Luthfi, Korban Lion Air Tinggalkan Istri yang Sedang Hamil 7 Bulan

30 Oktober 2018 11:56 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Istri Muhammad Luthfi Nurramdhani (kedua dari kiri), korban pesawat Lion Air JT-610. (Foto: Marissa Krestianti/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Istri Muhammad Luthfi Nurramdhani (kedua dari kiri), korban pesawat Lion Air JT-610. (Foto: Marissa Krestianti/kumparan)
ADVERTISEMENT
Kepedihan mendalam dirasakan para keluarga dan kerabat korban kecelakaan Pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta-Pangkal Pinang yang jatuh di perairan Ujung Karawang, Jawa Barat. Salah satunya Yeti Nurdana, Ibu dari korban Muhammad Luthfi Nurramdhani.
ADVERTISEMENT
Saat ditemui di kediamannya yang berada di Wisma Jaya, Bekasi Timur, Yeti mengaku tidak ada firasat apapun terhadap anak keduanya tersebut, hanya saja terheran karena selama 2 minggu berturut-turut Luthfi datang mengunjungi keluarganya.
"Tidak ada firasat apa-apa, malamnya masih tidur bareng. Kalau dipikir selama 2 minggu ini ia sering kesini," ujar Yeti kepada kumparan, Selasa (30/10).
Luthfi merupakan anak kedua dari empat bersaudara, pria lulusan Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung angkatan 2011 itu baru menikah dengan istrinya bernama Karlina pada 27 Januari 2018. Karlina kini tengah mengandung 7 bulan anak Luthfi.
Pria berusia 24 tahun itu tinggal di Pangkal Pinang bersama istrinya. Ia kerap kali menemui keluarganya di Bekasi untuk melepas rindu ataupun urusan pekerjaan.
ADVERTISEMENT
Saat itu, Luthfi berangkat ke Jakarta tanpa sang istri karena ada urusan pekerjaan. Luthfi selalu menginap di rumah orang tuanya bila berkunjung ke Jakarta. Menurut Yeti, Luthfi terbiasa menggunakan pesawat Lion Air karena anaknya tersebut selalu memilih keberangkatan saat pagi hari.
"Lion terus, karena yang ada keberangkatan pagi dari Jakarta ke Pangkal Pinang cuman Lion. Bisa aja yang lain cuman adanya malam atau siang. Dia maunya pagi karena bisa lebih lama ketemu keluarga," tutur Yeti.
Yeti Nurbana, ibunda korban Muhammad Luthfi Nurramdhani (karyawan Pos Indonesia) (Foto: Marissa Krestianti/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Yeti Nurbana, ibunda korban Muhammad Luthfi Nurramdhani (karyawan Pos Indonesia) (Foto: Marissa Krestianti/kumparan)
Yeti mengaku sempat terheran karena Luthfi tidak seperti biasanya. Luthfi memilih berada di kamar bersama ayah, ibu, kakak dan adiknya saat diajak pergi keluar untuk makan. Namun, hal tersebut ia hiraukan begitu saja karena tidak muncul firasat buruk terhadap anaknya itu.
ADVERTISEMENT
"Jadi seharian itu hari Minggu di hotel aja. Dia diajakin keluar enggak mau katanya males keluar, diajak makan di luar nggak mau. Maunya makan di kamar, ya sudah kita makan bareng di ruangan di kamar," ujarnya.
Saat berangkat menuju bandara pada Senin pagi, sang Ibu sempat mengantarkan korban ke bandara karena mereka menginap di hotel yang tak terlalu jauh dari Bandara Soekarno Hatta.
Foto keluarga Muhammad Luthfi Nurramdhani korban pesawat Lion Air JT-610. (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Foto keluarga Muhammad Luthfi Nurramdhani korban pesawat Lion Air JT-610. (Foto: Istimewa)
Barulah pada Senin (29/10), Yeti mulai gelisah dan panik karena anaknya tak kunjung memberi kabar padahal saat itu sudah melebihi waktu jam pendaratan. Biasanya, kata dia, Luthfi selalu memberikan kabar melalui group Whatsapp keluarga saat tiba di Pangkal Pinang.
Sang Ibunda pun langsung menghubungi Luthfi namun nomernya tidak aktif.
ADVERTISEMENT
"Nelepon istrinya juga katanya belum sampai ke rumah, nelpon temen yang jadi pilot di Lion katanya pasti aman karena cuaca buruk doang. Sempat lega, tapi pas bapak baca berita di media pesawat yang dinaiki Luthfi hilang jadi nangis sejadi-jadinya," ungkap Yeti.
Suasana rumah korban Lion Air JT 610, Muhammad Luthfi Nurramdhani karyawan Pos Indonesia. (Foto: Marissa Krestianti/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana rumah korban Lion Air JT 610, Muhammad Luthfi Nurramdhani karyawan Pos Indonesia. (Foto: Marissa Krestianti/kumparan)
Kini Yeti dan keluarga hanya bisa pasrah kapada Tuhan menunggu kabar baik di tengah duka yang menyelimuti saat ini. Pihak keluarga hingga kini masih kesulitan mendapat kabar dari pihak maskapai.
Sementara, kediaman orangtua korban, di Wisma Jaya Jalan Kusuma Timur, Bekasi Timur, Kota Bekasi, masih ramai didatangi tetangga dan kerabat untuk menyampaikan duka cita.