news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Menhan Yakin Soenarko Tak Makar: Kalau Dongkol, Saya Tembak Kepalanya

30 Mei 2019 20:00 WIB
Menhan Ryamizard Ryacudu di Raker Komisi I DPR. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menhan Ryamizard Ryacudu di Raker Komisi I DPR. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Pertahanan Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu kembali berkomentar soal kasus yang menjerat eks Danjen Kopassus Mayjen TNI (Purn) Soenarko, atas tuduhan kepemilikan senjata ilegal diduga untuk makar.
ADVERTISEMENT
Ryamizard meyakini Soenarko yang juga juniornya di TNI AD itu tidak mungkin berniat makar, apalagi dengan menggunakan senjata untuk membunuh orang.
"Itu Soenarko itu di bawah saya dua tiga tahun, berarti lama. Dia sudah pengalaman di Papua, Timtim, Aceh, segala macam," ucap Ryamizard di Kementerian Pertahanan, Jakarta, Kamis (30/5).
Mayjen (Purn) Soenarko. Foto: Dok. kopassus.mil.id
Mantan Kepala Staf Angkatan Darat itu juga meyakini tidak mungkin ada rencana pembunuhan oleh Soenarko. Ryamizard mengaku pernah menyampaikan akan menindak langsung Soenarko jika dia berbuat onar.
"Kalau dongkol saya begini, 'entar saya gampar lu'. Sampai berapa puluh tahun enggak saya gampar kok. Saya tembak kepalanya, sudah berapa puluh tahun enggak ada saya tembak," paparnya.
ADVERTISEMENT
Ryamizard kembali menyebut keyakinannya soal senjata yang dituduhkan kepada Soenarko bukanlah selundupan, tapi rampasan. (Ryamizard memahami selundupan berarti luar negeri).
Eks Danjen Kopassus, Mayjen (Purn) Soenarko (tengah) melaporkan Pati Polri ke Irwasum, Senin (23/7). Foto: Ainul Qalbi/kumparan
"Katanya ada yang menggunakan senjata. Kalau saya lihat senjata itu dibawa dari luar negeri ya enggaklah. Saya yakin itu," tuturnya.
"Dia punya senjata merampas ya senjatanya rampasan," imbuhnya.
Menurutnya, ribut-ribut soal makar hingga pecah kerusuhan 21-23 Mei, jelas merugikan bangsa Indonesia dan menguntungkan pihak lain yang ingin ambil kesempatan.
"Kalau kita ribut ada yang ikut dompleng. Siapa lagi, ya radikal-radikal saja yang merasa antipancasila, pasti di sana. Ini yang perlu kita waspadai dan bangkit," pungkasnya.