Menpar: Akses Jadi Kendala Berkembangnya Pariwisata di Yogyakarta

29 Agustus 2018 17:21 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menpar Arief Yahya di Youth x Public Figure (Foto: Helinsa Rasputri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menpar Arief Yahya di Youth x Public Figure (Foto: Helinsa Rasputri/kumparan)
ADVERTISEMENT
Setiap tahun, destinasi wisata di Yogyakarta semakin menjamur. Namun, pertumbuhan obyek wisata di Yogyakarta belum diimbangi dengan peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman).
ADVERTISEMENT
Menteri Pariwisata, Arief Yahya, mengatakan, akses masih menjadi penyebab sedikitnya wisman berkunjung ke Yogyakarta. Berdasarkan data, Yogya hanya menyumbang satu persen direct flight di Indonesia atau hanya 250 ribu direct flight sepanjang tahun lalu.
"Rumus 3 A, atraksi, akses, dan amenitas. Di Indonesia atraksi jangan khawatir karena terbaik termasuk Yogya. Masalah utama akses. Terutama di Yogja," ujar Arief dalam acara Rakorpusda bersama Bank Indonesia dengan tema "Memperkuat Sinergi dalam Akselerasi dan Pengembangan Destinasi Pariwisata Prioritas" di Hotel Royal Ambarukmo, Rabu (29/8).
Menurut Arief, bandara Bandara Adi Sutjipto saat ini sudah tidak bisa lagi menampung wisman yang terus membeludak. Untuk itu, Arief menyebut masalah akses itu akan bisa diatasi dengan adanya New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Kulon Progo.
Kawasan wisata Malioboro di Yogyakarta (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kawasan wisata Malioboro di Yogyakarta (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
"Dengan dibangunnya bandara baru kalau diluncurkan Maret (dan) April (2019) bisa 400 ribu (wisman), dan 2024 bisa 2 juta. Itu artinya akan ada devisa USD 2 miliar," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, menjelaskan, adanya bandara NYIA akan bisa mengangkat pariwisata Yogyakarta dengan pesat di dunia. Sehingga, kata Budi, Yogyakarta diharapkan bisa menyusul Bali yang setiap tahunnya dikunjungi 10 sampai 12 juta wisman.
"Pariwisata menjadi cara instan, cepat, dan murah mendapatkan devisa. Pariwisata juga berimbas pada kesempatan kerja, dan pertumbuhan ekonomi," pungkasnya.