Memahami Hubungan Gempa Lombok 6,9 M dengan Gempa 7 M Sebelumnya

20 Agustus 2018 9:56 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Gempa (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Gempa (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Gempa Lombok berkekuatan 6,9 magnitudo yang terjadi pada Minggu (19/8) malam merupakan jenis gempa baru. Ada beberapa fakta yang perlu dipahami dari jenis gempa baru tersebut.
ADVERTISEMENT
"Dengan memperhatikan lokasi episenter gempa yang terletak di ujung timur Pulau Lombok diikuti oleh sebaran episenter gempa yang mengikutinya dan membentuk episenter dengan sebaran ke arah timur hingga sebelah utara Sumbawa Barat, maka dapat disimpulkan gempa tersebut merupakan aktivitas gempa baru yang berbeda dari gempa sebelumnya," ujar Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Daryono, dalam keterangan tertulisnya, Senin (20/8).
Daryono mengatakan, antara gempa 7,0 magnitudo yang terjadi pada 5 Agustus dengan gempa yang terjadi pada tanggal 19 Agustus, memiliki kaitan yang erat.
"Munculnya aktivitas gempa baru dengan pusat di ujung timur Pulau Lombok diduga kuat dipicu oleh trigger statis (static stress) dari rangkaian gempa-gempa kuat di Lombok berkekuatan 6,4 magnitudo, 7,0 magnitudo, dan 5,9 magnitudo yang terjadi sebelumnya," jelas dia.
ADVERTISEMENT
Rekahan batuan yang diciptakan kedua gempa tersebut masih terjadi pada satu sistem sesar yang sama, yaitu masih dalam kerangka sistem Sesar Naik Flores. Ini tempak jelas dari mekanisme pusat gempa yang terjadi.
"Dalam ilmu gempa bumi, aktivitas kedua gempa kuat semacam ini disebut sebagai gempa kembar (doublet earthquakes), mengingat kekuatannya tidak terpaut besar, lokasi dan kedalamannya yang berdekatan, serta terjadi dalam rentang waktu yang tidak terlalu lama," kata Daryono.
"Tetapi jika melihat banyaknya rangkaian gempa kuat yang terjadi maka boleh saja menyebutnya sebagai aktivitas “multi gempa” (multiplet earthquakes)," sambungnya.
Gempa susulan sejak malam hingga Senin (20/8) pagi pukul 07.00 WIB, sudah membangkitkan 88 kali gempa susulan. Sebanyak 8 gempa susulan di antaranya memiliki kekuatan signifikan dan dirasakan guncangannya oleh masyarakat.
ADVERTISEMENT
Gempa 7 maginitudo pada 5 Agustus lalu menyebabkan 469 orang tewas. Sementara pada gempa yang terjadi pada Minggu (19/8) sebanyak 4 orang korban dilaporkan meninggal dunia.