Menengok ke Dalam Perpustakaan Nasional Tertinggi Sedunia di Jakarta

14 September 2017 15:28 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gedung Baru Perpustakaan Nasional RI (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Gedung Baru Perpustakaan Nasional RI (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pagi tadi baru saja Presiden Joko Widodo meresmikan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas). Perpustakaan ini disebut Jokowi sebagai tertinggi di dunia karena memiliki 27 lantai.
ADVERTISEMENT
Perpustakaan Nasional terletak di Jalan Medan Merdeka Selatan 11, Jakarta Selatan. kumparan (kumparan.com), Kamis (14/9), berkesempatan untuk melihat-lihat ke dalam perpustakaan tersebut.
Begitu masuk ke dalam perpustakaan, pengunjung akan disuguhi foto-foto para presiden Republik Indonesia. Letaknya di lantai satu Perpusnas. Tidak hanya itu saja, di samping masing-masing foto presiden itu ada kotak kaca yang di dalamnya ada buku-buku tentang mereka.
Isi Gedung Baru Perpustakaan Nasional RI (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Isi Gedung Baru Perpustakaan Nasional RI (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
Pengunjung juga bisa melihat lukisan Bung Karno dan Bung Hatta serta tokoh-tokoh pahlawan nasional lainnya di lantai satu. Masih di lantai satu, pengunjung juga bisa melihat rak buku yang menjulang tinggi hingga ke atap Perpusnas.
Menurut salah seorang petugas Perpusnas Agus Sutoyo, rak buku tersebut menyimpan berbagai macam buku dari berbagai zaman dan juga berbagai jenis genre.
ADVERTISEMENT
Suasana sejuk pun terasa di dalam Perpusnas ini karena pendingin ruangan bekerja optimal. Setelah puas ke lantai satu, Agus Sutoyo yang kemudian mendampingi kumparan berkeliling Perpusnas, mengajak ke lantai 21.
Isi Gedung Baru Perpustakaan Nasional RI (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Isi Gedung Baru Perpustakaan Nasional RI (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
Di lantai itu terdapat ruang baca untuk kategori umum. Jadi semua buku bacaan untuk berbagai jenis usia ada di lantai 21. Lantai 21 juga disebut sebagai monograf terbuka.
Monograf terbuka berarti buku bacaan di ruang baca itu bisa dipinjam dan dibaca. Ruang baca di lantai 21 cukup nyaman, selain ada meja baca, pengunjung yang hendak membaca buku juga bisa membaca sambil tiduran di kursi malas yang disediakan.
Puas di lantai 21, kumparan lalu diajak naik ke lantai 24. Nah, di lantai ini, pengunjung bisa baca buku sambil menikmati indahnya pemandangan Monumen Nasional. Jadi, Perpustakaan Nasional menyediakan tempat duduk di teras depan di lantai 24 untuk membaca sambil memandangi Monas.
Rak buku di Perpustakaan Nasional (Foto: Rina Nurjanah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Rak buku di Perpustakaan Nasional (Foto: Rina Nurjanah/kumparan)
Oh ya, sebelum pengunjung puas membaca di berbagai ruang baca di Perpustakaan Nasional, kamu wajib memiliki kartu Perpustakaan Nasional terlebih dahulu. Kamu bisa mendaftar di lantai dua.
ADVERTISEMENT
Prosesnya cepat, kamu cukup memasukkan data ke komputer yang telah disediakan, lalu setelah itu akan muncul nomor antrean. Kemudian nomor antrean kamu dibawa ke meja counter.
Petugas di meja counter lalu minta Anda untuk bersedia difoto untuk kepentingan pembuatan kartu. Prosesnya cepat, tidak sampai 5 menit langsung jadi.
Kembali ke ruang baca tepatnya di lantai 24, di ruang baca itu disediakan juga spot adem bagi kamu yang ingin baca buku namun tetap mau melihat Monas. Spot baca tersebut adanya di pojok ruangan sebelah kiri dari pintu masuk.
Gedung Baru Perpustakaan Nasional RI (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Gedung Baru Perpustakaan Nasional RI (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
Ruang baca di lantai 24 ini menyimpan buku-buku Nusantara. Jadi semua buku cerita yang berasal dari daerah di Indonesia, semua ada di ruangan ini. Setelah itu, sebelum keluar dari Gedung Perpustakaan Nasional, Agus Sutoyo mengajak kumparan ke lantai 7.
ADVERTISEMENT
Lantai 7 ini merupakan lantai yang ada ruang baca untuk anak-anak serta ruang baca untuk penyandang cacat dan disabilitas. Untuk ruang baca anak, konsep ruangannya pun dibikin semenarik mungkin. Banyak boneka, kemudian permainan anak seperti congklak, serta lukisan Si Unyil di dinding ruang baca.
Jokowi dan kartu keanggotaan Perpusnas (Foto: Setkab.go.id)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi dan kartu keanggotaan Perpusnas (Foto: Setkab.go.id)
Tidak hanya itu, terdapat pula mainan kuda-kudaan. Jadi diharapkan anak-anak bisa membaca sekaligus bermain di ruangan itu. Sementara di ruang baca disabilitas, setiap rak buku terdapat buku bacaan dengan tulisan huruf braille.
"Bila pengunjung ingin ke Perpustakaan Nasional, kita buka setiap hari. Jam bukanya kalau Senin sampai Jumat itu pukul 07.30 WIB sampai pukul 18.00 WIB. Sementara, Sabtu sampai Minggu, bukanya tetap sama namun sampai jam 16.00 WIB saja," kata Agus Sutoyo.
Gedung Baru Perpustakaan Nasional RI (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Gedung Baru Perpustakaan Nasional RI (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
"Kita tidak membatasi orang kalau mau ke Perpustakaan Nasional pakai baju apa atau celana apa saja. Yang penting sopan. Setiap lantai kami ada petugas keamanan yang akan menjaga ketertiban ruang baca," lanjut dia.
ADVERTISEMENT
Perpustakaan Nasional ini baru dibuka untuk umum pada 9 Oktober mendatang.
Gedung Perpusnas RI (Foto: Yudhistira Amran/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Gedung Perpusnas RI (Foto: Yudhistira Amran/kumparan)