Menkominfo: Jaringan Komunikasi di Sulteng Sudah Berfungsi 49 Persen

2 Oktober 2018 22:28 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menkominfo Rudiantara. (Foto: Jofie Yordan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menkominfo Rudiantara. (Foto: Jofie Yordan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Selain padamnya listrik, salah satu dampak dari gempa dan tsunami di Donggala dan Palu, Sulawesi Tengah yakni lumpuhnya akses komunikasi. Hal itu menyebabkan sulitnya para keluarga korban untuk menghubungi keluarganya.
ADVERTISEMENT
Menteri Komunikasi dan Informasi Rudiantara mengatakan, hingga saat ini, akses komunikasi di Sulteng sudah pulih sebesar 49 persen dari beberapa hari lalu yang sempat mati total.
“Karena utamanya karena listrik hilang pasoknya. Itu bisa dilihat pada saat hari pertama gempa, tengah malam itu (akses) hanya sekitar 13 persen. Kemudian besoknya 12 persen kemudian meningkat lagi menjadi 45 persen dan sampai hari ini 49 persen,” ujar Rudiantara di Kemenkominfo, Jakarta Pusat, Selasa (2/10).
Pantauan udara wilayah Balaroa yang hancur akibat gempa bumi, Palu, Sulawesi Tengah. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pantauan udara wilayah Balaroa yang hancur akibat gempa bumi, Palu, Sulawesi Tengah. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
Selain itu, Rudiantara juga menerangkan bahwa warga di Palu bisa menggunakan 10 WiFi milik Telkom secara gratis untuk menghubungi sanak saudaranya yang berada di luar Palu.
“WiFinya Telkom di Sulteng ada sekitar 38 yang aktif dan di kota Palu ada 10 yang gratis. Nanti kalau perlu saya kirim lokasinya, masyarakat bisa ke sana gratis karena listriknya sudah nyala,” jelas Rudiantara.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, Menkominfo masih belum bisa memastikan kapan komunikasi akan pulih sepenuhnya. Mengingat masih terbatasnya pasokan listrik yang saat ini kebanyakan masih menggunakan generator.
“Kita tunggu listrik (untuk pulih) sambil paralel menggunakan genset, sekarang genset masuk lewat Mamuju Utara, tapi itu tidak mudah. Genset kan enggak gampang, enggak bisa ditenteng, genset kan harus dibawa pake mobil besar atau pesawat dan ratusan juga nggak bisa dipakai sekaligus,” pungkasnya.