Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
ADVERTISEMENT
Personel militer China lengkap dengan kendaraan tempur terpantau berjejer di sebuah stadion di Shenzen, sebuah kota yang letaknya berbatasan langsung dengan Hong Kong.
ADVERTISEMENT
Meski Pemerintah China berdalih bahwa pasukan ini hanya sedang berlatih biasa, kecurigaan akan intervensi negara Tirai Bambu ke Hong Kong pun tak dapat dihindari.
Apalagi, Duta Besar China untuk Inggris, Liu Xiaoming, menyatakan bahwa negaranya tidak akan diam dan siap mengerahkan kekuatan apabila situasi di Hong Kong semakin tidak terkendali.
Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton memperingatkan China pada Kamis (15/8) agar tidak mengulang kembali insiden berdarah Tiananmen dalam menangani aksi protes pro-demokrasi di Hong Kong.
Media Pemerintah China, Global Times, memastikan bahwa kekhawatiran itu tidak akan terjadi. Surat kabar itu menegaskan bahwa China memiliki metode yang canggih untuk meredam protes di ibu kota.
"Insiden di Hong Kong tidak akan menjadi pengulangan insiden politik 4 Juni pada 1989," tulis media tersebut.
ADVERTISEMENT
"China jauh lebih kuat dan lebih dewasa, dan kemampuannya untuk mengelola situasi yang kompleks telah meningkat dengan baik," kata media tersebut.
Hong Kong telah dilanda kekacauan selama 10 minggu terakhir akibat aksi demonstrasi dari jutaan warganya.
Aksi protes yang pada awalnya bertujuan untuk menolak rencana penerapan RUU Ekstradisi, berkembang luas menjadi gerakan reformasi demokrasi. Gencarnya propaganda yang dilakukan massa pro demokrasi memicu kekhawatiran dari China. Beijing pun terlihat mengerahkan pasukan militernya di kota perbatasan Shenzen.