Memahami Kronologi Kontroversi Film Padmavati

26 November 2017 16:49 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Demonstrators chant slogans  (Foto: Abhishek N. Chinnappa)
zoom-in-whitePerbesar
Demonstrators chant slogans (Foto: Abhishek N. Chinnappa)
ADVERTISEMENT
Padmavati, film garapan sutradara India Sanjay Leela Bhansali, telah memantik kontroversi sejumlah kalangan, bahkan sejak proses pengambilan gambar dilakukan. Film yang mulanya akan dirilis pada 1 Desember ini terpaksa harus ditunda sampai waktu yang belum ditentukan.
ADVERTISEMENT
Hingga kini, baru trailer dan soundtrack film saja yang baru dirilis. Namun berbagai organisasi telah menuduh bahwa film Padmavati ini misrepresentasi atau keliru. Apa sebenarnya cerita dalam film Padmavati ini?
Film yang dibintangi oleh Deepika Padukone, Ranveer Singh, dan Shahid Kapoor ini terinspirasi dari sebuah puisi epik “Padmavat”. Puisi karya Malik Muhammad Jayasi pada 1540 ini bercerita tentang ratu klan Rajput, Padmavat, dan seorang penguasa muslim.
Tokoh utamanya bernama Rani Padmini, yang dikenal sebagai Padmavati, seorang ratu Rajput India yang memerintah pada abad ke 13. Padmavati menjadi subjek utama dari film terbaru besutan Bhansali ini.
Berdasarkan cerita dalam puisi Padmavat, Padmavati menjadi istri dari Ratan Sen (di legenda berikutnya disebut sebagai Rawal Ratan Singh), penguasa Rajput di wilayah Mewar. Pada tahun 1303, Sultan Alauddin Khiji, penguasa muslim Turko-Afghan dari Kesultanan Delhi, mengepung Benteng Chittorgarh di Rajputana.
ADVERTISEMENT
Invasi yang dipimpin oleh Sultan Alauddin Khilji dimotivasi oleh keinginannya untuk memperoleh Padmavati. Perang pun pecah, kedua belah pihak saling bertempur memperebutkan Rajputana.
Padmavati akhirnya melakukan jauhar atau membakar dirinya sendiri bersama seluruh perempuan lain di kota tersebut demi melindungi kehormatan sekaligus menghindari Sultan Alauddin Khilji yang ingin menangkapnya.
Film Padmavati kemudian menerima sejumlah ancaman baik dari organisasi politik maupun agama. Konten film ini dianggap keliru dalam menghadirkan sejarah India yang sebenarnya.
Bhansali dituduh memutarbalikkan fakta sejarah dengan menciptakan hubungan romantis antara Ratu Padmavati dan Sultan Alauddin Khilji. Hal itulah yang akhirnya membuat kelompok Shri Rajput Karni Sena, kelompok yang sangat gencar menolak film ini, dan masyarakat India secara umum menyerang sang sutradara serta para pemainnya.
ADVERTISEMENT
Kelompok Shri Rajput Karni Sena, sebagai kelompok yang merasa bagian dari sejarah Rajput, menilai cerita dalam film Padmavati melukai mereka.
Mereka terganggu dengan adanya adegan romantis antara Ratu Padmavati dan Sultan Alauddin Khilji. Bagi mereka, Sultan Alauddin Khilji seharusnya digambarkan sebagai sosok yang jahat dan menodai kesucian Ratu Padmavati yang dihormati masyarakat India
Film ini juga dianggap telah menodai sejarah masyarakat Hindu. Puncaknya adalah ketika kepala aktris Deepika Padukone dan sutradara Bhansali diancam untuk dipenggal dengan sejumlah bayaran. Ancaman pemenggalan kepala itu diumumkan oleh Surajpal Amu, koordinator media partai Bharatiya Janata Party (BJP), partai yang berkuasa di India.
Kalangan sejarawan dan aparat kepolisian mengatakan bahwa aksi protes yang dilakukan sejumlah pihak merupakan aksi yang absurd dan tidak beralasan. Hal ini karena sosok Padmavati itu sendiri dianggap tidak benar-benar nyata dan hanyalah imajinasi penyair semata.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu, aksi protes yang ada pun mendapat kritik dari berbagai pihak. Sayangnya, aksi protes dan penolakan ini terus meluas hingga memaksa pemutaran film Padmavati pun ditunda.
Dikutip dari Indianexpress.com, kumparan (kumparan.com) mencoba merangkum lini masa kontroversi yang telah menghantui film Padmavati sejak awal proses pembuatannya.
Kecelakaan pada set film
Seorang pelukis mengalami kecelakaan di set film. Ia terjatuh dari ketinggian sekitar 5 kaki pada Desember 2016. Nyawanya tak tertolong.
Bhansali telah memberi kompensasi atas kecelakaan tersebut. Deepika kemudian mengungkapkan kesedihannya atas meninggalnya sang pelukis.
Vandalisme pada lokasi syuting di Jaipur
Pada Januari 2017, lokasi syuting film Padmavati di Benteng Jaigarh, Jaipur, dirusak oleh anggota kelompok kasta Rajput Karni Serna. Mereka menyatakan protes pada sang sutradara, Sanjay Leela Bhansali.
ADVERTISEMENT
Protes dilakukan karena Bhansali dianggap salah dalam merepresentasikan sejarah dalam film. Adanya adegan romantis antara Rani Padmavati dan Sultan Allaudin Khilji dianggap telah menghina masyarakat Hindu.
Kelompok yang paling gencar dalam meneriakkan aksi protes terhadap film ini kemudian datang dalam jumlah yang besar dan mulai bersikap kasar terhadap Bhansali. Meski tim film telah berusaha melindungi Bhansali, massa terus mengumbar amarahnya. Mereka menampar dan menganiaya Bhansali.
Tak hanya Bhansali yang menjadi target amuk mereka, peralatan di lokasi syuting pun dirusak dan dibanting ke tanah. Insiden ini menyebabkan proses pengambilan gambar tertunda hingga beberapa hari.
Vandalisme pada lokasi syuting di Kolhapur
Lokasi syuting Padmavati sekali lagi dirusak. Peristiwa kali ini terjadi malam hari pada bulan Maret di dataran tinggi Kolhapur Masai.
ADVERTISEMENT
Lokasi syuting dibakar. Saat itu terdapat hewan-hewan di lokasi kejadian yang akhirnya ikut terluka. Sekitar 20 hingga 30 orang massa dipersenjatai oleh bom bensin, batu, dan lathi--sejenis tongkat bela diri khas India--sebelum mencapai lokasi
Mereka, yang diketahui masih berasal dari kelompok Rajput ini, membakar makanan hewan dan kostum-kostum yang ada di set film. Dalihnya sama, persoalan adegan romantis yang sebelumnya telah dibantah oleh sang sutradara.
Padmavati’s Kolhapur sets 1 (Foto: -)
zoom-in-whitePerbesar
Padmavati’s Kolhapur sets 1 (Foto: -)
Padmavati’s Kolhapur sets 2 (Foto: -)
zoom-in-whitePerbesar
Padmavati’s Kolhapur sets 2 (Foto: -)
Perilisan poster pertama
Pada September 2017, poster yang menampilkan aktris Deepika Padukone dirilis.
Kelompok Rajput Karni Sena lalu membakar poster-poster film Padmavati di Jaipur dan meneriakan penolakan terhadap Bhansali. Narain Singh Divrala, katua bagian Rajput Karni Sena distrik Jaipur berkata, “Kami menginginkan Bhansali untuk menunjukkan film kepada komite inti dari Shri Rajput Karni Sena dan beragam organisasi, termasuk sejarawan, sebelum merilis film tersebut.”
ADVERTISEMENT
“Sebelum hal itu dilakukan, kami tidak akan memperbolehkan film untuk dirilis. Jika komite inti dari Karni Sena dan sejarawan tidak memiliki masalah dengan konten film tersebut, maka kami akan memperbolehkan pemutaran film terjadi,” tegas Divrala selanjutnya.
Poster film Padmavati (Foto: -)
zoom-in-whitePerbesar
Poster film Padmavati (Foto: -)
Ancaman pembakaran bioskop
Anggota kelompok Rajput yang lain, Jai Rajputana Sangh, mengatakan bahwa mereka tidak akan menoleransi segala bentuk distorsi fakta sejarah yang ada. Jika tetap ada hubungan romantis antara Rani Padmavati dan Sultan Allaudin Khilji, maka mereka akan membakar bioskop-bioskop yang menayangkan film Padmavati.
Akan tetapi, Smriti Irani, menteri informasi dan penyiaran India, memberi jaminan pada Bhansali bahwa pemutaran film akan tetap dilakukan tanpa ada masalah.
Preman menghancurkan rangol
Sebuah rangoli, karya seni dari beras atau tepung warna-warni dan kelopak bunga, bergambar karakter Padukone di film Padmavati dihancurkan oleh sekelompok preman. Peristiwa perusakan karya seni dari Karan K ini terjadi pada bulan Oktober.
ADVERTISEMENT
Bharatiya Janata Party (BJP) mengumumkan penundaan sementara perilisan film
Setelah aksi protes terus menerus digencarkan oleh kelompok Rajput Karni Sena, perilisan film ini akhirnya ditunda.
BJP, partai berkuasa di India, menulis permohonan kepada Komisi Pemilihan dan Lembaga Sertifikasi Film serta pemerintah pusat untuk sementara menangguhkan perilisan film. Hal itu ditujukan agar tak menyinggung dan menyulut lebih lanjut sentimen masyarakat India.
Perilisan film Padmavati ini ditunda sampai isu yang ada bisa diselesaikan.
Jalanan ditutup sepanjang Chittorgarh, Rajashtan
Ratusan massa turun dan menutup jalan di sepanjang kota Chittorgarh, Rajashtan, pada 3 November 2017. Mereka meneriakkan protes melawan perilisan film drama historis epik yang disutradarai oleh Bhansali.
Di Chittorgarh, seluruh sekolah, pasar, dan toko obat menutup gerainya sebagai bagian dari aksi protes, didukung oleh kelompok Rajput Karni Sena. Aksi protes masih meneriakkan hal yang sama: menolak adanya adegan romantis--yang diklaim mereka namun dibantah sutradara--antara Ratu Padmavati dan Sultan Alauddin Khilji.
ADVERTISEMENT
Distributor mulai mundur
Aksi protes yang semakin intens terjadi membuat beberapa pihak distributor mulai ‘kabur’ dari film ini.
“Kami tidak ingin terlibat dalam kontroversi ini, perusahaan kami telah memutuskan untuk tidak terlibat dalam film hingga kontroversi terselesaikan,” jelas Raj Bansal, distributor film dari Rajashtan.
“Tidak ada kolegaku yang mau menerima film ini. Mungkin memang masih ada waktu untuk menyelesaikan kontroversi, tapi (kontroversi) ini terus berkembang ke Gujarat, Maharashtra,” ujarnya kemudian.
Permintaan Pencekalan Secara Nasional Terhadap Padmavati
Shri Rajput Sabha, anggota komite inti dari kelompok Rajput, juga menuliskan surat kepada Perdana Menteri Narendra Modi. Ia meminta adanya pencekalan secara nasional terhadap film Padmavati.
Mereka juga mengajukan gugatan hukum melawan Bhansali dan menyebutnya sebagai pelaku kriminal.
ADVERTISEMENT
Ujjain MP Chintamani Malviya, anggota kelompok Rajput, menulis di laman Facebook-nya bahwa, “Orang-orang seperti Bhansali tidak memahami bahasa lain. Ia hanya mengerti bahasa sepatu (bahasa kampung). Negara ini tidak akan menodai kehormatan Rani Padmavati. Kami tidak akan menoleransi segala distorsi dari sejarah kami. Keterbelakangan mental dari Bhansali tidak akan ditoleransi atas nama kebebasan berekspresi.”
Mahkamah Agung menolak petisi penolakan film Padmavati
Mahkamah Agung menolak petisi untuk mencekal perilisan film Padmavati. Pengadilan tinggi sendiri mengatakan bahwa Central Board of Film Certification (CBFC) akan mempertimbangkan semua aspek sebelum memberikan sertifikat ke film apapun. Oleh karena itu, pengadilan tidak boleh melakukan intervensi di wilayah yurisdiksi Dewan Sensor.
Pemerintah Rajashtan untuk menonton film
Menteri Pemerintahan Rajashtan Gulab Chan Kataria membentuk tim panel untuk menonton Padmavati. Ia mengatakan bahwa, “Komite saya akan mempelajari poin-poin yang dianggap berbeda dari sejarah dalam film tersebut dan melaporkan hasilnya. Hal ini akan menunjukkan mengapa orang-orang bisa marah.”
ADVERTISEMENT
Aksi Protes di Haryana
Di Sirsa, patung Bhansali dibakar oleh anggota kelompok Rajput. Ketua klan Rajput, Karni Serna mengatakan kepada The Indian Express bahwa,”Cerita dan fakta yang menyimpang telah ditunjukkan dalam film. kami juga menolak penamaan judul dari film itu sendiri. Film tersebut tidak seharusnya dinamai Padmavati.”
Haryana melakukan penolakan terhadap film
Politisi partai BJP Haryana, Anil Vij, mengatakan bahwa pemerintah telah meminta pelarangan terhadap film Padmavati. Mereka akan mengajukan penolakan tayangnya film Padmavati terhadap Central Board of Film Certification (CBFC).
Ia secara tegas menyatakan bahwa, “Pembunuhan karakter terhadap Padmavati tidak akan ditoleransi dalam level apapun.”
Keluarga Kerajaan Mewar Melakukan Penolakan Terhadap Film
Maharajkumar Vishvaraj Singh dari keluarga kerajaan Mewar menulis surat kepada Menteri Informasi dan Penyiaran Smriti Irani dan petinggi Dewan Sensor, Prasoon Joshi, untuk menahan sertifikasi terhadap film Padmavati.
ADVERTISEMENT
Aksi Protes di Gandhinagar dan Surat
Anggota kelompok Rajput kembali mengadakan aksi protes di Gandhinagar dan Surat, mencari penolakan terhadap perilisan film Padmavati. Menurut Mansing Rathod, kepala Rajput Karni Sena unit Gujarat, Bhansali telah “mendistorsi fakta sejarah dengan film.”
Ia menambahkan bahwa film Padmavati tidak seharusnya dirilis di mana pun di seluruh penjuru India.
Penolakan di Karnataka
Kelompok Rashtriya Rajput Karni Sena mengingatkan bahwa film Padmavati tidak akan diperbolehkan untuk dirilis di Karnataka.
Uday Singh, anggota dari kelompok Rajput, mengatakan bahwa Central Board of Film Certification (CBFC) seharusnya tidak meloloskan film Padmavati karena melukai sentimen masyarakat India.
Pihak film terbuka untuk melakukan proses screening
Ajit Andhare, Chief Operating Officer dari Viacom18 Motion Pictures, perusahaan yang memproduksi fim Padmavati, mengatakan bahwa mereka terbuka untuk melakukan screening atau pemutaran fim kepada organisasi politik maupun agama setelah mendapat lampu hijau dari Central Board of Film Certification (CBFC).
ADVERTISEMENT
Bioskop divandalisasi di Kota
Anggota kelompok Rajput Karni Sena melakukan vandalisme pada bioskop di Kota. Para aktivis itu merasa marah terhadap pemutaran teaser film Padmavati di bioskop.
Menurut laporan, sebanyak 8 orang pelaku vandalisme telah ditangkap oleh aparat kepolisian setempat.
Bhansali menerima pengamanan dari pihak kepolisian
Akibat dari banyaknya ancaman yang datang, sutradara film Padmavati, Sanjay Leela Bhansali akhirnya mendapat perlindungan pihak kepolisian.
Karni Sena Meminta Pemogokan Massal
Kelompok Rajput Karni Sena meminta adanya pemogokan massal di seluruh pelosok India pada 1 Desember mendatang.
Tanggal tersebut adalah tanggal rilis Padmavati. Founder dari kelompok Rajput Karni Sena, Lokendra Singh Kalvi, meminta Perdana Menteri Narendra Modi untuk melakukan intervensi terhadap isu ini.
ADVERTISEMENT
Ancaman lain bagi Bhansali
Ram Kadam, anggota dari partai BJP, mengatakan bahwa ia tidak akan membiarkan Bhansali membuat film lagi di masa mendatang jika ia tidak menghapus adegan yang diprotes dari film Padmavati.
Ram Kadam yang juga mengepalai Film Studio Setting dan Allied Majdoor Union--organisasi film di India-- meminta adanya pencekalan dari film, jika diperlukan.
Rajput Karni Sena mengancam akan memotong hidung Deepika Padukone
Mahipal Singh Makrana dari kelompok Rajput Karni Sena mengancam akan memotong hidung aktris pemeran Padmavati, Deepika Padukone, jika film tetap dirilis.
Kelompok pemrotes Padmavati menghalangi turis ke Benteng Chittorgarh
Para kelompok pemrotes memblokade pintu masuk ke benteng Chittorgarh yang terkenal sebagai pusat destinasi turis.
Hadiah 5 Crore Rupee bagi mereka yang dapat memenggal kepala Deepika Padukone dan Sanjay Leela Bhansali
ADVERTISEMENT
Surajpal Amu, koordinator media dari BJP, mengumumkan ‘sayembara’ bagi mereka yang dapat memenggal kepada Deepika Padukone dan Sanjay Leela Bhansali akan dihadiahi 5 crore rupee atau setara dengan Rp 10 miliar.
Pembuat film mengonfirmasi penundaan film Padmavati
Bhansali mengumumkan bahwa perilisan film Padmavati secara resmi telah ditunda sampai waktu yang belum dapat ditentukan.
Tim pembuat film Padmavati menerima protes dari sejumlah organisasi di seluruh pelosok negeri. Proses penangguhan film ini merupakan tindakan sukarela yang mereka lakukan.
Apakah film Padmavati masih memiliki kesempatan untuk tayang di masa depan?