suara Sudrajat-Syaikhu di luar prediksi. Suara Sudrajat-Syaikhu berada di posisi kedua, berhasil mengalahkan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi dengan suara yang ketat. Padahal dalam berbagai survei, suara paslon nomor urut 3 ini kalah dari Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi.
ADVERTISEMENT
Dalam real count KPU, Sudrajat-Ahmad Syaikhu memperoleh 28,32 persen atau 5.676.863 suara. Sementara Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi memperoleh 25,95 persen atau 5.197.660 suara.
Real count Pilgub Jabar. (Foto: Dok. KPU)
zoom-in-whitePerbesar
Real count Pilgub Jabar. (Foto: Dok. KPU)
"Hal yang sama juga terjadi dengan paslon Sudirman Said-Ida Fauziyah di Pilgub Jawa Tengah yang di luar dugaan meraih suara yang signifikan. Suara paslon ini mampu melonjak dan bersaing ketat dengan paslon Ganjar Pranowo-Taj Yasin," imbuhnya.
Sudirman Said dan Ida Fauziyah. (Foto:  ANTARA FOTO/R. Rekotomo)
zoom-in-whitePerbesar
Sudirman Said dan Ida Fauziyah. (Foto: ANTARA FOTO/R. Rekotomo)
Aditya juga menjelaskan kemenangan Nurdin Abdullah-Andi Sudirman Sulaiman di Pilgub Sulawesi Selatan juga menunjukkan fenomena bahwa figur yang kuat mampu bekerja efektif dengan bantuan kelompok relawan dan partai pendukung.
Paslon yang merupakan tokoh nasional juga diuji keterpilihannya dalam pilkada ini. Mantan Menteri Sosial Kabinet Presiden Jokowi-JK, Khofifah Indar Parawansa berhasil merebut hati masyarakat Jawa Timur.
Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak. (Foto: Antara/Moch Asim)
zoom-in-whitePerbesar
Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak. (Foto: Antara/Moch Asim)
Dari 11 anggota DPR/ DPD RI yang mencalonkan sebagai gubernur ataupun wakil gubernur, hanya Victor Laiskodat (NTT), Zulkieflimansyah (NTB), dan I Wayan Koster (Bali) yang berhasil menang di daerah masing-masing.
ADVERTISEMENT
"Artinya, figur nasional yang bertarung di pilkada provinsi tentu bukan hal yang mudah karena membutuhkan waktu dan interaksi sosial yang intensif dan masif,"' jelas Aditya.
Edy Rahmayadi dan istri usai menggunakan hak pilih (Foto: Antara/Irsan Mulyadi)
zoom-in-whitePerbesar
Edy Rahmayadi dan istri usai menggunakan hak pilih (Foto: Antara/Irsan Mulyadi)
Faktor kedekatan emosional kandidat dan pemilihnya juga tampak terlihat dimobilisasi oleh paslon Eddy Rahmayadi-Musa Rajekshah di Pilgub Sumatera Utara dan juga Sutarmidji-Ria Norsan di Pilgub Kalimantan Barat.
"Dalam konteks ini, paslon di daerah ini terlihat mengedepankan strategi memaksimalkan politik identitas berupa etnis dan agama antara kandidat dan pemilihnya," pungkasnya.