news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Mengungkap Fakta Pria yang Dipukuli Oknum Polisi Seperti di Video

26 Mei 2019 6:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana lokasi yang diduga tempat merekam pengeroyokan pemuda di Kampung Bali, Jakarta Pusat. Foto: Muhammad Lutfan Darmawan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana lokasi yang diduga tempat merekam pengeroyokan pemuda di Kampung Bali, Jakarta Pusat. Foto: Muhammad Lutfan Darmawan/kumparan
ADVERTISEMENT
Aksi kericuhan di sekitar Gedung Bawaslu, Thamrin, Jakarta Pusat, menyisakan sebuah cerita pria yang dipukuli oleh beberapa oknum polisi. Kejadian itu terjadi di Kampung Bali, Tanah Abang.
ADVERTISEMENT
Dalam video yang menyebar luas di media sosial, lokasi pemukulan berada di sebuah tanah lapang, dengan pemandangan sebuah masjid berkubah emas, Masjid Al-Huda. kumparan mencoba datang ke Kampung Bali untuk memastikan titik perekaman seperti dalam video.
Video itu diambil dari sebuah lokasi parkiran di sekitar lantai 6 Thamrin Tower. Lokasinya identik, cocok. Menurut informasi yang dihimpun, lantai 4 dan 5 dijadikan tempat para anggota TNI untuk beristirahat. Namun, minimnya keterangan dari warga sekitar membuat siapa perekam video tersebut belum terungkap.
Siapa pria yang dipukul dalam video itu?
Untuk mencari tahu siapa pria yang dipukul oknum polisi dalam video yang beredar tidaklah mudah. kumparan mencoba bertanya kepada sejumlah warga di sekitar lokasi. Namun, kebanyakan dari mereka bungkam.
ADVERTISEMENT
Sewaktu mendatangi lokasi pada Jumat (24/5), kumparan berhasil menemukan satu orang yang mau bercerita. Adi namanya, ia adalah seorang tukang parkir yang biasa berjaga di sekitar lokasi kejadian. Saat itu, Adi menyebut nama korban yang dipukuli adalah Harun.
"Sebenarnya (pengurus) RW pingin ngebilangin ini warga, warga yang lain masuk (ke rumah), dia keluar, jadi gitu. Salahnya Harun ada di lokasi itu, kenalah itu akibatnya," kata dia.
Nama Harun sempat ramai karena remaja 15 tahun itu tewas diduga karena luka tembakan saat aksi kericuhan. Namun, kabar itu dibantah oleh pihak kepolisian.
"Kalau insiden meninggalnya Harun itu beda, masih kita dalami," jelas Karopenmas Mabes Polri Brigjen Dedi Prasetyo.
ADVERTISEMENT
Dedi lalu mengungkap seorang nama berinsial A, yang kemudian diketahui bernama Andriyansyah alias Andri Bibir. Siapakah Andri?
Andri merupakan salah seorang provokator dalam kerusuhan di Kantor Bawaslu. Bahkan, Andri mengakui ia adalah pria yang ada di dalam video tersebut. Saat kejadian, ia tengah melarikan diri dari kejaran anggota Brimob.
"Betul saya dan kejadian saat itu, memang pas di video itu saya sempat melarikan diri. Tapi ternyata di belakang ada sekomplotan Brimob dan saya balik kembali lagi ke lapangan itu, dan ternyata saya ditangkap," kata Andri dalam pengakuannya di sebuah video.
"Itu saya sendiri. Saya sumpah, bersumpah demi Allah itu saya. Itu saya dan saya yang mengalami itu. Kalau untuk dimintai bukti untuk pakaian atau apa, itu pakaian saya ada, cuma yang sekarang sudah diganti," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Rupanya, Andri disebut sebagai provokator karena ikut membantu massa aksi kericuhan dengan mengumpulkan batu. Ia mengaku awalnya ia hanya ikut-ikutan saja. Namun, karena terkena gas air mata, Andri sakit hati lalu mengumpulkan baru untuk dilemparkan kepada aparat kepolisian.
"Itu yang melemparkan batu kepada Bawaslu dan kepolisian itu yang bawa batu dari saya. Saya hanya melemparkan keluar dan mereka yang ambil batu-batu itu," tuturnya.
kumparan kemudian mencoba mencari keterangan lain, kali ini dari Ketua RT 02 Kampung Bali Winda Devianti. Winda membantah Andri adalah warganya.
Winda mengatakan, kampungnya memang kerap didatangi banyak orang, mulai dari serabutan hingga yang hanya menumpang tidur.
"Bukan, bukan (anak sini), saya tahu kalau anak sini," ucap Winda.
ADVERTISEMENT
Seorang warga berinisial I yang mengaku kenal Andri mengungkapkan rekannya itu biasa ngojek dan nongkrong di Kampung Bali. I juga tahu siapa saja orang-orang yang diamankan di parkiran. Selain Andri, I menyebut nama Markus, Lubis, dan Julianto.
Dari I inilah terungkap cerita lain. Bukan Andri, I malah menyebut Markus adalah orang yang dipukuli seperti dalam video. Markus adalah seorang warga yang biasa tidur di sekitar parkiran itu.
"Memang Andri jarang di situ. Kalo Markus emang tiap hari tidurnya di situ, Markus, Lubis (teman lainnya). Yang di video itu Markus, udah fixed A1 itu Markus. Pokonya anak-anak (yang) liat (video) gitu," ujar I.
I begitu yakin pria itu adalah Markus berdasarkan baju hitam dan celana pendek yang dikenakan seperti dalam video. Ditambah dari keterangan rekannya yang biasa jaga parkiran itu juga.
ADVERTISEMENT
"Itu kan banyak yang ngomong, tukang parkir resmi juga ngomong itu Markus," lanjutnya.
Andri, Markus, dan 9 Orang Lainnya Jadi Tersangka
Polisi menetapkan 11 orang tersangka atas kerusuhan saat Aksi 22 Mei. 11 orang ini dianggap bertanggungjawab atas kerusuhan yang terjadi. Salah satunya Andri Bibir.
“Pertama A, alias Andri Bibir, berperan melempar batu untuk melempar petugas dan membawa 2 jeriken air fungsinya untuk mencuci mata apabila teman-temannya kena gas air mata,” jelas Dedi.
Setiap orang memiliki peran yang berbeda-beda. Ada yang mengumpulkan batu seperti Andri, menyerang aparat keamanan dengan batu, bambu, hingga bom molotov. Ada juga yang memberikan minum dan menyiram air ke massa aksi.
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini, pihak kepolisian masih melakukan pendalaman terhadap 11 tersangka itu. Mereka akan dijerat dengan Pasal 170 dan Pasal 214 KUHP dengan ancaman 5 tahun penjara.
Ada Warga Salah Tangkap
Winda mengungkapkan pada saat polisi sweeping ke kampungnya, ada satu warga tak bersalah ditangkap. Warga itu bernama Iyo, yang sehari-hari bekerja sebagai driver ojek online.
Ketika diciduk, Iyo tengah terlelap di pangkalan ojek. Saat itu, Iyo sempat mendapat tindakan kekerasan dari pihak kepolisian.
"Cuma tukang ojek itu, dipukulin. Dibawa gitu. Kalo udah berdarah gitu diapain Kalo bukan dipukulin? Cuma banyak postingan di HP-nya itu di-share, jadi mereka (polisi) curiga," ungkap Winda.
Iyo dulu merupakan warga Kampung Bali, namun sekarang tinggal di Citayam. I lalu menceritakan sedikit kejadian saat Iyo sempat diamankan polisi.
ADVERTISEMENT
"Dia lagi tidur, kaget kebangun, ngumpet langsung ke belakang warung, eh kena, ditangkap," jelas I.