Mahasiswa Inggris Kawinkan Degung Sunda dan Wayang Bali

10 Maret 2018 11:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mahasiswa Inggris main gamelan. (Foto: dok. KBRI London)
zoom-in-whitePerbesar
Mahasiswa Inggris main gamelan. (Foto: dok. KBRI London)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Musik sejatinya adalah sebuah bahasa universal yang tidak terkurung ruang dan waktu. Tidak terkecuali musik tradisional Indonesia yang tidak hanya digemari masyarakat tanah air, melainkan juga para pemuda di Inggris.
ADVERTISEMENT
Pada Kamis (8/3), lebih dari 100 warga Inggris dibuat terpukau dengan penampilan para mahasiswa jurusan musik di Royal Holloway University of London (RHUL). Mereka dengan apik memainkan Degung Gamelan Sunda, yang "dikawinkan" dengan pagelaran Wayang Bali.
Bertajuk "Crossing Borders: Gamelan Puloganti" para mahasiswa ini menampilkan karya-karya klasik degung Sunda. Lagu pembuka adalah Jung Pung, dilanjutkan dengan mengalunnya lagu Tepang Asih, Lalayaran, Sancang, Bendrong, dan Karatagan Pahlawan. Lagu-lagu itu dimainkan dengan angklung, gamelan degung, hingga salendro.
Pertunjukan pun dilanjutkan dengan pementasan wayang kulit yang berlatar cerita khas pulau Bali, Ramayana.
Namun kali ini pertunjukan wayang Bali yang dibawakan oleh guru besar teater di RHUL, Matthew Cohen, mahasiswa jurusan drama RHUL Sietske Rijkema, dan gurubesar teater tradisi di ISI Denpasar, Nyoman Sedana.
ADVERTISEMENT
Pagelaran wayang itu Bahasa Inggris dan sedikit mengambil beberapa tokoh pewayangan dari Jawa Barat, juga menggunakan alunan Gender Wayang dari Cirebon dengan lama pertunjukan kurang lebih satu jam.
Mahasiswa Inggris main gamelan. (Foto: dok. KBRI London)
zoom-in-whitePerbesar
Mahasiswa Inggris main gamelan. (Foto: dok. KBRI London)
Menurut laporan Kedutaan Besar RI di London, penampilan tersebut sukses membuat para penonton tidak beranjak dari tempatnya dan ikut hanyut dalam alunan degung Sunda.
“Karya seni kolaborasi para musisi di Inggris ini sangat unik, dan menjadi kekuatan mereka dalam menampilkan kepiawaiannya menjaga nilai-nilai tradisi di satu sisi dan kemampuan untuk terus berimajinasi dan berkreasi menciptakan hal-hal baru,” kata Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI London, E. Aminudin Aziz.
Pementasan wayang Bali di RHUL kali ini tidak terlepas dari adanya program residensi seniman tradisional yang dirancang di kantor Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) London.
ADVERTISEMENT
"Setelah menuai sukses gemilang pada permulaan penyelenggaraan program residensi pada tahun 2017, kantor Atdikbud KBRI London kembali menyelenggarakan program yang sama di tahun 2018," lanjut pernyataan tersebut.