Media China Pastikan Insiden Tiananmen Tak Akan Terulang di Hong Kong

16 Agustus 2019 12:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kendaraan militer milik China tampak terparkir di  Shenzhen Bay Sports Center, Shenzhen, China, dekat dengan perbatasan Hong Kong. Foto: Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Kendaraan militer milik China tampak terparkir di Shenzhen Bay Sports Center, Shenzhen, China, dekat dengan perbatasan Hong Kong. Foto: Reuters
ADVERTISEMENT
Personel militer China lengkap dengan kendaraan tempur terpantau berjejer di sebuah stadion di Shenzen, sebuah kota yang letaknya berbatasan langsung dengan Hong Kong.
ADVERTISEMENT
Meski Pemerintah China berdalih bahwa pasukan ini hanya sedang berlatih biasa, kecurigaan akan intervensi negara Tirai Bambu ke Hong Kong pun tak dapat dihindari.
Foto satelit yang memperlihatkan kendaraan militer milik China tampak terparkir di Shenzhen Bay Sports Center, Shenzhen, China, dekat dengan perbatasan Hong Kong. Foto: AP
Apalagi, Duta Besar China untuk Inggris, Liu Xiaoming, menyatakan bahwa negaranya tidak akan diam dan siap mengerahkan kekuatan apabila situasi di Hong Kong semakin tidak terkendali.
Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton memperingatkan China pada Kamis (15/8) agar tidak mengulang kembali insiden berdarah Tiananmen dalam menangani aksi protes pro-demokrasi di Hong Kong.
Pemrotes RUU Anti-Ekstradisi beraksi di Bandara Internasional Hong Kong. Foto: Reuters/Thomas Petter
Media Pemerintah China, Global Times, memastikan bahwa kekhawatiran itu tidak akan terjadi. Surat kabar itu menegaskan bahwa China memiliki metode yang canggih untuk meredam protes di ibu kota.
"Insiden di Hong Kong tidak akan menjadi pengulangan insiden politik 4 Juni pada 1989," tulis media tersebut.
ADVERTISEMENT
"China jauh lebih kuat dan lebih dewasa, dan kemampuannya untuk mengelola situasi yang kompleks telah meningkat dengan baik," kata media tersebut.
Polisi menggunakan semprotan merica untuk menghalau massa demonstran di Bandara Hong Kong Foto: REUTERS/Tyrone Siu
Hong Kong telah dilanda kekacauan selama 10 minggu terakhir akibat aksi demonstrasi dari jutaan warganya.
Aksi protes yang pada awalnya bertujuan untuk menolak rencana penerapan RUU Ekstradisi, berkembang luas menjadi gerakan reformasi demokrasi. Gencarnya propaganda yang dilakukan massa pro demokrasi memicu kekhawatiran dari China. Beijing pun terlihat mengerahkan pasukan militernya di kota perbatasan Shenzen.