Mendagri soal Intimidasi di CFD: Jangan Memasung Kebebasan Berpolitik
ADVERTISEMENT
Peristiwa intimidasi akibat perbedaan pandangan politik yang terjadi di arena car free day (CFD) Jakarta menjadi pembicaraan publik. Mendagri Tjahjo Kumolo mengaku prihatin terhadap kejadian tersebut.
ADVERTISEMENT
Dia mengatakan, seharusnya setiap masyarakat saling menghargai perbedaan pandangan politik . Tjahjo menegaskan setiap masyarakat memiliki hak untuk menentukan pilihannya.
"Saya kira tidak boleh ada perorangan atau kelompok yang menekan perorangan atau kelompok untuk mengikuti apa yang dia mau. Ini kan memasung kebebasan orang bersikap berpolitik," ujar Tjahjo di Istana Negara, Jakarta, Jumat (4/5).
Menurutnya, perbedaaan merupakan hal yang pasti. Sebab, kata dia, dalam satu keluarga saja bisa berbeda untuk masalah pilihan politik. Oleh karena itu, ia berharap masyarakat dapat saling menghargai.
Tjahjo juga berharap kejadian di CFD tersebut tak terulang kembali. "Kejadian di Jakarta (CFD) kemarin saya kira itu budaya politik yang tidak beretika," tegasnya.
Diketahui, ada dua kelompok yang ikut dalam kegiatan car free day (CFD) pada Minggu (29/4). Dua kelompok itu adalah #2019GantiPresiden dan #DiaSibukKerja.
ADVERTISEMENT
Tiba-tiba, puluhan massa mengerumuni seorang ibu yang diketahui bernama Susi Ferawati, sedang berjalan dengan anak laki-lakinya. Di antara massa itu meneriakkan kata-kata intimidatif ke arah ibu. Tak hanya itu, beberapa di antara massa itu juga ada yang menyodorkan lembaran uang layaknya hendak menyawer biduan.