Mengunjungi Tempat Kursus Bahasa Israel Pertama di Jakarta

15 Maret 2018 11:50 WIB
comment
12
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Rumah dua lantai dengan bangunan tua itu menyambut kumparan (kumparan.com) di hari yang terik pada Rabu (14/3). Papan nama Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP) terpampang di depannya. Tepatnya rumah itu terletak dalam perumahan di bilangan Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
ADVERTISEMENT
Seorang pria berbaju oranye menuruni anak tangga dan menyapa kumparan. Dialah Sapri Sale, guru kursus bahasa Ibrani pertama di Jakarta. Iya, Anda tidak salah dengar, bahasa Ibrani, bahasa resmi Israel.
Pria 52 tahun itu membuka kursus bahasa Ibrani di ICRP sejak 5 Maret lalu. Seminggu dua kali, pada Senin dan Rabu, dan diadakan pada dua sesi, sore dan malam. Muridnya ada 17 orang.
"Kalau di ICRP ini sekitar 17 orang. Tapi saya juga punya murid di luar ICRP, komunitas yang tidak bisa saya sebutkan. Ada yang 10, 7, dan ada yang 4," kata Sapri saat berbincang dengan kumparan, Rabu (14/3).
Murid Sapri hadir dari berbagai macam usia dan latar belakang. Ada yang muda, paruh baya, dan lansia campur aduk menjadi satu. Sementara, soal latar belakang, ada Islam, Kristen, Katolik, semua belajar dalam satu bimbingannya.
Kursus bahasa Ibrani oleh Sapri Sale (Foto: Satrio Rifqi Firmansyah/kumparan)
Tidak hanya mengajar, lulusan Fakultas Sastra Arab, Universitas Al Azhar, Mesir, ini juga menerbitkan kamus pertama bahasa Indonesia-Ibrani yang dirampungkannya pada 2016. Pengetahuan soal bahasa Ibrani diperolehnya saat kuliah di Mesir, dengan rajin mengunjungi Pusat Budaya Israel.
ADVERTISEMENT
Pria yang pernah bekerja di Beirut dan New York ini berkomitmen untuk mengajarkan semua yang ia tahu soal Bahasa Ibrani kepada murid-muridnya. Namun, fokus utama dari Sapri tentang kursusnya saat ini, yaitu soal kemampuan membaca dan melafalkan aksara Ibrani.
"Nah, setelah murid-murid saya bisa membaca saya akan lanjutkan ke jenjang-jenjang berikutnya. Dan saya akan klasifikasikan dalam, kelas A, kelas A bisa ditempuh dengan dua bulan. Nanti naik ke kelas B, dia dua bulan," sebut Sapri.
"Jadi target saya itu tiga kelas, A,B,C setiap kelas itu dua jenjang, jadi ada enam jenjang, saya targetkan mereka ketika sudah lulus sudah berada di level advanced dan sudah bisa mereka belajar sendiri bahasa Ibrani," lanjut dia lagi.
ADVERTISEMENT
Oase di Padang Pasir
Bahasa Ibrani sendiri adalah bahasa Israel modern. Tak hanya itu, bahasa ini juga merupakan salah satu aplikasi penting dalam rangka memahami kajian-kajian keagamaan, sosial dan budaya Timur Tengah.
Bahasa Ibrani terbilang unik. Setelah kurang lebih 2.000 tahun menjadi bahasa mati, bahasa ini bangkit kembali sebagai bahasa ibu dan digunakan sepenuhnya dalam pergaulan sehari-hari di Israel.
Kamus bahasa Ibrani oleh Sapri Sale (Foto: Satrio Rifqi Firmansyah/kumparan)
Di satu sisi, Bahasa Ibrani juga merupakan bahasa kitabiah yang merupakan dasar keagamaan sekaligus budaya dengan pengaruh yang besar. Bahasa Ibrani pun disebut sebagai bahasa suci (Lason Haqodesh). Kesusastraannya yang sangat tinggi sebanding dengan bahasa serumpun lainnya, seperti bahasa Arab dan Aramik.
Bahasa Ibrani memang terbilang sangat jarang diajarkan di Indonesia. Itulah sebabnya kehadiran Sapri bagi murid-muridnya bak oase di tengah padang pasir.
ADVERTISEMENT
"Oh kami sudah menunggu. Kami sedang mencari guru selama sepuluh tahun tidak ada yang mengajarkan kami," ucap Sapri menirukan perkataan muridnya.
Berdasarkan informasi dari beberapa muridnya, Sapri menyebut, fenomena belajar bahasa Ibrani di Indonesia sudah ada sebelum kedatangannya.
Mereka yang penasaran dan ingin tahu betul Bahasa Ibrani mencoba belajar melalui internet, secara sembunyi-sembunyi, rahasia, dan pribadi, karena di Indonesia perkara Israel dan segala tetek-bengek-nya adalah tabu dan bercitra negatif.
"Jadi saya tidak mengajarkan mereka alfabetikal, bahkan saya langsung mengajarkan mereka grammar, tata bahasa Ibrani," kata Sapri yang terbantu dengan pengetahuan dasar muridnya soal bahasa ini.
Sapri Sale (Foto: Satrio Rifqi Firmansyah/kumparan)
Memahami Israel
Sapri mengatakan, kursus bahasa Ibrani yang diadakannya tidak lain dan bukan adalah agar warga Indonesia mengetahui lebih dalam soal masyarakat Israel sebagai penutur utama.
ADVERTISEMENT
"Saya ingin mengajak kawan-kawan di negeri ini kita mampu melihat membaca langsung negara Israel melalui literatur-literatur mereka, melalui media mereka, yang mereka tulis dalam bahasa mereka. Sehingga kita akan mengetahui mereka lebih dalam," terang Sapri.
Dia berharap pembelajaran bahasa Ibrani tidak melulu didominasi dan terbatas pada sekolah-sekolah tinggi teologi saja, namun juga bisa dinikmati oleh masyarakat awam.
"Sebagaimana fenomena yang terjadi di bahasa Arab, yang tidak hanya diajarkan di pesantren dan di universitas Islam, tapi juga di tempat-tempat kursus lainnya. Jadi sama halnya dengan kehadiran bahasa lainnya, gitu," kata dia.