Mendagri soal UU Antiterorisme: Singkirkan HAM, Keamanan yang Penting

14 Mei 2018 15:03 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mendagri Tjahjo di Rakornas Desa (Foto: Humas Kemendagri)
zoom-in-whitePerbesar
Mendagri Tjahjo di Rakornas Desa (Foto: Humas Kemendagri)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Rentetan aksi bom bunuh diri yang terjadi di Jawa Timur mendorong revisi Undang-undang (RUU) Antiterorisme yang tengah dibahas di Panja agar segera disahkan. Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mendorong revisi agar segera direalisasikan.
ADVERTISEMENT
Tjahjo mendesak Panja untuk mengesampingkan nilai-nilai HAM, dan mengutamakan stabilitas serta keamanan negara.
“Singkirkanlah HAM, keamanan yang penting, stabilitas yang penting. Menurut saya, sudahlah. Kalau kita dikit-dikut takut HAM tapi stabilitas keamanan tidak terjaga gimana?” kata Tjahjo di kantornya, Jalan Medan Merdeka Utara, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (14/5).
Menurut dia, keamanan negara lebih penting diutamakan ketimbang mengedepankan prinsip HAM dalam menangani dan memberantas aksi terorisme.
“Yang penting kita aman, stabil. Jangan dikit-dikut dihantui oleh HAM,” tuturnya.
Tjahjo mengatakan, sejumlah negara maju mengedepankan stabilitas dan keamanan negara dalam meredam aksi teror. Maka, kata dia, revisi UU Antiterorisme menjadi penting sebagai payung hukum untuk menindak dan meredam aksi terorisme di Indonesia.
ADVERTISEMENT
“Karena, kalau kita simak di negara-negara maju pun faktor stabilitas dan keamanan (utamanya). Payung hukum ini penting. Presiden sudah mengisyaratkan kalau ini berlarut-larut akan mengeluarkan Perppu,” pungkasnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyatakan siap menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) apabila pengesahan RUU Antiterorisme tidak segera dilakukan.
"Kalau nantinya di bulan Juni, di akhir masa sidang ini belum segera diselesaikan, saya akan keluarkan Perppu," kata Jokowi di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat.
Sebagaimana diketahui, bom meledak di 3 gereja, yaitu Gereja Santa Maria Tak Bercela, GKI Diponegoro, dan GPPS Arjuna pada Minggu kemarin. Sebanyak 13 orang meninggal dunia dan 43 orang menderita luka-luka.
Sementara dalam aksi bom bunuh diri di Polrestabes Surabaya pagi ini, sebanyak 10 orang terluka yang terdiri dari petugas kepolisian dan masyarakat sipil.
ADVERTISEMENT