Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.1
Melihat Bara Konflik India - Pakistan Selama 2 Pekan Terakhir
2 Maret 2019 7:32 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:02 WIB
ADVERTISEMENT
Hubungan Pakistan dan India layaknya suhu tubuh manusia, kadang bisa panas dan juga dingin. Sudah sejak lama kedua negara ini terlibat dalam berbagai konflik. Mulai dari separatisme, terorisme, hingga uji nuklir.
ADVERTISEMENT
Sementara, Kashmir menjadi wilayah yang sering terjadi perseteruan India dan Pakistan, sejak keduanya merdeka dari Inggris pada 1947.
Perseteruan kedua negara di kawisan Asia Selatan ini kembali terjadi karena peristiwa bom bunuh diri di Kashmir yang menewaskan 44 anggota paramiliter India pada Kamis (14/2) lalu.
Pemerintah India menyalahkan Pakistan atas aksi terorisme di Kashmir itu. India sejak lama menuding Pakistan membekingi kelompok separatis Muslim, Jaish-e-Mohammed, di wilayah sengketa kedua negara di Kashmir.
Perdana Menteri India Narendra Modi pun mengutuk keras kejadian ini. Ia pun menegaskan Pakistan tak bisa mengacaukan negaranya.
"Kami akan memberikan jawaban yang sesuai, kami tidak akan mengizinkan tetangga membuat kekacauan," kata Modi dalam pidatonya, seperti dilansir Reuters, Jumat (15/2).
ADVERTISEMENT
"Saya beri tahu kepada kelompok teroris dan bosnya, mereka telah lakukan kesalahan besar. Mereka akan membayar mahal," imbuh Modi.
Kementerian Luar Negeri India juga menyebut pemimpin Jaish-e-Mohammed, Masood Azhar, diberi kebebasan penuh oleh Pakistan untuk memperluas dan memperkuat aksi terorisme di Kashmir. Pemerintah India pun berjanji akan berupaya agar Pakistan terisolasi dari dunia internasional.
Namun, Pakistan membantah semua tuduhan yang dilemparkan India. "Kami menolak dengan keras sindiran pemerintah dan media India yang berusaha menghubungkan serangan dengan pemerintah Pakistan tanpa ada investigasi," ucap seorang pejabat Kemlu Pakistan.
Merespons serangan terorisme di Khasmir, India pun melancarkan serangan ke Kashmir untuk menghancurkan kamp latihan Jaish-e-Mohammad pada Selasa (26/2). Baku tembak terjadi antara militer Pakistan dan India.
ADVERTISEMENT
"AU India sudah melanggar Garis Kendali," sebut juru bicara militer Pakistan, Asif Ghafoor. Garis Kendali atau Line of Control yang dimaksud adalah perbatasan de facto antara kedua negara yang berada di wilayah sengketa Kashmir yang kini masih berstatus gencatan senjata.
Perdana Menteri Pakistan Imran Khan menegaskan negaranya tak akan tinggal diam jika India menyerang. Ia pun juga membantah negaranya menyokong kelompok terorisme yang menyerang India. Jika India benar-benar menyerang, kata Imran, Pakistan akan membalasnya.
"Pakistan tidak akan berpikir lagi untuk menyerang balik, kami akan menyerang balik," tegas dia dikutip AFP, Selasa (18/2).
Kecaman Imran itu bukan isapan jempol belaka. Pada Rabu (27/2), Pakistan menembak jatuh dua jet tempur India dan menawan pilot yang selamat, bernama Abhinandan Varthaman. Salah satu jet tempur itu jatuh di Kashmir sisi India, jet lainnya jatuh di sisi Pakistan. Akibat kejadian ini, dua pilot dan seorang warga sipil tewas.
ADVERTISEMENT
Dunia internasional pun meminta Pakistan dan India meredakan konflik. Namun, Pakistan malah menutup wilayah udara Kashmir. Membuat penerbangan internasional terganggu. Ratusan maskapai dunia membatalkan penerbangan yang melintasi wilayah udara Pakistan.
Maskapai yang terpaksa membatalkan penerbangan dari dan ke Pakistan adalah Emirates Airways, Qatar Airways, Etihad, flydubai, Gulf Air, SriLankan Airlines, Air Canada, dan Singapore Airlines.
Beberapa maskapai yang seharusnya melintasi Pakistan untuk menuju Eropa juga terpaksa mengambil rute lain melalui Mumbai atau pantai barat India.
Thai Airways pada Kamis (28/2) juga membatalkan puluhan penerbangan ke Eropa karena Pakistan menutup wilayah udara mereka. Penerbangan itu adalah jurusan London, Munich, Paris, Brussels, Milan, Wina, Stockholm, Zurich, Kopenhagen, Oslo, Frankfurt, dan Roma.
Keputusan Thai Airways yang membatalkan semua penerbangan yang melintasi rute India - Pakistan untuk menuju Eropa membuat penumpang di Bandara Suvarnabhumi, Bangkok, Thailand, terlantar. Bahkan, mereka tidak mendapatkan makanan atau minuman pengganti dari penerbangan yang ditutup.
ADVERTISEMENT
Selain Thai Airways, penerbangan maskapai Belanda KLM ke sejumlah negara di Asia, termasuk Indonesia, terganggu akibat konflik India - Pakistan di Kashmir.
Pihak KLM menyebut, kebijakan Pakistan menutup wilayah udaranya berimbas pada rute KLM ke Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Meski demikian, KLM belum bisa memastikan berapa penerbangan dan penumpang yang terimbas.
Meski demikian, akhirnya Pakistan membuka sebagian wilayah udara mereka untuk penerbangan internasional. Wilayah udara dan bandara Pakistan akan dibuka sepenuhnya pada Senin (4/3), pukul 13.00 waktu setempat.
Keputusan ini diumumkan Badan Aviasi Sipil Pakistan pada Jumat (1/3). Keputusan ini diambil sebagai bentuk meredam ketegangan dengan India di Kashmir.
Ada empat bandara di Pakistan yang kembali dibuka untuk operasional penerbangan, yaitu Karachi, Islamabad, Peshawar, dan Quetta.
Kabar gembira ini juga diikuti dengan pembebasan pilot jet tempur India, Abhinandan Varthaman, yang ditawan Pakistan. Abhinandan pun telah menjalani pemeriksaan kesehatan.
ADVERTISEMENT
"Pemeriksaan ini diamanatkan terutama karena petugas harus mengeluarkannya dari pesawat," kata Air Vice Marshal R.G.K. Kapoor di dekat perbatasan negara bagian Punjab, India utara, seperti dilansir Reuters, Jumat (1/3).
Pembebasan Abhinandan ini bertujuan untuk mengurangi ketegangan dua negara ini. Pembebasan ini atas perintah dari Perdana Menteri Pakistan Imran Khan.
Ribuan orang juga telah berkumpul di perbatasan sisi India - Pakistan sejak Jumat pagi untuk menyambut Abhinandan. Dia dianggap sebagai pahlawan dan jadi simbol untuk meredam ketegangan ini.