LSI Denny JA: Tak Ada Figur, Partai Islam Harus Tawarkan Program

8 Januari 2019 17:06 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Ardian Sopa. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Ardian Sopa. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
ADVERTISEMENT
Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Ardian Sopa menilai, meski elektabilitas partai Islam rendah, namun masih berpeluang untuk bertahan di perpolitikan Indonesia. Asalkan partai Islam dapat memanfaatkan potensi yang ada dalam partainya.
ADVERTISEMENT
"Kesimpulan saya partai Islam masih bisa bertahan. Tinggal memang maksimalkan potensi yang ada," kata Ardian di Kantor LSI, Jakarta Timur, Selasa (8/1).
Meski demikian, elektabilitas partai Islam masih lebih rendah jika ketimbang partai nasionalis. Ia berpendapat ada sejumlah alasan mengapa hal itu bisa terjadi. Salah satunya adalah tidak ada figur kuat yang dapat merepresentasikan partai.
"Pertama, di partai Islam ada figur kuat atau tidak. Karena masyarakat saat ini masih melihat ke figur. Ketika ada figur, mereka akan berbondong-bondong," jelasnya.
Konferensi Pers LSI "Yang Juara dan Yang Terhempas: Pertarungan Partai Politik 2019" di Graha Dua Rajawali, Jakarta, Selasa (8/1). (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Konferensi Pers LSI "Yang Juara dan Yang Terhempas: Pertarungan Partai Politik 2019" di Graha Dua Rajawali, Jakarta, Selasa (8/1). (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
"Ini seperti PDIP dan Gerindra. Mereka akan ke sana," imbuh dia.
Sebaliknya, jika tidak ada figur yang mampu mendongkrak suara, seharusnya partai Islam mampu menawarkan program-program yang sekiranya dapat diterima dan disukai oleh masyarakat.
ADVERTISEMENT
"Partai harus munculkan program yang diterima dan disukai publik banyak. Nah itu apakah dimunculkan partai Islam? Ketika figur tidak ada dan program tidak ada, ya masyarakat kehilangan alasan untuk memilih partai ini," tuturnya.
Sementara berdasarkan temuan LSI, figur ketua umum yang memperlihatkan tingkat pengenalan di atas 50 persen adalah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Megawati Soekarnoputri, Surya Paloh, Prabowo Subianto, dan Harry Tanoesoedibjo yang merupakan ketua umum partai nasionalis.
Cak Imin tiba di area Gedung KPU, Jakarta, Jumat (10/8/2018). (Foto: Jafri Anto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Cak Imin tiba di area Gedung KPU, Jakarta, Jumat (10/8/2018). (Foto: Jafri Anto/kumparan)
"Untuk Cak Imin (Muhaimin Iskandar), Bang Romy (Romahurmuzy), kemudian Sohibul Iman (dari) PKS, dan lain-lain memang belum mencapai magic number dia angka 50 persen," ungkapnya.
Berdasarkan data survei LSI per Desember 2018, elektabilitas partai Islam di Indonesia berada di bawah 10 persen. PKB dengan 6,9 persen, PKS dengan 3,3 persen, PPP dengan 3,0 persen, dan PAN dengan 1,8 persen.
ADVERTISEMENT
Metodologi survei dilakukan pada tanggal 5-12 Desember 2018. Jumlah responden 1.200 orang dengan wawancara tatap muka menggunakan kuesioner, dan margin of error 2,9 persen. Tak hanya itu, survei LSI juga dilengkapi dengan FGD dan analisis media serta indepth interview.