Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2

ADVERTISEMENT
Kemacetan di DKI Jakarta turun sebesar 8 persen di tahun 2018 berdasarkan lembaga pengukur tingkat kemacetan di kota-kota besar dunia, TomTom Traffic Index. Plt Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Sigit Wijatmoko, menjelaskan penurunan kemacetan tersebut terjadi karena perkembangan pembangunan di bidang transportasi yang dilakukan Pemprov DKI.
ADVERTISEMENT
Salah satu yang dimaksud Sigit, yakni difungsikannya underpass sampai flyover yang selesai proses pembangunannya. Salah satu yang dioperasikan tahun 2018, yakni underpass Matraman, Kartini, dan Mampang, lalu flyover Cipinang dan Bintaro.
“Beroperasinya beberapa underpass dan flyover yang dibangun. Penutupan perlintasan sebidang KA,” kata Sigit saat dikonfirmasi, Senin (17/6).
Sigit mengungkapkan, kebijakan ganjil-genap yang diperluas areanya dan diperpanjang waktunya juga berpengaruh mengatasi kemacetan. Selain itu, kata Sigit, penataan di Jalan Sudirman-Thamrin yang semakin lebar membuat tidak ada jalur lambat.
Lebih lanjut, program Jak Lingko dan layanan Transjakarta, menurut Sigit, juga berdampak terhadap lalu lintas di ibu kota. Ia berharap transportasi di Jakarta terintegrasi semua khususnya setelah adanya MRT dan LRT hadir.
ADVERTISEMENT
“Adanya program Jak Lingko yang merangkul angkutan umum dalam manajemen Dishub DKI sehingga tidak ngetem sembarangan karena sudah mengacu pada sistem rupiah per kilometer. Membuka rute-rute baru untuk area layanan Transjakarta,” ujar Sigit.
“Menugaskan Transjakarta untuk terintegrasi dengan angkutan perkotaan dan mewadahi program Jak Lingko. Dan integrasi dengan MRT plus LRT saat beroperasi,” tambahnya.
Sigit menegaskan pihaknya bersama stakeholder terkait, seperti BPTJ terus mengembangkan sistem transportasi termasuk di Jabodetabek. Atas dasar tersebut, Sigit juga menginginkan kemacetan di Jakarta semakin turun.
“Diharapkan pada survei tahun 2019 nanti akan semakin besar persentase penurunan kemacetannya karena MRT sudah beroperasi, disusul dengan LRT, dan integrasi angkutan umum dalam program Jak Lingko bersama Transjakarta sudah berjalan,” tutur Sigit.
Turunnya tingkat kemacetan ini membuat posisi Indonesia sebagai kota termacet di dunia turun dari sebelumnya posisi 4 menjadi 7. Penurunan ini menjadi yang terbesar, yakni 8 persen, di antara kota-kota lainnya, dari total 403 kota yang diteliti.
ADVERTISEMENT