Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Makna Batik Parang yang Dipakai Anies saat Temui Jokowi
25 Oktober 2017 14:41 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
ADVERTISEMENT
Dalam dua hari terakhir, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bolak balik ke Istana Negara. Selasa (24/10) kemarin, Anies menyambangi Istana untuk mengikuti pengarahan kepala daerah se-Indonesia oleh Presiden Jokowi.
ADVERTISEMENT
Hari ini, Rabu (25/10), Anies kembali ke Istana. Bersama pasangannya, Sandiaga Uno, Anies menggelar pertemuan tertutup dengan Presiden Joko Widodo. Dengan didampingi Seskab Pramono Anung dan Menhub Budi Karya, Anies-Sandi dan Jokowi membahas berbagai persoalan DKI Jakarta.
Ada yang menarik dari pilihan busana yang dipilih Anies ketika menyambangi Istana. Anies memilih menggunakan batik bermotif parang saat ke Istana.
Berdasarkan penelusuran kumparan (kumparan.com), batik parang merupakan salah satu jenis batik tertua. Saat mengikuti rapat dengan seluruh kepala daerah di Indonesia, Anies pakai batik parang dengan kombinasi warna merah, hitam, dan hijau.
Batik Parang merupakan salah satu motif batik yang paling tua di Indonesia. Parang berasal dari kata Pereng yang berarti lereng. Perengan menggambarkan sebuah garis menurun dari tinggi ke rendah secara diagonal.
Batik ini merupakan batik asli Indonesia yang sudah ada sejak zaman keraton Mataram Kartasura (Solo) dan dulunya hanya bisa dipakai oleh raja, penguasa, dan ksatria.
ADVERTISEMENT
Susunan motif S jalin-menjalin tidak terputus melambangkan kesinambungan. Bentuk dasar huruf S diambil dari ombak samudra yang menggambarkan semangat yang tidak pernah padam.
Sebagai salah satu motif batik dasar yang paling tua Batik Parang ini memiliki makna petuah untuk tidak pernah menyerah, ibarat ombak laut yang tak pernah berhenti bergerak. Batik Parang juga menggambarkan jalinan yang tidak pernah putus, baik dalam arti upaya untuk memperbaiki diri, upaya memperjuangkan kesejahteraan, maupun bentuk pertalian keluarga.
Selain itu, garis diagonal lurus melambangkan penghormatan dan cita-cita, serta kesetiaan kepada nilai yang sebenarnya. Dinamika dalam pola parang ini juga disebut ketangkasan, kewaspadaan, dan kontituinitas antara pekerja dengan pekerja lain.
Saat ini Batik Parang telah mengalami perkembangan dan muncul dalam berbagai motif yang berbeda namun tetap mencirikan motif batik parang. Jenis batik parang yang digunakan sendiri merupakan jenis batik parang barong.
ADVERTISEMENT
Motif batik parang barong ini berasal dari kata batu karang dan barong (singa). Parang barong merupakan parang yang paling besar dan agung, dan karena kesakralan filosofinya, motif ini hanya boleh digunakan untuk raja, terutama dikenakan pada saat ritual keagamaan dan meditasi.
Motif ini diciptakan Sultan Agung Hanyakrakusuma yang ingin mengekspresikan pengalaman jiwanya sebagai raja dengan segala tugas kewajibannya dan kesadaran sebagai seorang manusia yang kecil di hadapan Sang Maha Pencipta.
Kata barong berarti sesuatu yang besar dan ini tercermin pada besarnya ukuran motif tersebut pada kain. Motif parang barong ini merupakan induk dari semua motif parang. Motif ini mempunyai makna agar seorang raja selalu hati-hati dan dapat mengendalikan diri.
ADVERTISEMENT