Melihat Orang Keturunan Jawa Berpolitik di Kaledonia Baru

2 Mei 2018 15:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Seiring perjalanan waktu, masyarakat keturunan Jawa di Kaledonia Baru berintegrasi dengan komunitas lain di negeri seberang Prancis itu. Dalam integrasi itu, beberapa masyarakat keturunan Jawa berhasil menunjukkan keunggulan mereka sehingga dalam beberapa kesempatan dipercaya mengemban jabatan penting, salah satunya adalah menjadi wali kota.
ADVERTISEMENT
Masyarakat keturunan Jawa di Kaledonia Baru, pulau di barat daya Samudra Pasifik atau di sisi timur Australia itu, memiliki tempat spesial di hati para pemerintah perwakilan Prancis maupun pemerintah Kaledonia Baru sendiri.
“Mereka dipuji karena kerja kerasnya, tekunnya, tidak neko-neko tadi,” sebut Widyarka Ryananta, Konsul Jenderal RI di Kaledonia Baru tahun 2014-2017, sekaligus penulis buku ‘Jejak Orang Jawa di New Caledonia’, kepada kumparan (kumparan.com) saat ditemui di kediamannya Jumat (27/4).
Widyarka Ryananta, Konjen RI untuk Kaledonia Baru. (Foto: Tomy W Utomo/ kumparan)
Selain itu, mereka juga dikenal oleh pemerintah sana sebagai masyarakat yang menyimpan sifat pemalu. Ada semacam prinsip dari masyarakat keturunan Jawa ini untuk tidak ingin dikenal. Oleh karena itu, jumlah mereka yang vokal dalam pemerintahan Kaledonia Baru belum cukup banyak saat ini.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, memang tidak dapat dimungkiri beberapa masyarakat keturunan juga ada yang memegang jabatan penting atau berpolitik.
“Tapi, seiring perjalanan waktu karena teman-teman keturunan itu mbuh aktif di kegiatan sosial kemasyarakatan di asosiasi-asosiasi yang ada tampaknya dilihat oleh partai politik setempat. Karena melihat potensi kita ada, sehingga para tokohnya ini diajak untuk bergabung aktif di berpolitik,” cerita Widyarka.
Selain itu, dukungan dari masyarakat keturunan Jawa untuk anggotanya tampil di kancah perpolitikan juga bisa dibilang cukup tinggi.
Salah satu orang keturunan Jawa yang aktif berpolitik adalah perempuan bernama Corinne Voisin. Dia saat ini sudah memasuki periode kedua (8 tahun) menjabat sebagai Wali Kota La foa, sebuah kota di tengah sedikit ke selatan Kaledonia Baru.
Corinne Voisin, Walikota La Foa keturunan Jawa (Foto: Dok. Corinne Voisin)
“Itu menjadi wali kota karena awalnya tumbuh dari komunitas masyarakat kita yang akhirnya di-support betul oleh masyarakat Jawa di sana sehingga jadi. Tapi memang tidak bisa dimungkiri bahwa beliau sendiri juga punya kapasitas dan kapabilitas,” lanjut cerita Widyarka.
ADVERTISEMENT
Sebelum mantap menjadi wali kota, Voisin mengenyam pendidikan pertanian di Prancis. Ilmu yang dibawanya itu menjadi bekal ketika dia terpilih menjadi Wali Kota La Foa. Meski mengenyam pendidikan di Prancis dan identitasnya adalah 100 persen warga negara Prancis, Voisin masih aktif dalam kegiatan asosiasi masyarakat keturunan Jawa di Kaledonia Baru.
Buku-buku tentang Kaledonia Baru. (Foto: Tomy W Utomo/ kumparan)
Lain halnya dengan Voisin, ada juga masyarakat keturunan Jawa yang menjadi anggota kongres, yaitu perempuan bernama Rusmaeni. Dia sendiri, di samping aktif berpolitik juga turut mengembangkan kesenian Jawa di Kaledonia Baru.
“Itu juga aktif di persatuan masyarakat Indonesia dan keturunannya sehingga akhirnya didukung masyarakat di sana,” kata Widyarka.
Menurut Widyarka, walaupun berasal dari komunitas keturunan Jawa, baik Voisin maupun Rusmaeni juga memperjuangkan aspirasi dari masyarakat etnis di luar Jawa.
ADVERTISEMENT
“Tentu wakil-wakil mereka ini menjadi wakil komunitas kita juga tidak hanya melulu membawa aspirasi masyarakat keturunan kita tapi juga komunitas yang lain,” tutur Widyarka.
Masyarakat keturunan Jawa di Kaledonia Baru (Foto: Dok. Widyarka Ryananta)
Widyarka sendiri sempat berpesan kepada para pejabat keturunan Jawa itu untuk mengajak anggota komunitasnya agar lebih tampil. Apalagi saat ini dari segi kualitas masyarakat keturunan Jawa di Kaledonia Baru bisa dikatakan cukup bersaing.
“Karena adik-adik generasi muda kita ini sudah well educated banyak yang sudah sampai pendidikan S2 bahkan sudah ada yang S3 doktor. Rasanya sudah saatnya keturunan Indonesia di New Caledonia untuk bisa lebih tampil,” pikir Widyarka.
“Sekarang memang bisa dikatakan belum banyak, di anggota kongresnya ada 2 dan wali kotanya ada 2, wakil wali kota satu. Yang lain aktif di swasta, Ada yang dokter ada yang dosen, ada yang guru, banyaklah,” pungkas Widyarka.
Hasil kesenian masyarakat Kaledonia Baru. (Foto: Tomy W Utomo/ kumparan)
ADVERTISEMENT