Masjid Nuril Omar Barokah, Oase di Tengah Teriknya Tol Cipali

3 Juni 2019 10:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Masjid Omar Nuril Barokah. Foto: Helmi Afandi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Masjid Omar Nuril Barokah. Foto: Helmi Afandi/kumparan
ADVERTISEMENT
Sebelas tiang putih berdiri tegak di depan Masjid Nuril Omar Barokah. Tiang-tiang itu tidak pula berdiri sia-sia, melainkan bertugas menyangga bidang lebar di atasnya. Sepintas, bentuknya menyerupai barisan payung yang tertib tertata. Menjadi peneduh bagi siapa pun yang datang ke masjid tersebut .
ADVERTISEMENT
Jika pernah berkunjung ke Madinah, Arab Saudi, keberadaan sejumlah payung semacam itu menyerupai suasana pelataran Masjid Nabawi. Di sana, ada banyak payung ‘raksasa’ yang pangkal gagangnya ditancapkan ke dalam tanah. Menciptakan suasana damai dan sensasi estetis tersendiri bagi jemaahnya.
Masjid Nuril Omar Barokah pun didirikan atas semangat yang sama. Bahwa sebuah masjid tidak saja menjadi tempat ibadah, tetapi juga harus memiliki dimensi estetis. Masjid yang berada di Subang, Jawa Barat, tepatnya di Rest Area KM 102 Tol Cipali (Cikopoh-Palimanan) jelas berbicara banyak tentang itu.
Masjid Omar Nuril Barokah. Foto: Helmi Afandi/kumparan
kumparan berkesempatan menyambangi Masjid Nuril Omar Barokah pada Senin (27/5), atau H-7 sebelum masuk cuti lebaran. Masjid yang didirikan pada 2015 lalu itu merupakan masjid pertama yang bisa ditemui kala berkendara ke arah Cirebon melewati Tol Cipali.
ADVERTISEMENT
Menurut Ketua DKM Nuril Omar Barokah, Adi Abdul Hadi, payung yang berdiri di depan masjid memang sengaja dibuat menyerupai Masjid Nabawi di Madinah. Sebabnya, kata dia, pendiri masjid tersebut, Nugroho Rawidigdo, seorang pengusaha asal Salatiga, Jawa Tengah, terinspirasi dengan keindahan Masjid Nabawi.
“Ini semua (arsitekturnya) kearab-araban. Beliau (Nugroho) itu hampir tiap bulan umrah dan tour wisata ke luar negeri. Dia bilang ke arsiteknya, ‘saya mau bikin masjid seperti ini’ (Masjid Nabawi),” kata Adi kala berbincang dengan kumparan di Masjid Nuril Omar Barokah.
Adi Abdul Hamid Ketua DKM Masjid Omar Nuril Barokah. Foto: Helmi Afandi/kumparan
Dalam sirah nabawiyah, Masjid Nabawi seringkali diceritakan sebagai tempat bertemunya umat muslim di seluruh penjuru tanah Arab. Masjid tersebut memiliki peran penting dalam kohesi dan persatuan kaum muslimin. Lebih jauh lagi, Masjid Nabawi juga menjadi rumah bagi mereka yang menjadi musafir dan ingin melaksanakan ibadah.
ADVERTISEMENT
Di kalangan para pemudik yang melintasi Tol Cipali, Masjid Nuril Omar Barokah juga memikul peran semacam itu. Mereka yang kelelahan sehabis berkendara dapat beribadah,hingga melepas lelah di sana. Hawa panas yang mencapai 33 derajat celcius pun sirna kala jemaah membasuh tubuh dengan sejuknya air di masjid tersebut
Masjid Omar Nuril Barokah. Foto: Helmi Afandi/kumparan
Menariknya lagu, Masjid Nuril Omar Barokah memiliki tempat wudhu yang lokasinya sekilas berada di bawah tanah. Meski sebetulnya, itu hanyalah ilusi visual semata. Yang terjadi, bangunan masjid rupanya sengaja dibuat lebih tinggi dari permukaan tanah. Itu mengapa jemaah yang datang ke masjid harus menapaki anak tangga terlebih dahulu.
“Di Tanah Arab, toilet dan tempat wudhu kebanyakan di bawah. Jadi ngikutin juga. Di sana kan panas, jarang-jarang toilet di atas. Di Masjid Nabawi, di Masjid Makkah pun itu semua di bawah,” jelas Adi
Masjid Omar Nuril Barokah. Foto: Helmi Afandi/kumparan
Sejumlah pohon dan rerumputan hijau di sekeliling masjid pun sengaja ditata sedemikian rupa. Selain memang menyerap karbondioksida, sejenak jemaah bisa melupakan jalan tol yang penuh debu. Masjid berkapasitas lebih dari 500 jemaah dan berdimensi sekitar 20 M x 20 M itu tentu merupakan tempat yang nyaman untuk beristirahat. Layaknya sebuah oase di tengah gurun sahara.
ADVERTISEMENT
Dari sisi desain interior, masjid tersebut memiliki lantai yang terbuat dari marmer. Ventilasi masjid terbuat dari kayu Jepara, lengkap dengan ukiran khasnya. Ornamen kaligrafi, serta tulisan asmaul husna berjajar di sisi-sisi atas masjid. Kalau data ke sana, mudah untuk menyimpulkan bahwa masjid tersebut tetap berupaya untuk menunjukkan corak ke-Indonesia-an.
Masjid Omar Nuril Barokah. Foto: Helmi Afandi/kumparan
Meski berada di pinggir jalan tol, Masjid Nuril Omar Barokah tak serta merta diperuntukan untuk para pemudik saja. Sejumlah agenda kemaslahatan umat justru dipersembahkan untuk warga di Kecamatan Dawuan. Mereka merupakan warga yang berada di sekitar masjid tersebut. Tepatnya berada di sisi luar jalan tol, jauh dari sibuknya KM pemudik.
Daftar Rest Area di Sepanjang Tol Cipali. Foto: Putri Arifira/kumparan
Sebagai Ketua DKM, Adi paham betul bahwa Masjid Nuril Omar Barokah menjadi magnet bagi para pemudik untuk beramal di perjalanan. Ratusan jemaah yang setiap harinya datang beribadah, membawa berkah tersendiri untuk masjid tersebut. Maka, kas masjid yang penuh terisi didistribusikan lagi ke masjid lainnya di kampung sekitar.
ADVERTISEMENT
“Karena di sini kan banyak yang nyumbang. Pengunjung yang tahu sumbang ke sini, ada yang dipaketin juga. Kita kan kebanyakan. Buat apa kalau enggak dipakai. Kita salurkan lagi ke masjid-masjid terdekat,” kata Adi.
Masjid Omar Nuril Barokah. Foto: Helmi Afandi/kumparan
Dengan cara seperti itu, ikhtiar untuk membangun peradaban Islam yang lebih baik di Kecamatan Dawuan tercipta. Siapa saja yang membutuhkan bantuan keagamaan, bisa langsung meminta ke Masjid Nuril Omar Barokah. Ayat 2 Surat Al-Maidah tentang perintah tolong menolong di Jalan Allah dicontohkan di masjid tersebut.
“Kalau kita dengar ini rekan kita, ustaz kita, ini guru kita, benar-benar butuh bantuan, ya kita kasih. Walaupun enggak banyak, walaupun enggak gede,” sambung Adi.
Masjid Omar Nuril Barokah. Foto: Helmi Afandi/kumparan
Jelang mudik, Masjid Nuril Omar Barokah diprediksi akan semakin penuh sesak. Pemudik dari segala penjuru akan datang ke sana. Dan tentu saja, Masjid Nuril Omar Barokah selalu siap menyambut jemaahnya. Sekaligus memberikan energi baru bagi para pemudik yang kelelahan sehabis berkendara.
ADVERTISEMENT