Menguak Tabir Pembunuhan Penari di Blitar

6 April 2019 6:22 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Budi Hartanto, korban mutilasi di Blitar, Jawa Timur. Foto: JatimNow
zoom-in-whitePerbesar
Budi Hartanto, korban mutilasi di Blitar, Jawa Timur. Foto: JatimNow
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Polda Jatim memeriksa sejumlah saksi dalam kasus mayat penari yang ditemukan dalam koper di Blitar, yang diketahui bernama Budi Hartanto (28). Salah satunya adalah seorang PNS asal Nganjuk yang pernah berhubungan dekat dengan korban.
ADVERTISEMENT
"Kita sudah periksa itu alibinya, ternyata bukan. Walaupun yang bersangkutan seorang laki-laki, memang sudah pernah berhubungan dengan yang bersangkutan," kata Kabid Humas Polda Jawa Timur Kombes Pol Frans Barung Mangera di Mapolda Jawa Timur, Jumat (5/4).
"Sekarang kita kerucutkan kembali dari 14 saksi yang sudah kita periksa. Kami berkeyakinan bahwa kami menghilangkan motif perampokan atau curasnya dan kami menghilangkan motif ekonomi dari kasus ini. Kita masuk kepada hal yang berkaitan dengan asmara," kata Barung.
Kombespol Frans Barung Mangera. Foto: Phaksy Sukowati/kumparan
Dari hasil pemeriksaan sementara, polisi berkesimpulan bahwa saksi ini tak tersangkut dalam kasus tersebut. Meski begitu pemeriksaan terus berlanjut.
"Alibinya yang sudah kami periksa pada jam di hari kematian korban, ini tidak tersangkut kepada bersangkutan. Tapi tidak menutup kemungkinan akan terus kita gali," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu saat ditanya awak media apakah kasus pembunuhan ini terkait hubungan asmara sesama jenis, Barung membenarkan hal itu.
Mayat pria dalam koper gegerkan warga Blitar, Rabu (3/4). Foto: Jatim Now
"Ke arah situ (hubungan sesama jenis-red) ya, ke arah situ," ujarnya.
Semasa hidupnya, korban memang dikenal memiliki gestur tubuh gemulai. Salah satu kemenakan Budi, Surahmat, membenarkan hal tersebut.
“Budi mbanceni (gemulai; red), tapi orangnya baik, ramah dengan warga, supel bergaul, dan baik dengan orang tua,” kata Surahmat kepada sejumlah wartawan di Rumah Sakit Umum Mardi Waluyo Blitar beberapa waktu lalu saat menunggu jenazah.
Budi terakhir kali terlihat oleh teman-temannya saat berlatih dance di Sanggar CK Dancer Kediri di kawasan GOR Jayabaya. Ia berlatih bersama keempat temannya, sebelum akhirnya pamit keluar sekitar pukul 22.00 WIB.
Ilustrasi mayat penari tanpa kepala di Kediri. Foto: Basith Subastian/kumparan
Sekitar pukul 24.00 WIB, keempat teman korban menyudahi latihan dan mencoba menghubungi korban, namun tidak bisa. Baru keesokan harinya, korban ditemukan tewas di dalam koper.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan hasil pemeriksaan di laboratorium forensik Polda Jatim, ada sejumlah tanda-tanda yang berkaitan dengan orientasi seksual korban. Selain itu, ditemukan pula luka sayatan dari lebih dari satu senjata.
Sementara berdasarkan hasil olah TKP, polisi juga menduga pelaku pembunuhan lebih dari satu orang. Selain memburu pelaku, saat ini polisi juga masih mencari keberadaan kepala korban yang belum ditemukan.